Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 15 tahun yang lalu, 12 Januari 2008, putra proklamator kemerdekaan Indonesia Soekarno, Guruh Soekarnoputra mendatangi Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kedatangannya dalam rangka menjenguk Soeharto yang sedang kritis.

Pun kehadiran Guruh memancing spekulasi bahwa trah Soekarno dan Soeharto telah berdamai. Sebelumnya, kesehatan Soeharto makin memburuk setelah ia lengser dari kursi presiden. Ia pun kerap keluar masuk rumah sakit dengan ragam komplikasi penyakit.

Kondisi Soeharto setelah lengser dari kursi orang nomor satu Indonesia tak baik-baik saja. ia terkena stroke ringan pada 1999. Penyakit itu membuat Soeharto dilarikan ke RSPP. The Smiling General pun dirawat di ruang VVIP 604 di lantai enam Gedung B RSPP.

Soeharto pun tak sendirian. Segenap anggota Keluarga Cendana berdatangan mendampinginya. Dari anak, menantu, hingga cucu. Dokter-dokter terbaik pun dilibatkan untuk kesembuhan Soeharto. Semuanya bergerak untuk kesembuhan Soeharto.

Berita Soeharto jatuh sakit menyebar di seantero negeri. Segenap rakyat Indonesia menyampaikan rasa kedukaannya. Elite politik apalagi. Mereka bahkan langsung datang ke RSPP untuk menjenguk Soeharto. kondisi memburuknya kesehatan Soeharto membuat rakyat lupa dengan dugaan kasus korupsi terhadapnya.

Kedatangan Guruh Soekarnoputra untuk membesuk mantan Presiden Soeharto di RS Pertamina Pusat pada 12 Januari 2008 mencairkan hubungan Keluarga Soekarno dan Soeharto yang dianggap kurang baik. (Antara/Ujang Zaelani) 

Soeharto pun tak lama pulih. Namun, setelahnya, ia kerap keluar-masuk rumah sakit seiring kondisi kesehatannya yang turus memburuk. Dari tahun 1999, 2000, hingga tahun berikutnya. Kesehatan Soeharto sempat mendapatkan titik terang pada tahun 2002.

“Ketua tim dokter Soeharto, Akmal Taher, mengungkapkan, secara umum kesehatan mantan Presiden Soeharto maju dibandingkan saat terserang stroke pada 1999 dan pemeriksaan pada 2000 dan 2001. Namun, kemampuan berbahasanya terganggu tingkat sedang sampai berat.”

“Akmal menggambarkan, Soeharto hanya bisa mengucapkan dua sampai empat kata yang mudah, sedangkan pertanyaan yang kompleks tidak bisa ia mengerti dan jawab,” ungkap sejarawan Asvi Warman Adam dalam buku Bung Karno Dibunuh Tiga Kali? (2010).

Penyakit Soeharto pun makin parah pada awal 2008. Kondisi Soeharto yang dirawat di RSPP sedang kritis. Bahkan, Soeharto menggunakan bantuan ventilator untuk membantu kerja paru-paru. Kondisi yang memprihatinkan itu mengundang simpati banyak orang.

Guruh Soekarnoputra, salah satunya. Trah Soekarno itu datang langsung ke RSPP untuk menjenguk Soeharto pada 12 Januari 2008. Kedatangannya pun memunculkan kehebohan. Sebab, di antara Soeharto dan trah Soekarno punya masa lalu yang kurang menyenangkan.

Soeharto dianggap dalang lengsernya Bung Karno dari pucuk pemerintahan. Lebih lagi, Soeharto dijadikan sebagai tahanan rumah hingga akhir hayatnya. Kondisi itu tambah parah dengan kuasa Soeharto mempersulit kehidupan anak-anak Bung Karno. Mereka sulit mendapatkan akses pendidikan hingga politik.

Kehadiran Guruh menjenguk Soeharto lantas jadi sejarah baru. Guruh dianggap mengakhiri luka Trah Soekarno di masa lalu. Apalagi ia tak lagi mempermasalahkan hal itu. Guruh bak menunjukkan sikap ksatria. ia menyebut agenda berjumpa dengan Keluarga Cendana bukan hal baru baginya. Kali ini ia ikut mendoakan kesembuhan Soeharto.

“Tiap lebaran saya silahturrahmi ke Keluarga Cendana. Saya berteman dengan anak-anaknya (Soeharto),” ucap Guruh sebagaimana dikutip laman Antara, 13 Januari 2008.