Hari Lahir Ratna Sari Dewi Soekarno dalam Sejarah Hari Ini, 6 Februari 1940
Mantan istri Presiden Soekarno, Ratna Sari Dewi yang genap berusia 83 tahun pada 6 Februari 2023. (Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 83 tahun yang lalu, 6 Februari 1940, Naoko Nemoto lahir di Tokyo, Jepang. Wanita itu tumbuh menjadi insan cerdas dan tangguh. Semuanya demi menggapai cita-cita menjadi pelukis dan kritikus sastra. Siapa sangka kedekatannya kepada seni membawanya mengenal Presiden Soekarno.

Naoko mengagumi antusiasme Bung Karno akan seni. Begitu pula sebaliknya. Kemudian, keduanya sama-sama jatuh cinta dan menikah. Bung Karno pun memberinya nama baru yang indah: Ratna Sari Dewi Soekarno.

Perjalanan hidup seseorang tiada tahu. Itulah yang menggambarkan jalan hidup Naoko Nemoto. Ia lahir di Tokyo pada 6 Februari 1940 di tengah ekonomi yang tak baik-baik saja – jika tak boleh dikatakan miskin.

Ayahnya seorang pekerja bangunan. Sedang ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Uang yang dihasilkan ayahnya hanya cukup untuk membiayai kebutuhan makan sehari-hari. namun, itu bukan masalah.

Orangtuanya justru memiliki cita-cita supaya anaknya mendapatkan kehidupan lebih baik. Kewajiban menyekolahkan anaknya dilakukan dengan baik. Naoko dapat mulus bersekolah hingga SMA. Apalagi Naoko sendiri tergolong wanita yang cerdas.

Soekarno dan istrinya, Ratna Sari Dewi Soekarno dalam suatu momen. (Perpusnas)

Kecerdasan itu dimanfaatkan secara maksimal oleh Naoko. Ia menunjukkan minatnya kepada seni dan sastra. Saban hari ia belajar giat belajar untuk mendalami minatnya. Semuanya karena Naoko telah memantapkan mimpinya sebagai pelukis dan kritikus sastra.

Ia memahami benar jika meraih mimpi butuh proses. Naoko pun menjadikan sanggar Sishere Hayakawa Art Production di Tokyo sebagai sarananya belajar mendalami seni. Pucuk dicinta ulam tiba. Kemampuannya dalam seni meningkat tajam.

“Ketika Naoko remaja, minatnya terhadap seni dan sastra sangat tinggi. la bahkan mempunyai cita-cita ingin menjadi pelukis dan kritikus sastra. Keinginan Naoko yang kuat akan cita-citanya ini telah mendorongnya untuk bergabung dengan sebuah sanggar seni yang memberikan berbagai kursus kesenian. Sanggar itu bernama Sishere Hayakawa Art Production.”

“Di sanggar tersebut, Naoko kerap meluangkan waktunya untuk belajar beberapa kesenian Jepang seperti tarian klasik Jepang, bernyanyi dan bermain drama. Keseriusan Naoko dalam latihan-latihannya tidaklah sia-sia. Naoko sering kali diundang bersama teman-teman sanggarnya untuk tampil di panggung-panggung ternama di Tokyo,” ungkap Ilmiyanti dalam buku Soekarno is a Great Lover (2018).

Alih-alih seni hanya mendekatkan Naoko kepada mimpi, kedekatannya terhadap seni justru membawanya berjumpa dengan jodoh. Ia berjumpa pertama kali dengan jodohnya yang sama-sama menyukai seni di Hotel Imperial Tokyo pada 1959. Pria yang menaksirnya itu tak lain adalah Presiden Indonesia, Soekarno.

Presiden Soekarno dan Ratna Sari Dewi. (Wikimedia Commons)

Kedekatan dan kesamaan mereka terhadap seni membuat Naoko mantap ketika dipersunting Bung Karno pada 1962. Pernikahan itu membuat Bung Karno memberikan nama baru kepada Naoko: Ratna Sari Dewi Soekarno. Pun keduanya dikaruniai seorang anak. Karina Kartika Sari Dewi Soekarno, namanya.

“la juga bercitacita menjadi pengarang dan kritikus sastra. la pun suka menyanyi serta menari klasik Jepang. Bahkan bermain drama pada perkumpulan Sishere Hayakama Art Production di Tokyo. Bung Karno yang pertama kali berjumpa dengan Naoko di Hotel Imperial Tokyo mengaku, bahwa bukan hanya kecantikan gadis Jepang itu belaka yang membuat dirinya kasmaran.”

“Namun, lebih dari segala-galanya, hasrat dan keleburan Naoko kepada senilah yang menjeratnya. Sehingga Bung Karno terpaksa melamar dengan kata-kata mutiara: Jadilah engkau sumber inspirasi dan kekuatanku. Pada hari-hari selanjutnya Naoko Nemoto diberi nama baru oleh Bung Karno: Ratna Sari Dewi,” ungkap Agus Dermawan T dalam buku Bukit-Bukit Perhatian (2004).