Giring <i>'Laskar Pelangi'</i> sebelum Giring PSI
Giring saat manggung bersama Nidji (Instagram/@giring)

Bagikan:

JAKARTA - Kiprah Giring “Nidji” sebagai politikus pendatang baru bukan contoh terbaik. Pria bernama lengkap Giring Ganesha Djumaryo pernah gagal melangkah ke Senayan. Ia tak berhenti. Giring bahkan sempat berwacana mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu 2024. Kita ingat sisi Giring yang lain. Lewat lagu Laskar Pelangi sebagai mahakaryanya yang amat inspiratif.

Era 2000-an adalah masa-masa berjayanya Giring sebagai musisi dengan bandnya Nidji. Pengaruh, popularitas, hingga uang didapatnya. Namun, ibunda Giring, Irmawaty Djumaryo mengingatkan Giring supaya tak jemawa. Bersama nasihat itu sang ibu memberi sebuah buku yang mengubah hidup Giring. Buku itu adalah novel Andrea Hirata, Laskar Pelangi (2005).

Laskar Pelangi begitu menginspirasi Giring. Ia benar-benar menikmati kisah hidup Andrea Hirata (Ikal) dan sembilan anak Desa Gantung, Belitung Timur yang penuh keterbatasan. Mereka berasal dari keluarga miskin yang menempuh pendidikan di suatu sekolah minim fasilitas. Gedung sekolahnya saja hampir roboh.

Namun, mereka tetap semangat. Kesepuluh anak itu disebut Laskar Pelangi. Giring konon sampai nangis membaca Laskar Pelangi. Ia terharu. Muncul dibenaknya kemudian untuk membuat lagu tentang Laskar Pelangi.

“Saya baca (Laskar Pelangi), saya ngomong dengan anak-anak Nidji di Bali pas mau balik ke Jakarta. Nih buku kalau sampai jadi flimnya, kita nih harus yang bikin (OST) ya. Anak-anak terus begini, 'Aduh jam lima pagi bos di bandara masih aja ngomongin buku.'”

“Lucunya, dua hari kemudian Mira Lesmana (produser) nelepon. Mira menceritakan dirinya lagi menggarap film Laskar Pelangi di Belitung. Wah, saya sudah baca bukunya. Mira bilang mau enggak Nidji buatin OST-nya. And that moment. Mira enggak tahu saya baca bukunya. Saya juga enggak tahu dia buat filmnya. Jadi, semua sudah menjadi rahasia Tuhan.” ungkap Giring dalam kanal Youtube Helmi Yahya Bicara.

Giring bergerak cepat. Ia menyatakan niatan itu pada perusahaan rekaman yang menaungi Nidji, Musica Studio’s. Ide giring disetujui. Tak lama setelahnya, ketika manggung di Surabaya mereka menyempatkan menyewa sebuah studio yang disewa khusus untuk menciptakan lagu untuk film Laskar Pelangi yang tengah digarap.

Di dalam menciptakan lirik lagu itulah pikiran Giring mengingat kembali keseruan petualangan hidup Ikal, A kiong, Lintang, Kucai, Syahdan, Mahar, Trapani, Harun, Sahara, dan Borek. Karenanya, kata-kata pertama yang terpikirkan oleh Giring tak lain: Mimpi adalah kunci/ untuk kita menaklukkan dunia/ berlarilah tanpa lelah/ sampai engkau meraihnya.

Bagian yang paling sulit adalah refrain lagu. Berkali-kali Nidji bongkar pasang struktur lagu. Bahkan, penciptaan lagu mangkir sampai sebulan lebih. Penciptaan lagu mulai kelihatan hilalnya ketika Nidji manggung di Makassar. Kala itu, Giring sedang menikmati waktu kesendirian di kamar mandi. Di situlah bagian refrain lagu ditemukan Giring.

“Tiba-tiba di Makassar, di hotel saya lagi di WC, memang kalau di WC banyak inspirasi. Tiba-tiba ada satu momen di buku yang mereka lomba nari kena getah terus mereka gatal-gatal, terus mereka menang. Saya langsung mikir i think it’s good scene, pasti scene ada di film kan. Ya sudah saya langsung tulis: menarilah dan terus tertawa, walau dunia tak seindah surga. Terus habis itu langsung dapat nadanya,” kenang Giring.

Laskar Pelangi yang menginspirasi

Laskar Pelangi (Sumber: IMDB)

Tak disangka karyanya bersama Nidji berjudul Laskar Pelangi diterima publik. Kesuksesan itu bersamaan dengan tayangnya film Laskar Pelangi (2008) yang disutradarai Riri Riza dan diproduseri Mira Lesmana. Bersama filmnya, lagu Laskar Pelangi kemudian menyebar ke pelosok negeri, lewat radio, bioskop, hingga rumah-rumah.

Puncaknya lagu Laskar Pelangi memborong nominasi dan penghargaan. Tercatat, lagu Laskar Pelangi pernah memenangi penghargaan tertinggi di industri musik Indonesia, Ami Award pada 2009. Laskar Pelangi memenangi dua penghargaan sekaligus sebagai Lagu Pop Terbaik dan Karya Produksi Terbaik.

Penghargaan tertinggi dalam dunia musik bagi negara-negara serumpun (Singapura, Malaysia, dan Indonesia), Anugerah Planet Muzik 2009 juga didapat oleh Nidji. Laskar Pelangi menang sebagai Lagu Terbaik.

Sederet penghargaan itu jadi bukti bahwa Laskar Pelangi dapat diterima masyarakat luas. Laskar Pelangi tak saja jadi lagu enak didengar, tapi juga inspiratif. Semangat dan keberanian dalam lagu mengajak anak-anak Indonesia untuk berani bermimpi.

Giring Ganesha (Sumber: Wikimedia Commons)

Mantan Direktur Utama TVRI, Helmi Yahya mengamini hal itu. Baginya, Laskar Pelangi laksana lagu wajib yang harus didengarkan oleh anak-anak Indonesia supaya dapat terus melangkah, meraih mimpi dan cita-citanya.

“Di setiap acara Laskar Pelangi seperti lagu wajib. Bicara tentang mimpi, teruslah bermimpi, daripada kita terus dengerin I Have a Dream-nya Westlife terus, iya kan? Kita punya lebih (kuat pesannya). Keren banget itu,” kata Helmi Yahya.

Tiada yang salah dengan ungkapan lagu Laskar Pelangi sebagai lagu wajib anak muda. Pesan lagu yang begitu kuat ditambah dengan kemampuan Nidji membuat musik adalah muaranya. Lantaran itu suara khas Giring memberikan narasi yang kuat dalam lagu Laskar Pelangi yang menyiratkan makna untuk berani bermimpi.

Pesan itu seperti mengajak kembali kaum muda melihat bagaimana Presiden Soekarno membelah dinding penjara dengan mimpi untuk memerdekaan bangsa Indonesia. Padahal, dulu kemerdekaan Indonesia sempat dianggap mitos belaka. Dan Soekarno mendobraknya.

“Sayup tetapi pasti terdengar lagu 'Laskar Pelangi' berkumandang berulang di banyak stasiun radio dan televisi. Lagu yang diciptakan dengan harmonisasi komposisi musik dan narasi yang sangat luar biasa dibesut grup Nidji yang memang sedang populer. Dilhami novel karya Andrea Hirata, ‘Laskar Pelangi.’ Lagu yang begitu menyemangati ini mérupakan soundtrack film layar lebar dengan judul sama karya Riri Riza dan Mira Lesmana. Perhatikan kekuatan dahsyat melalui yang terurai dalam liriknya... Luar biasa! Mudah-mudahan ini bisa menjadi inspirasi dan 'memaksa Anda Menjadi Guru Sejati!,” tutup M. Gorky Sembiring dalam buku Menjadi Guru Sejati (2009).

*Baca Informasi lain soal SEJARAH atau baca tulisan menarik lain dari Detha Arya Tifada.

MEMORI Lainnya