JAKARTA - Pada 22 April 1983, majalah Jerman Barat, Stern mengklaim telah menemukan 60 jilid buku harian tulisan tangan Adolf Hitler. Tulisan yang sebelumnya tidak dikenal siapa pemiliknya itu lalu dipublikasikan pada 25 April 1983.
Mengutip New York Times, Stern menyatakan tulisan itu ditulis dari 1932 hingga 1945. Tetapi dikatakan, ''ahli tulisan tangan dan sejarawan yang terkenal secara internasional'' telah memelajari buku harian dan dua jilid tulisan lainnya.
Terdapat kata-kata yang terkait dengan penerbangan ke Inggris pada 1941 dari Rudolf Hess, wakil Adolf Hitler. Di sisi lain, tidak sedikit juga pakar yang meragukan keaslian semua dokumen itu.
Para ahli ini belum melihat dokumen tersebut. Tetapi mereka memelajari bidang tersebut selama bertahun-tahun. Stern, majalah mingguan yang mengilap, bergambar, dan sering kali membuat berita sensasional, mencetak bagian pertama dari buku harian itu.
Dikatakan juga mereka akan menyediakan foto dan dokumen. Seorang sejarawan dari Inggris, Lord Dacre, dalam sebuah artikel di The Times of London mengatakan buku harian itu asli.
Awalnya ia skeptis. Namun ia tak lagi memiliki keraguan. Lord Dacre, seorang ahli kelas dunia tentang Hitler adalah satu-satunya sejarawan yang meneliti buku harian itu dengan cermat.
''Ketika saya membalik halaman ini dan memelajari kisah luar biasa dari penemuan mereka, keraguan saya berangsur-angsur sirna,'' katanya.
''Saya sekarang puas bahwa dokumen-dokumen itu asli dan bahwa sejarah pengembaraan mereka sejak 1945 benar adanya,'' kata sejarawan tersebut.
Stern mengatakan telah setuju menyerahkan buku harian itu ke arsip federal Jerman Barat, di Coblenz, setelah menerbitkan sebagian besar isinya. Seorang pejabat arsip mengatakan majalah tersebut telah menyajikan sekitar sepuluh halaman dari dokumen yang dikatakan sebagai tulisan Hitler yang tampaknya asli.
Catatan tersebut disebut berisi tentang Hitler yang mengizinkan Angkatan Darat Inggris melarikan diri dari Dunkirk. Hal tersebut diharapakan dapat menyelesaikan permasalahan dengan damai.
Konferensi pers
Konferensi pers Stern di Hamburg meledak dalam pemandangan luar biasa ketika Lord Dacre, yang mengautentikasi buku harian itu mengatakan ia berubah pikiran. Pada konferensi pers hari itu, jurnalis Stern yang menemukan buku harian itu, Gerd Heidemann, menceritakan kisahnya.
Dia mengatakan menelusuri buku harian itu ke loteng jerami di Jerman Timur, tempat buku itu berada sejak seorang jenderal Jerman Timur menyimpannya dari pesawat yang jatuh pada 1945. Kemudian pihak Stern membawa buku harian itu untuk diperlihatkan kepada para wartawan lainnya.
Stern telah membayar hampir sembilan juta mark untuk buku harian itu. Kesepakatan lebih lanjut telah dilakukan dengan surat kabar Sunday Times, yang membayar 400 ribu dolar AS untuk hak serialisasi bahasa Inggris.
Hal yang membuat ngeri para eksekutif Stern yang duduk di sisi Lord Dacre, Lord Dacre mengatakan dalam konferensi pers bahwa dia tidak dapat menemukan hubungan yang tepat antara pesawat jatuh dan catatan harian tersebut. Dia mengatakan tidak ada keputusan akhir sampai surat-surat itu diselidiki dengan benar.
"Saya harus mengatakan saya menyesal bahwa metode normal verifikasi sejarah telah dikorbankan untuk persyaratan jurnalistik," kata Lord Dacre.
Terbukti palsu
Tes forensik lebih lanjut diperintahkan dan pada 6 Mei 1983. Hasilnya terkuak. Tinta yang tergores di buku harian itu modern, bukan tinta masa perang.
Pengukuran berapa banyak klorida dalam tinta yang telah menguap membuktikan bahwa volume yang diuji telah ditulis dalam dua tahun sebelumnya. Pada 1985, jurnalis Stern Gerd Heidemann dan pemalsu tanda tangan Hitler di buku harian itu, Konrad Kujau, dijatuhi hukuman empat tahun delapan bulan penjara.
Ketika Kujau dibebaskan setelah tiga tahun, dia menjadi selebriti. Dia membuka galeri pemalsuan di Stuttgart.
Ketika dia pindah ke Majorca, turis Jerman akan mencarinya untuk meminta demonstrasi seni pemalsuan. Dia meninggal tahun 2000, meski berita kematiannya disertai dengan peringatan bahwa "dia mungkin masih ada di suatu tempat, setelah melakukan pukulan besar terakhirnya."
Sementara Heidemann bernasib kurang baik. Pada 2008, wartawan menemukan dirinya yang telah berusia 76 tahun tinggal sendirian di apartemen sempit di Hamburg. Ia merasa getir tentang cara dia diperlakukan.
*Baca Informasi lain soal SEJARAH DUNIA atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.