Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 12 tahun yang lalu, 15 Desember 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat menjamin istrinya, Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono) tak maju dalam Pilpres 2014. Keputusan itu dilanggengkan untuk meredam isu politik dinasti.

Sebelumnya, Ani dikenal sebagai ibu negara yang aktif dalam kegiatan sosial. Andilnya sebagai pemimpin Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) jadi buktinya. SIKIB bak wadah berkontribusi bagi bangsa dan negara.

Hidup sebagai Ibu Negara bukan melulu urusan mendampingi suami dalam acara kenegaraan. Ibu Negara justru dapat melanggengkan kegiatan lainnya yang memiliki asas manfaat. Ani pun memilih itu. Ia mencoba berkontribusi untuk bangsa dan negara dengan caranya sendiri.

Istri dari Presiden SBY itu kemudian membentuk sebuah wabah untuk berkreasi juga berkotribusi. SIKIB, namanya. Wadah itu diisi olehnya dan sederet istri-istri dari jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Kegiatan yang diusung bukan melulu urusan bersenang-senang. SIKIB hadir untuk memberikan kontribusi positif untuk memajukan peran wanita Indonesia. Semuanya dalam koridor kesetaraan gender.

Ani Yudhoyono didampingi oleh Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono saat keluar dari ruang perawatan di National Universtiy Hospital, Singapura, Kamis (16/5/2019). (Kompas/Anung Anindito)

Ragam inisiasi pun dilanggengkan. Ambil contoh pada bidang pendidikan. Gagasan seperti kegiatan mobil pintar, motor pintar hingga rumah pintar dihadirkan. Pun di bidang lingkungan hidup SIKIB tak mau kalah.

Mereka menggagas kegiatan Indonesia hijau. Rangkaian kegiatan itulah yang kemudian membuat pemerintah Indonesia kepincut memberikan penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipradana pada Agustus 2011.

Sebuah penghargaan yang diberikannya atas kontribusi Ani yang setia mendampingi suami dan ikut berkontribusi bagi bangsa dan negara. Utamanya, memajukan kaum wanita.

“Visi kami kompak dan mantap: ingin membangkitkan semangat dan daya masyarakat untuk memperbaiki hajat hidup mereka di ranah pendidikan, kesehatan, kreativitas, kecintaan pada lingkungan dan kepedulian pada sesama. Negara sudah pasti telah memiliki program-program pengembangan di bidang-bidang itu melalui berbagai kementerian.”

“Tapi kami SIKIB, akan turut mewarnai upaya pemberdayaan masyarakat dengan sentuhan wanita dan dalam program-program mandiri. Kami tidak masuk ke dalam koridor yang telah menjadi agenda pemerintah, tapi memberi dukungan dan sumbangsih konkret untuk mengunggah semangat mandiri rakyat,” terang Ani Yudhoyono sebagaimana dikutip Albertheine Endah dalam buku Ani Yudhoyono: 10 Tahun Perjalanan Hati (2018).

Keluarga besar Susilo Bambang Yudhoyono sepeninggal Ibu Ani Yudhoyono. (Instagram/@anissayudhoyono)

Kehadiran penghargaan itu kemudian menghebohkan seisi Indonesia. Banyak yang tak setuju dengan pemberian penghargaan kepada Ani. Masyarakat menilai prestasi Ani belum seberapa dan banyak wanita lainnya yang lebih layak diberikan penghargaan.

Kabar pun berhembus. Ani bak disiapkan SBY dan Partai Demokrat untuk jadi penerus kuasa sebagai orang nomor satu di Indonesia. Saban hari narasi itu kian menggaung. Presiden SBY dituduh ingin melanggengkan dinasti politik.

Presiden SBY pun muncul ke publik menghadapi tudingan itu berkali-kali. Ia mencoba mengaskan kembali sikapnya sebagai pemimpin negara dalam acara Sarasehan Satu Dasawarsa Partai Demokrat di Hall C Arena Pekan Raya Jakarta pada 15 Desember 2011.

SBY dengan tegas memberikan jawaban bahwa istrinya 100 persen tidak memiliki rencana maju dalam kontestasi Pilpres 2014. Partai Demokrat pun tidak akan mengusung Ani. Keputusan itu ambil untuk meredam narasi dinasti politik.

"Jika masih ada yang terus bertanya apakah Ibu Ani Yudhoyono akan maju atau apakah Partai Demokrat akan mengusung Ibu Ani, maka jawabannya adalah 100 persen tak ada niat dan rencana. Baik Ibu Ani atau saya sendiri telah berulang kali menyampaikan kepada rakyat.”

"Ada juga yang bertanya, apakah SBY sebagai outgoing leader atau presiden yang akan segera mengakhiri masa tugasnya, akan mendukung salah satu capres? Itu nanti dulu. Saya juga ditanya, apakah capres 2014 nanti sebaiknya wajah baru? Menurut saya, salah satu nilai dan roh demokrasi adalah persamaan kesempatan atau equality of opportunity," kata SBY sebagaimana dikutip laman Kompas, 15 Desember 2011.