JAKARTA – Memori hari ini, 11 tahun yang lalu, 17 Oktober 2013, Ibu Negara, Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono) mengamuk di media sosial, Instagram. Ibu Ani menyebut salah seorang yang mengomentarinya tak tahu ‘adat’ ke pantai pakai batik bodoh.
Sebelumnya, Ibu Ani dikenal aktif bermain media sosial. Instagram dipilihnya sebagai saluran untuk memajang karya fotografinya. Banyak yang memuji dan banyak pula yang mencela. Ani tak masalah jika kritikan diarahkan pada karya fotografinya, bukan personalnya.
Ibu Ani tak pernah berpikir dirinya akan aktif dalam bermedia sosial. Ia memahami posisinya sebagai Ibu Negara yang mendampingi suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia tak boleh sembarang dalam mengunggah sesuatu.
Ani juga memahami bahwa sebagai pemimpin bangsa Indonesia kepemimpinan suaminya kerap mendapatkan komentar pro dan kontra. Cacian dan makian sudah jadi makanan sehari-hari. Semuanya boleh jadi bersumber pada kebijakan pemerintah yang tak pro rakyat.
Kondisi itu dalam sistem demokrasi dianggap kewajaran. Alias, pemimpin negara tak bisa menyenangkan semua pihak. Pengalaman itu jadi momok bagi Ani Yudhoyono. Namun, belakangan aktivitasnya di dunia fotografi mulai meningkat.
Ibu Ani disarankan oleh orang terdekatnya untuk membuat akun di Instragram. Mereka menganggap karya-karya Ibu Ani harus diperkenalkan, paling tidak supaya orang-orang terdekat bisa menikmati keindahan yang diciptakan dari bidikan kamera Ibu Ani.
Ibu Ani membuat akun Instagram @Aniyudhoyono. Kehadiran akun itu disambut dengan gegap gempita. Foto-foto yang diunggahnya ke Instragram kerap ramai. Mereka yang berkomentar tak kalah banyak. Beberapa memberikan pujian. Ada pula yang berisikan kritik. Ibu Ani pun tak masalah.
“Saya sempat tak mau merespons, tapi kemudian saya berpikir. Iya juga ya. Saya gemar memotret. Perjalanan dinas SBY tak pernah luput dari aksi fotografi saya. Pemandangan, peristiwa unik, kuliner, kuliner, masyarakat, menjadi objek fotografi saya. Juga berbagai peristiwa penting di istana. Kenapa tidak saya perlihatkan pada khalayak agar mereka tahu yang sedang saya arungi melalui gambar. Saya pun tergerak.”
“Beberapa staf saya, termasuk juru foto pribadi saya, Anung Anindito, berjanji akan membantu mengunggah foto-foto yang ingin saya tampilkan di Instagram. Saya tinggal menentukan foto mana yang ingin saya pasang dan teksnya seperti apa,” ujar Ani Yudhoyono sebagaimana ditulis Alberthiene Endah dalam buku Ani Yudhoyono: 10 Tahun Perjalanan Hati (2018).
Ibu Ani memang tahan dengan kritik terhadap karyanya. Namun, Ibu Ani takkan tahan berkomentar kala ada komentar sinis terkait kehidupan pribadinya. Ani kala itu mengungkah foto di sela-sela kunjungan SBY ke Pacitan.
BACA JUGA:
Mereka sekeluarga pun berpose dengan baju batik di salah satu pantai. Alhasil, foto tersebut diunggah Ibu Ani ke Instagramnya pada 16 Oktober 2013. Foto itu mendapatkan banyak komentar. Ibu sendiri memang sering membaca kolom komentar Instagram.
Ibu Ani ketemu dengan komentar dari akun @erie_nya. Akun itu dianggap Ibu Ani seakan-akan menganggap keluarganya tak kenal adat menggunakan batik ke pantai. Ibu Ani lalu mengamuk dan menyebut akun @erie_nya bodoh pada 17 Oktober 2013.
Reaksi Ibu Ani kemudian jadi bulan-bulanan warganet. Komentar itu bahkan menghebohkan seisi Indonesia. Media massa tak lupa ‘menggoreng’ berita itu dnegan berbagai narasi. Banyak pula yang menganggap cara Ibu Ani menanggapi komentar sebagai berlebihan. Sebab, tak layak bagi seorang Ibu Negara berkomentar seperti itu.
"@erie_nya Subhanallah, komentar anda yang sangat bodoh. Koq anda tidak berpikir bahwa kami sedang melakukan kunjungan, dan mampir sebentar ke pantai, itu sekalian lewat? Come on, apa tak ada komentar lain yang lebih bisa diterima siapa saja? Baju batik sudah dikenakan di mana-mana, bukan untuk acara resmi saja. Namun, juga acara setengah resmi, bahkan santai," ujar Ibu Ani dalam menanggapi komentar di unggahan Instagram-nya.