JAKARTA – Sejarah hari ini, 61 tahun yang lalu, 7 Januari 1962, percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno kembali terjadi. Kali ini upaya itu dilakukan dengan cara melempar granat ke arah konvoi rombongan Bung Karno di Makassar.
Bung Karno selamat. Namun, 31 orang yang berada di sekitar lokasi jadi korban, tiga di antaranya meninggal dunia. Sebelumnya, upaya percobaan pembunuhan terhadap Soekarno kerap terjadi. Ketidakpuasan akan kepemimpinan Soekarno ada di baliknya.
Hidup sebagai Presiden Indonesia tak mudah. Bung Karno pernah merasakannya. Hidup Bung Karno kerap dihantui kekhawatiran. Sebab, nyawanya kerap menjadi incaran pihak-pihak yang tak suka. Kondisi itu berlangsung dari masa revolusi hingga Indonesia merdeka.
Apalagi upaya percobaan pembunuhan terhadapnya makin sering hadir kala Belanda mulai mengakui kedaulatan Indonesia pada 1949. Peristiwa itu membuat orang yang benci Bung Karno makin menjadi-jadi.
Pihak-pihak yang tak suka Bung Karno mulai merencanakan upaya pembunuhan. Peristiwa Cikini pada 1957, misalnya. Orang-orang yang dianggap tak puas dengan politik Bung Karno mencoba menghujaninya dengan granat.
Peristiwa itu berlangsung dengan pesta ulang tahun Perguruan Cikini ke-15. Yang mana, Perguruan Cikini adalah tempat putra-putri Soekarno bersekolah. Namun, nasib baik berada di pihak Bung Karno. Ia selamat dari percobaan pembunuhan itu.
“Telah terjadi percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno pada tanggal 30 November 1957 yang dikenal sebagai Peristiwa Cikini, ketika Presiden Soekarno menghadiri pesta ulang tahun ke-15. Perguruan Cikini, tempat putra-putri beliau bersekolah. Percobaan pembunuhan ini dilakukan dengan menggunakan granat tangan sehingga menimbulkan banyak korban terutama anak-anak sekolah yang berada di halaman sekolah.”
“Korban lain ialah Inspektur Polisi I Oding Suhendar, anggota pasukan pengawal presiden. Ia tewas akibat terkena pecahan granat. Presiden sendiri selamat berkat kesigapan dan kecepatan bertindak Mayor Sudarto (ajudan presiden). Setelah terjadi ledakan pertama, Sudarto cepat membawa Presiden ke tempat yang aman,” ungkap Marwati Djoened Poesponegoro dalam buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI (2008).
Alih-alih percobaan pembunuhan terhadap Soekarno segera berakhir, orang-orang yang benci kepadanya justru terus mengupayakan percobaan pembunuhan. Pun teror bom granat tak melulu dilakukan di Jakarta. sebab, teror juga dilakukan di luar Jawa. Makassar, tepatnya.
Percobaan pembunuhan itu berlangsung ketika iring-iringan Bung Karno melakukan konvoi pada 7 Januari 1962. Tujuan iring-iringan itu adalah untuk membawa Bung Karno ke Gedung Olahraga Makassar untuk berjumpa rakyat.
Di tengah jalan, granat dilepaskan oleh pelaku teror. Namun, dewi fortuna lagi-lagi berada di pihak Bung Karno. Ia selamat dari percobaan pembunuhan itu.
“Sejak tanggal 4 Januari Presiden Soekarno berada di Makassar dan di tempat-tempat lain di Sulawesi Selatan untuk menggelorakan semangat perjuangan pembebasan Irian Barat. Sore ini tersiar berita, pada Minggu malam lalu tanggal 7 Januari telah terjadi suatu percobaan pembunuhan terhadap Presiden dengan cara pelemparan granat.”
“Soekarno sedang menuju ke Gedung Olah Raga Makassar untuk memberi wejangannya seputar tri komando pembebasan Irian Barat. Presiden selamat. Sebagai akibat pelemparan granat yang jatuh 150 meter di belakang mobil yang ditumpangi Presiden, 31 orang jadi korban, di antaranya tiga orang meninggal dunia yakni seorang anak dan dua orang dewasa,” terang Rosihan Anwar dalam buku Sukarno, Tentara, PKI (2006).