Bagikan:

JAKARTA - Perhelatan Asian Games 2018 adalah hajatan besar bagi Indonesia. Persiapannya tak boleh sembarang. Namun, penyelengaraan itu sempat diganggu dengan urusan pendanaan hingga teknis. Pemerintah Indonesia mencoba 'menyunat' anggaran.

Erick Thohir pun coba pasang badan. Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc) mencoba memaksimalkan segalanya. Hasilnya memuaskan. Pembukaan Asian Games 2018 dipuja-puji. Apalagi, dengan kehadiran air terjun buatan.

Dewan Olimpiade Asia (OCA) sebenarnya tak memilih Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018. OCA justru memutuskan memilih Hanoi, Vietnam sebagai penyelengara pada 2012. Namun, pemerintah Vietnam merasa tak mampu membangun gelanggang olahraga dan penunjang Asian games.

Vietnam pun mengundurkan diri. OCA segera bertindak cepat. Mereka secara terburu-buru memilih Jakarta dan Palembang, Indonesia sebagai tuan rumah baru pada 2014. Keputusan itu disanggupi oleh pemerintah Indonesia.

Erick Thohir pun dipilih sebagai ketua Inasgoc pada 2015.Empunya kuasa percaya jika Erick Thohir mampu menjadi jaminan penyelenggaraan Asian Games berjalan meriah dan gegap gempita. Inasgoc pun meminta total dana kepada pemerintah sebanyak Rp8,7 triliun.

Jumlah itu dihitung berdasarkan perhitungan dana tanpa sponsor swasta. Dana diperlukan untuk kontrak kerja tuan rumah, biaya kehumanan dan penyiaran, hingga memperbaiki fasilitas yang dibutuhkan. Masalah muncul. Pengajuan dana Rp8,7 triliun tak disetujui.

Semburat kembang api dalam acara pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. (ANTARA)

Wakil Presiden yang juga dewan pengarah Inasgoc, Jusuf Kalla hanya menyanggupi Rp4,5 triliun. Kondisi itu membuat Erick berpikir kembali. Ia mulai bersiasat untuk memangkas anggaran dengan cara menghilangkan kegiatan yang tak terlalu penting.

Kegiatan itu antara lain macam Asian Youth Games. Pemerintah pun mulai mencoba menghilangkan cabor tak penting. Namun, Asian Games berbeda dengan SEA Games yang dapat menambah dan mengurangi cabor sesuka hati.

Erick pun tak menyerah. Ia terus berpikir bagaimana supaya anggaran dana dapat bertambah. Syukur-syukur lebih hingga bisa menggelarkan Asian Games 2018 dengan megah.

“Dikurangi perhitungan biaya untuk OCA dan peniadaan Asian Youth Games, anggaran kami jadi Rp7,4 triliun. Kami cari penghematan lain. Misalnya hanya 36 tayangan live. Test event bridge, tinju, dan taekwondo kami gabungkan di JIExpo Kemayoran supaya menghemat sewa tempat dan transportasi.”

“Begitu juga sepak bola, digeser dari Bandung ke Bekasi supaya lebih dekat dari penginapan atlet di Kemayoran. Honor panitia test event pun tidak akan sama besarnya dengan Asian Games. Kami belum tahu bisa mencapai batas Rp4,5 triliun atau tidak,” ungkap Erick sebagaimana dikutip Majalah Tempo berjudul Kejuaraan Besar Tak Bisa Dadakan (2017).

Air Terjun Buatan Memukau Dunia

Inasgoc mulai berpacu dengan waktu. Mereka pun mulai mencari pendanaan tambahan, termasuk dari sponsor. Mereka mencoba berusaha tak khawatir secara berlebihan. Sebab, mereka punya opsi terakhir. Opsi itu adalah pemangkasan dari pos-pos lainnya.

Pemangkasan itu terlihat dari dana opening-closing Ceremony Asian Games 2018. Anggaran awal yang diajukan Inasgoc mencapai 52 juta dolar AS, tapi dipangkas jadi 32 juta dollar AS . Namun, pemangkasan itu tak membuat penyelengaraan upacara pembukaan Asian Games 2018 terganggu.

Upacara pembukaan Asian Games berlangsung tepat waktu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada 18 Agustus 2018. Pembukaan acara coba dilakukan dengan totalitas, sekalipun terkendala urusan dana. Pembukaan itu mengusung tema Energy of Asia.

Nama besar Erick Thohir dan Direktur Kreatif Upacara Pembukaan Asian Games 2018, Wishnutama dipertaruhkan. Inasgoc optimistis pembukaan Asian Games 2018 mampu memukai mata dunia.

Suasana meriah upacara pembukaan Asian Games 2018, yang diwarnai tari-tarian Nusantara. (ANTARA)

Benar saja, pembukaan berjalan dengan megah. Indonesia coba menghadirkan miniatur gunung lengkap dengan air terjunnya. Sisanya miniatur itu diisi lebih dari 12.775 tanaman dan bunga. Hal yang paling menghebohkan penonton justru dari kehadiran air terjun buatan.

Air terjun buatan setinggai 17 meter lalu dialiri dengan 140 ribu liter air dan tiga ribu meter persegi rumput hijau yang menutup miniatur. Orang-orang pun terpukau dengan keindahan air terjun buatan. Keindahan itu serupa dengan air terjun alami yang ada di seantero Nusantara.

Mereka yang menonton langsung dari rumah dan di GBK langsung dibuat terpukau. Indonesia dianggap mampu menunjukkan energi Asia yang sesungguhnya. Media massa internasional pun ikut melontarkan puja-puji.

Panggung pembukaan Asian Games itu terdiri dari 175 bagian yang dibuat secara manual dari seniman yang berasal dari Bandung dan Jakarta. Inasgoc pun tak lupa menghadirkan ragam budaya Indonesia.

Semua pujian mengarah kepada kehebatan Indonesia menghadirkan hiburan memukau. Indonesia yang notabene ditunjuk sebagai penyelenggara dalam waktu singkat dapat menghadirkan upacara pembukaan yang gegap gempita. Mewah pula.   

"Kami ingin menampilkan keindahan alam dan keragaman budaya Indonesia pada pembukaan Asian Games. Keindahan dan keragaman budaya itu akan memperkuat rasa bangga dan cinta kita terhadap bangsa dan negeri ini.”

“Konsep miniatur gunung (dan air terjun) itu juga akan diperkuat dengan teknologi proyektor dan pencahayaan yang akan membuat tampilan lebih indah. Panggung berbentuk gunung itu masih dalam pengerjaan dan semenjak awal pengerjaan hingga selesai diperkirakan butuh tiga bulan," ujar Wishnutama jauh hari sebelum pembukaan sebagaimana dikutip ANTARA, 19 Juli 2018.