Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 2 September 2018, Presiden Jokowi menutup penyelenggaraan Asian Games 2018 dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Wajah Jokowi pun ditampilkan di layar saat upacara penutupan Asian Games di Gelora Bung Karno (GBK).

Ia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh kontingen yang berpastisipasi. Sebelumnya, Indonesia mencoba memaksimalkan segalanya untuk jadi tuan rumah Asian Games 2018. Kerja ekstra pun dilakukan karena penyelengaraan mepet. Fasilitas pun coba diperbaiki hingga pemangkasan dana.

Indonesia kecipratan berkah terpilih sebagai tuan rumah Asian Games 2018 pada 2014. Kondisi itu karena Vietnam yang lebih dulu dipilih oleh Dewan Olimpiade Asia (OCA) mengundurkan diri. Vietnam yang terpilih pada 2012 merasa tak mampu membangun gelanggang olahraga dan penunjang Asian Games.

Status sebagai tuan rumah membuat Indonesia bergerak cepat. Pemerintah pun mendaulat Erick Thohir sebagai Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc). Kepemimpinan Thohir dianggap mampu membawa harapan baru. Namun, urusan memimpin bukan perkara mudah.

Erick dihadapkan dengan fakta pemerintah Indonesia tak dapat memenuhi dana sebanyak Rp8,7 triliun untuk penyelengaraan Asian Games 2018. Pemerintah hanya menyanggupi Rp4,5 triliun saja. Bongkar ganti agenda pun terpaksa dilakukan.

Jokowi dan segenap warga Lombok sedang menyaksikan upacara penutupan Asian Games 2018. (ANTARA)

Kegiatan yang tak terlalu penting dan tak memiliki nilai dalam olimpiade coba dipangkas macam Asian Youth Games. Erick pun mencoba mencari tambahan dana dari sponsor. Dana upacara pembukaan dan penutupan Asian Games 2018 mau tak mau ikut terpangkas.

Awalnya total dana untuk kegiatan itu mecapai 52 juta dolar AS. Kemudian, dipangkas menjadi 32 juta dolar AS saja. Pemangkasan itu untungnya tak mengurangi nilai upacara pembukaan. 

Orang-orang justru menganggap upacara pembukaan yang mengusung tema Energy of Asia di Gelora Bung Karno (GBK) jadi salah satu pembukaan Asian Games terbaik. Presiden Jokowi pun dengan bangga membuka hajatan olahraga tingkat Asia.

"Kita bangga kedatangan tamu-tamu istimewa dari 45 negara. Dalam Asian Games 2018, kita bangsa-bangsa seasia ingin menunjukkan bahwa kita bersaudara, kita bersatu, kita ingin meraih prestasi. Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Asian Games ke-18 saya nyatakan dibuka," ungkap Jokowi dalam pemukaan Asian Games 2018, sebagaimana dikutip laman CNN 18 Juli 2018.

Indonesia sebagai tuan rumah mendapatkan pujian dari banyak negara. Pujian itu karena Indonesia telah menyiapkan akomodasi sebaik-baiknya. Sisi lainnya, prestasi Indonesia di Asian Games 2018 mentereng.

Indonesia berhasil menduduki posisi empat dengan perolehan 31 emas, 24 perak, 43 perunggu. Hari penutupan pun berlangsung di GBK pada 2 September 2018.

Bedanya, penutupan itu tak dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi seperti pada pembukaan. Ketidakhadiran Jokowi dikarenakan sedang meninjau pengungsian korban bencana alam gempa di Lombok.

Alhasil, Jokowi hanya bisa menutup Asian Games 2018 dari Lombok lewat sambungan video yang ditampilkan di layar besar. Opsi itu dilakukan karena dalam keadaan darurat karena Lombok baru saja terkena bencana. Setelahnya, upacara penutupan berlangsung dengan lancar.

"Kami merasakan semangat yang sama dengan Anda semua di GBK. Semangat kebersamaan untuk terus bangkit kembali dan Asian Games memang berakhir tapi energi dan semangat Asia tidak akan padam.”

"Terima kasih kepada warga Indonesia, kita sukses menjadi tuan rumah yang ramah. Raihan tertinggi selama penyelenggaraan Asian Games," kata Jokowi sebagaimana dikutip laman DW, 2 September 2018.