Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 23 tahun tahun yang lalu, 19 Januari 2001, gembong narkoba, Joaquín Archivaldo Guzmán Loera (El Chapo) berhasil kabur dari penjara federal, Puente Grande di Meksiko. Keberhasilan itu karena pemimpin Kartel Sinaloa itu telah menyuap hampir seisi pegawai penjara.

Sebelumnya, El Chapo adalah sosok yang paling ditakuti sekaligus dicari di seantero Meksiko. Reputasinya sebagai raja narkoba menggelegar ke mana-mana. Produk jualannya tersebar di seantero Amerika Serikat (AS) hingga Eropa.

Kemiskinan kadang kala jadi ‘pelecut’ untuk bekerja keras. Narasi itu diamini oleh El Chapo. Mulanya ia lahir dan besar di kota Badiraguato. Suatu kota yang berada di negara bagian Sinaloa. Kehidupan El Chapo akrab dengan hidup susah.

Ia jadi bagian warga miskin di Badiraguato. Ia pernah bekerja sehari-hari sebagai petani. Ia menanam jagung hingga ganja untuk menyambung hidup. Namun, profesi itu tak membuatnya puas. Keinginan banting setir ke dunia hitam semakin mengemuka.

Ia bergabung jadi bagian dari Kartel Guadalajara sebagai penyelundup narkoba. Sebab, itu satu-satunya opsi masuk akal untuk mampu keluar dari kubangan kemiskinan. Insting bisnisnya kian terasah di Guadalajara.

Kepolisian Federal Meksiko menyita 105 ton narkoba di Tijuana senilai 200 juta dolar AS atau lebih dari Rp3 triliun pada Oktober 2010. (CNN)

Ia banyak belajar terkait penyelundupan narkoba. Sekalipun kartel Guadalajara bubar di era 1980-an. Keinginan El Chapo membangun kerajaan bisnis narkobanya sendiri pun muncul. Ia menatap Kartel Sinaloa sebagai medium yang tepat.

Kepimpinannya di Sinaloa menggegar. El Chapo mampu mengembangkan bisnis penyelundupannya hingga menyebar ke luar negeri, dari AS hingga Eropa. Fakta itu karena keberanian El Chapo menggunakan ragam cara baru untuk menyelundupkan narkoba (ganja, heroin, kokain, dan metamfetamin), dari terowongan bawah tanah hingga pengemasan kreatif.

Penyelundupan narkoba itu membawakan hasil besar. El Chapo pun kaya raya. Namun, kekayaan itu tak membuatnya lupa diri. El Chapo menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membantu warga di Sinaloa berkembang. Aksi bagi-bagi duit itu membuatnya dijuluki sebagai Robin Hood dari Meksiko.   

 “Di ibukota negara Meksiko Sinaloa, Culiacan, El Chapo dikenal sebagai sejenis pahlawan lokal Robin Hood. Semua karena El Chapo relatif murah hati terhadap beberapa (sebenarnya, sangat sedikit) orang membantunya. Dia tumbuh miskin, menanam jagung dan ganja.”

“Seiring waktu Ia membangun terowongan bawah tanah yang besar untuk menyelundupkan kokain ke Arizona. Belakangan ia menghimpun armada perahu, truk, dan pesawat terbang yang membuatnya menjadi salah seorang pengedar narkoba yang paling dicari di dunia,” terang Max G. Manwaring dalam buku Gangs, Pseudo-militaries, and Other Modern Mercenaries (2012).

Gembong narkoba Kartel Sinaloa, Meksiko, Joaquín Archivaldo Guzmán Loera (El Chapo) mengintip dari jendela. (Wikimedia Commons)

Laku hidup yang dijalankan El Chapo pun mulai meresahkan. Kejahatan yang dilakukan karena bisnis narkoba bejibun. Ia pun ditangkap di Guetemala pada 1993. Ia dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun. Semua itu karena pembunuhan, penyuapan, dan perdagangan narkoba yang dilakukan Kartel Sinaloa.

Kondisi itu membuatnya harus mendekam di penjara federal Fuente Grande, Meksiko. Kehidupannya di penjara tak menunjukkan El Chapo bak menyesali perbuatan. Narasi yang ada, El Chapo justru hidup nyaman di penjara. Tiada yang tak dapat dibeli El Chapo, termasuk loyalitas pegawai penjara.

Puncaknya, El Chapo memilih untuk kabur dari penjara pada 19 Januari 2001. El Chapo kabur dibantu dengan pegawai penjara korup yang membawanya menyelinap lewat keranjang pakaian. Kaburnya El Chapo kemudian menjadi berita besar di Meksiko, kemudian dunia.

“Penjara Puente Grande dengan keamanan maksimum seharusnya menjadi salah satu penjara yang paling ketat di seluruh Meksiko. Dua penjaga untuk setiap narapidana, ratusan sel isolasi, pengawasan video yang canggih. Hanya ada satu jalan keluar bagi El Chapo, yang sedang menjalani hukuman 20 tahun sebagai salah satu penyelundup kokain terbesar di AS.”

“Dia menyuap pegawai penjara  untuk kabur. El Chapo membutuhkan banyak bantuan untuk melarikan diri pada tanggal 19 Januari, dan dia mendapatkannya. Seseorang membuka ponselnya yang diamankan. Seseorang menonaktifkan kamera pengintai. Seseorang menyelundupkannya ke truk cucian, dan seseorang membawanya keluar Meksiko,” terang Tim Weiner dalam tulisannya di laman The New York Times berjudul Mexican Jail Easy to Flee: Just Pay Up (2001).