Bagikan:

JAKARTA - Yasser Arafat adalah pejuang kemerdekaan Palestina sejati. Kiprahnya menentang penjajahan modern ala Israel tak dapat dianggap remeh. Ia mendirikan kendaraan politiknya Fatah dan Organisasi Pembebasan Palestina, PLO.

Wadah itu memungkinnya melanglang buana supaya dunia mendukung perjuangan Palestina. Upaya itu membuat sosok Arafat dikenal sebagai pejuang besar di Indonesia. Kebesaran Arafat tak lantas hilang kala tokoh itu meninggal dunia. Imbauan salat gaib untuk Arafat justru muncul di mana-mana.

Perjuangan Yasser Arafat membela bangsanya tiada dua. Ia mampu jadi simbol perlawanan terhadap penjajahan Israel di Palestina. Ia tak ingin kaumnya jadi bangsa terjajah. Kepekaan itu membuatnya melakukan gebrakan.

Ia mencoba membebaskan Palestina dengan mendirikan organisasi bernama Fatah pada 1950-an. Organisasi itu didirikan untuk membebaskan Palestina dengan persenjataan rakyat. Arafat lalu bergerak menyatukan semua organisasi di Palestina dan membentuk PLO pada 1964.

PLO pun kian aktif melakukan serangan kepada Israel. Sekalipun serangan kerap mendapatkan balasan. Arafat pun mulai berpikir. Ia tak dapat selamanya menggunakan narasi angkat senjata. Dukungan barat terhadap Israel ihwal persenjataan tak dapat dianggap remeh.

Presiden Soeharto dan Pimpinan Negara Lain, seperti Yasser Arafat saat tiba untuk mengikuti KTT Nonblok yang diselenggarakan di Gedung Merdeka Bandung pada 1992. (Wikimedia Commons)

Palestina sendiri memiliki keterbatasan dalam hal senjata. Imbas jalur perang juga membuat PLO dicap sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara. Ajian baru diambil. Arafat mulai membawa PLO memfokuskan ke jalur diplomasi.

Arafat melanglang buana ke seantero dunia membawa pesan damai dari Palestina. Perlahan-lahan ia mulai menghapus stigma dunia bahwa PLO adalah organisasi teroris. Arafat berpandangan mereka yang cocok dicap teroris adalah Israel.

Pejuang Palestina hanya melakukan apa yang dibisa dilakukan untuk membela Tanah Airnya.  PLO pun mendapatkan dukungan dari banyak negara. PLO dapat keanggotan dari Liga Arab pada 1976. Puncaknya, PLO mampu menjadi representasi Palestina.

Ia pun mulai membuka perundingan untuk berdamai dengan Israel. Arafat mulai mengendurkan amarahnya. Ia mau mengakui negera Israel. Asal Israel mendukung deklarasi negara Palestina dan disetujui pada 1988.

Langkah itu membuat Arafat dianugerahkan Nobel Perdamaian di Oslo, Norwegia pada 10 Desember 1994. Penghargaan itu jadi bukti penting bahwa dunia mencintai pergerakan Arafat dan Palestina. Namun, Israel tampak tak mau berdamai mereka terus ingkar janji. Pencaplokan wilayah terus dilakukan. Pun akhirnya, Arafat meninggal dunia di Prancis pada 11 November 2004.

“Para pendukung fanatik Arafat, juga para simpatisan, akan menyebutnya pahlawan. Apa pun yang akan ditulis, tak ada yang bisa menyangkal bahwa Yasser Arafat, hingga diterbangkan ke Prancis beberapa pekan silam, adalah ikon bagi bangsa Palestina.“

“Dialah yang meletakkan dan mendefinisikan perjuangan Palestina di panggung internasional. Suka atau tak suka, dialah lambang persatuan bangsa Palestina; sebuah bangsa yang pimpinannya terpecah-pecah dan sebuah bangsa yang berserakan di berbagai sudut dunia. Peran Arafat sebagai simbol persatuan inilah yang akan menjadi salah satu problem utama setelah dia mangkat,” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Palestina tanpa Arafat (2004).

Salat Gaib untuk Arafat

Berita meninggalnya Arafat membawa kedukaan yang amat dalam di seantero dunia. Indonesia, apalagi. Dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina tak pernah kendor dari Presiden Soekarno. Indonesia selalu mendukung apa saja langkah yang diambil pejuang Palestina dan Arafat.

Pimpinan Dewan Masjid Indoneisa (DMI) segera menyerukan supaya umat Islam melakukan salat gaib untuk Arafat pada hari kematiannya, 11 November 2004. DMI menilai sosok Arafat seraya pahlawan Palestina. Arafat bak mewakafkan dirinya untuk kemerdekaan Palestina.

Ia dianggap pemimpin yang membawa kebenaran dan sosok pemimpin Islam yang mengispirasi. Salat gaib dipilih DMI untuk mendoakan Arafat dari tempat yang jauh. Ibadah itu dianggap sebagai jalan untuk mempermudah proses hisab –perhitungan amal jenazah.

Makam Yasser Arafat di Ramallah, Palestina. (Wikimedia Commons)

Pelaksanaan solat gaib mulai dilaksanakan di seantero Indonesia. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tak ketinggalan. Ia bersama ribuan warga Jakarta melakukan solat gaib untuk Arafat di Masjid Istiqlal pada 12 November 2004.

JK pun berucap meninggal Arafat tak membuat sikap Indonesia berubah. Indonesia tetap 100 persen mendukung perjuangan rakyat Palestina. JK menjamin hubungan baik Indonesia-Palestina terus terjalin. Indonesia terus dalam tren berpihak kepada Palestina. Salat gaib yang bergelora untuk Arafat jadi bukti bahwa Yasser Arafat dan rakyat Palestina selalu ada di hati rakyat Indonesia.

"Saya pernah memberikan bantuan dua buah ambulans, itu hanya salah satu bentuk kecil. Hari ini, pemerintah yang dipimpin oleh Presiden juga melawat ke Kairo untuk menghormati dan menyampaikan ucapan belasungkawa secara langsung," ucap JK sebagaimana dikutip laman detik.com, 12 November 2004.