JAKARTA – Memori hari ini, 23 tahun yang lalu, 28 Juni 2021, Mahkamah Agung Meksiko melegalkan penggunaan ganja untuk rekreasi. Keputusan itu membuat warga Meksiko tak akan kena pidana jika diketahui mengkonsumsi dan menanam ganja dalam jumlah tertentu.
Sebelumnya, Meksiko telah melarang penggunaan ganja untuk medis dan rekreasi dalam waktu yang lama. Mereka yang ketahuan membawa ganja dapat dipidana. Kondisi itu membuat penjara meksiko sesak oleh pengguna ganja.
Propaganda pengguna ganja dapat mengganggu keamanan dan memancing kekerasan muncul di Meksiko. Kondisi itu membuat pemerintah Meksiko ambil sikap. Meksiko lalu melarang produksi, penjualan, dan penggunaan ganja pada 1920.
Kondisi itu membuat ganja dilarang pula diekspor keluar meksiko. Perlahan-lahan aturan itu mulai meresahkan. Ribuan warga Meksiko tiap tahun sering kali kena pidana karena membawa dan mengkonsumsi ganja. Penjara meksiko pun jadi penuh sesak.
Pemerintah pun mulai memikirkan cara lain. Empunya kuasa tak ingin semua pengguna ganja harus di penjara. Keputusan logis terkait kepemilikian ganja hadir pada 2009. Aturan itu mengungkap barang siapa yang membawa ganja hanya lima gram takkan dimasukan penjara, tapi pengguna ganja disarankan masuk pusat rehabilitas narkoba.
Keputusan Mahkamah Agung mengubah segalanya pada 2015. Mahkamah Agung Meksiko mengizinkan empat orang untuk menanam dan menggunakan ganja secara mandiri dan bertanggung jawab. Namun, dengan dalam jumlah tertentu.
Pendukung legalisasi ganja pun bermunculan. Mereka terus menyuarakan bahwa Pelarangan terhadap ganja dianggap sama saja dengan menentang hak atas kebebasan. Keputusan Mahkamah Agung pun memberi ruang bagi Meksiko untuk mulai menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) legalisasi ganja. Pun pemerintah mulai mengajak masyarakat untuk memperdebatkan terkait upaya melegalkan ganja.
“Meskipun putusan tersebut tidak membatalkan undang-undang narkoba saat ini – pengguna ganja dapat ditahan. Namun, putusan tersebut menjadi dasar bagi serangkaian tindakan hukum yang pada akhirnya dapat mengubah produk hukum yang ada. Keputusan tersebut mencerminkan dinamika perubahan di Meksiko, dimana selama beberapa dekade kampanye anti-narkoba yang didukung Amerika telah menghasilkan banyak pergolakan,” ungkap Elizabeth Malkin dan Azam Ahmad dalam tulisannya di laman The New York Times berjudul Ruling in Mexico Sets Into Motion Legal Marijuana (2015).
Pucuk dicinta ulam tiba. Pemerintah Meksiko mulai terbuka urusan pemanfaatkan ganja. Meksiko secara resmi melegalisasi penggunaan ganja untuk medis pada 2017. Kuputusan itu didukung penuh oleh anggota parlemen Meksiko.
Belakangan, isu terkait legalisasi ganja untuk rekreasi mulai hangat jadi perdebatan. Banyak yang menuntut penggunaan ganja untuk rekreasi. Mahkamah Agung pun merespons tuntutan itu pada 28 Juni 2021.
Mahkamah Agung secara resmi melegalkan penggunakan ganja untuk kebutuhan rekreasi. Artinya, segala pidana yang dialamatkan kepada pengguna ganja gugur. Rakyat Meksiko pun nantinya dapat memperoleh izin membawa ganja hingga 28 gram.
Mereka pun dapat menanam ganja di rumah untuk penggunaan pribadi. Keputusan Mahkamah Agung pun diharapkan dapat mengurangi kejahatan karena narkoba di Meksiko.
BACA JUGA:
“Para pendukung kebijakan ini berharap peraturan tersebut dapat mengurangi sebagian kekerasan yang disebabkan oleh perdagangan obat-obatan terlarang di Meksiko, meskipun faksi-faksi kejahatan terorganisir tidak lagi fokus pada perdagangan ganja seperti dulu, mereka telah mengalihkan fokus mereka ke kokain, obat-obatan sintetis, penculikan dan pemerasan,” ujar David Agren dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul Mexico Supreme Court Strikes Down Laws that Ban Use of Recreational Marijuana (2021).