Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 10 tahun yang lalu, 4 Juli 2014, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri mengimbau jangan nonton debat capres-cawapres di TVOne karena bikin sakit hati. Pernyataan itu diungkap Megawati kepada pendukung Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).

Sebelumnya, konflik antara PDIP dan TVOne bermula karena stasiun televisi itu menuding Jokowi komunis. Simpatisan PDIP berang. Massa PDIP melakukan pengepungan kantor TVOne di Jakarta dan Yogyakarta.

Kontestasi politik Pilpres 2014 penuh dinamika. Masing-masing kandidat capres-cawapres, Jokowi-JK dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mulai memanaskan mesin kampanye. Kondisi itu membuat simpatisan kedua kandidat ikut larut mengemas citra calon pemimpinnya.

Masalah muncul. Isu yang ditebarkan kadang kala mulai mengarah kepada kampanye hitam. Pendukung Jokowi-JK tak sedikit yang mulai mengangkat lagi dosa-dosa masa lalu Prabowo – pelanggaran HAM berat.

Pendukung Prabowo-Hatta pun tak mau kalah dengan mengangkat isu Jokowi adalah keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI). Siasat menuduh orang sebagai antek-antek PKI dianggap ampuh untuk memukul mundur lawan politik sedari masa Orba. Informasi jadi simpang siur.

Debat capres-cawapres menjelang Pilpren 2014 yang menampilkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa vs Joko Widodo-Jusuf Kalla. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Namun, TVOne mencoba tampil beda. Isu Jokowi keturunan PKI kerap diangkat dalam tiap pemberitaan. TVOne terus menyudutkan Jokowi. Padahal, banyak berita lebih menarik untuk diangkat. TVOne seraya memanas-manasi dan mencoba memecah belah rakyat Indonesia.

Simpatisan PDIP pun berang. Mereka coba geruduk kantor TVOne di Jakarta dan Yogyakarta. Gelora protes diteriakkan. Mereka menyebut pemberitaan TVOne yang menjelek-jelekkan Jokowi sebagai keturunan atau antek-antek komunis adalah fitnah.

 Jokowi sendiri tak melarang aksi pendukungnya. Ia juga tak menyalahkan. Jokowi justru menyalahkan TVOne karena ikut menyebarkan fitnah dan memanas-manasi rakyat Indonesia. Fitnah itu dianggap Jokowi keterlaluan apalagi dalam suasana Pilpres 2014.

"Tapi kan medianya ikut bantu manas-manasin. Salah sendiri manas-manasin. Makanya jangan ikut manas-manasin. Jangan sekali-kali salahkan relawan. Meski sudah saya sampaikan di mana-mana bahwa kejelekan harus dibalas kebaikan, tapi kan tidak mungkin semuanya bisa kita handle.”

“Mungkin kali ini memang sudah keterlaluan sampai mereka bereaksi. Sebenarnya kita kurang sabar apa? Sejak awal kita diamkan tapi yang terakhir ini penghinaan besar karena bukan hanya ditujukan pada saya tapi pada keluarga saya juga. Jumlah relawan itu ribuan tidak mungkin kita suruh sabar semua," kata Jokowi sebagaimana dikutip laman ANTARA, 3 Juli 2014.

Kekesalahan terhadap TVOne pun turut diungkap oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Ia mengajak kader-kadernya untuk tidak menonton debat capres-cawapres di TV One karena kerap bikin sakit hati pada 4 Juli 2014.  

Narasi itu dianggap wajar. Sebab, PDIP begitu dirugikan dengan pemberitaan fitnah Jokowi komunis. Opsi milih stasiun televisi lain dianggap ampuh dibanding terus termakan dengan fitnah yang dilempar stasiun televisi TVOne.

“Buat semuanya jangan lupa. Ibu-ibu stop dulu menonton sinetron, dialihkan menonton debat capres. Mau menonton Metro TV atau TVOne?  Nek nonton TVOne sakit atine (Kalau menonton TVOne bikin sakit hati). Pokoknya sudah sip,” kata Megawati sebagaimana dikutip laman tempo.co, 4 Juli 2014.