Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, lima tahun yang lalu, 6 Agustus 2019, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto meminta seluruh kementerian dan lembaga pemerintah total dalam menanamkan nilai Pancasila.

Ia menyarankan strategi dalam sepak bola total football digunakan. Sebelumnya, kemudahan akses teknologi membuat ideologi baru bertebaran di Indonesia. Ideologi-ideologi itu kerap mengganggu eksistensi Pancasila. Ideologi khilafah, misalnya.

Akses cepat terhadap teknologi informasi kerap memudahkan ideologi baru bertumbuh. Orang-orang jadi mudah mudah tergoda dengan sebuah ideologi. Mereka bak terpengaruh propaganda melihat apa saja kebaikan yang ditawarkan sebuah ideologi dan tanpa pikir panjang ikut masuk ke dalamnya.

Ambil contoh kehadiran gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) pada 2013. ISIS di bawah pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi gemanya bahkan sampai Indonesia. Gerakan itu dianggap beberapa orang sebagai jalan keluar dari pemerintahan yang buruk.

Aktivis yang tergabung dalam Forum Selamatkan NKRI - DIY melakukan aksi damai di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (7/2/2020). Dalam aksi itu mereka memberikan sikap menolak kembalinya kombatan ISIS ke Indonesia dan mendukung setiap langkah Presiden untuk mengambil keputusan politik dan hukum untuk menjaga keutuha NKRI. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/pd)

Proganda kebaikkan ISIS dan membungkus narasi dengan gemilang membutakan banyak orang jadi muaranya.Padahal, ISIS mencapai cita-cita dengan membenarkan kekerasan. Mereka pun berbondong menuju Suriah untuk dapat menjadi bagian dari ISIS.

Belakangan mereka ingin pulang karena tak sesuai dengan propaganda. Belum selesai urusan ISIS muncul pula Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). HTI kian terang-terangan ‘mengutuk’ sistem demokrasi Indonesia.

Mereka menganggap sistem khilafah jadi jawaban supaya Indonesia lebih baik. Propanda HTI pun merasuk dalam segala lini. Mereka mulai memanfaatkan akses media sosial. Mereka mulai masuk ke perguruan tinggi dan perkantoran.

Pemerintah pun menganggap gebrakan HTI mulai berbahaya karena dapat mengganggu eksistensi dari Pancasila. Kondisi itu membuat pemerintah Indonesia ambil tindakan. Ormas yang mengganggu akan segera dicabut izinnya dan dibubarkan. Kondisi itu berlaku pada HTI. Ormas itu dibubarkan pada Juli 2017.

"Khususnya yang berseberangan dengan ideologi dan hukum negara di Indonesia. Dengan adanya pencabutan SK Badan Hukum HTI, maka ormas tersebut dinyatakan bubar sesuai dengan Perppu Nomor 2 Tahun 2017 Pasal 80A," terang Dirjen Administrasi Hukum Umum (AHU) Kemenkum HAM, Freddy Harris dalam jumpa pers di gedung Kemenkumham sebagaimana dikutip Kompas.com, 19 Juli 2017.

Menkopolhukam, Wiranto pun tak ingin ada lagi ideologi-ideologi yang mengganggu eksistensi Pancasila. Ia mulai berpikir supaya negara bergerak aktif mengamalkan nilai-nilai Pancasila supaya tawaran ideologi asing tak mudah diadopsi.

Wiranto pun menegaskan bahwa seluruh kementerian dan lembaga harus total dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila pada 6 Agustus 2019. Total yang dimaksudnya supaya lembaga negara ikut terjun semuanya untuk sosialisasi.

Wiranto mengandaikan siasat terjun bersama bak total football. Suatu siasat yang diterapkan tim nasional Belanda di era 1980-1990-an. Total football menghendaki seluruh pemain bergerak, maju saat menyerang dan mundur saat bertahan.

Abu Bakr al-Baghdadi memproklamirkan "kekhalifahan" ISIS di Masjid Mosul al-Nuri, Irak pada bulan Juli 2014. (AFP)

Artinya, seluruh jajaran pemerintah ikut sosialisasikan terkait nilai-nilai Pancasila. Wiranto tak ingin hanya satu lembaga saja yang punya tanggung jawab khusus untuk itu. Urgensi penanaman nilai Pancasila sudah tinggi.

"Saya tadi menyarankan supaya kita mencontoh gaya total football ya. Jadi semua kementerian lembaga supaya bersama-sama melakukan sosialisasi untuk menanamkan kembali ideologi Pancasila.”

"Cara memberikan pemahaman pun juga bisa berbeda. Jadi dengan total football itu kan seakan-akan semua lini (bekerja) kan akhirnya satu membuat gol kan gitu kan. Membuat gol artinya apa, kembali membumikan Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia," kata Wiranto dikutip laman kompas.com, 6 Agustus 2019.