JAKARTA - Hari Ini, 20 tahun yang lalu, 12 Agustus 2002, kondisi Mantan Presiden Soeharto dikabarkan membaik. Kondisi itu diungkap langsung oleh tim dokternya. Namun, bukan berarti kondisinya pulih total. Kemampuan berbicaranya masih terganggu.
Soeharto hanya dapat berucap beberapa kata. Ia tak mampu menjawab pertanyaan yang panjang. Sebelumnya, Soeharto terkena stroke pada Juli 1999. Mantan orang nomor satu Indonesia itu jatuh sakit tepat saat pengusutan kasus korupsi yang menderanya.
Tiada yang menyangka Presiden Soeharto dan Orde Baru (Orba) dapat tumbang. Sebab, dalam benak segenap rakyat Indonesia kepemimpinan Soeharto maha kuat. Militer ada di baliknya. Namun, eksistensi sebuah negara tak melulu butuh militer belaka. Negara juga butuh keuangan yang sehat. Dan itu yang tak dimiliki oleh Soeharto.
Resesi ekonomi 1997-1998 memancing amarah masyarakat untuk meminta Soeharto turun. Mahasiswa pun berbondong-berbondong melakukan aksi demonstrasi. Kekuatan rakyat itu akhirnya berhasil menumbang rezim Orba 21 Mei 1998.
Nyatanya, masalah tak lantas selesai. Pengganti Soeharto, B.J. Habibie mulai mengungkap dosa-dosa masa lalu rezim Soeharto. Segala macam penyalahgunaan dana ketika ia menjadi presiden mencuat. Empunya kekusaan pun melakukan penyelidikan.
Boleh jadi pemerintah ingin segera mengusut korupsi era Presiden Soeharto sampai ke akar. Namun, jauh panggang dari api. Soeharto justru terserang stroke ringan pada 1999. Penyakit itu membuat penyelidikan terkaitnya makin rumit dan panjang.
“Ia dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina RSPP. Orang nomor satu di Indonesia ini menjalani perawatan di ruang VVIP 604 di lantai enam Gedung B RSPP. Sejumlah karangan bunga pun berdatangan. Awal stroke ringan itu terjadi pági hari, sekitar pukul 10.30. Tiba-tiba ia merasakan sakit di sekitar leher dan bahu bagian belakang. “
“Sekitar pukul 10.30, Soeharto langsung dibawa dengar ambulans, yang memang tersedia di kediamannya ke RSPP. Dugaan Soeharto terkena stroke ringan juga diperkuat keterangan Prof. Dr. Feik Heyder dari Semarang. Heyder membenarkan bahwa para dokter vang merawat mantan Presiden Soeharto di RSSP itu menghuhunginya di Semarang untuk ikut memonitor,” tutup Femi Adi Soempeno dalam buku Prabowo Titisan Soeharto? (2008).
Soeharto didampingi secara bergantian oleh anak-anaknya selama sakit. Pun dukungan untuk sembuh datang silih berganti dari pejabat negara, juga segenap rakyat Indonesia. Kesembuhan Soeharto jadi kabar baik yang paling ditunggu.
BACA JUGA:
Hal yang dinanti-nanti pun tiba. Kesehatan Presiden Soeharto dikabarkan membaik oleh tim dokternya pada 12 Agustus 2002. Kabar baik itu disambut dengan antusias oleh segenap rakyat Indonesia. Apalagi kesembuhannya menandakan kasus penyalagunaan dana kembali berlanjut.
“Ketua tim dokter Soeharto, Akmal Taher, mengungkapkan, secara umum kesehatan mantan Presiden Soeharto maju dibandingkan saat terserang stroke pada 1999 dan pemeriksaan pada 2000 dan 2001. Namun, kemampuan berbahasanya terganggu tingkat sedang sampai berat.”
“Akmal menggambarkan, Soeharto hanya bisa mengucapkan dua sampai empat kata yang mudah, sedangkan pertanyaan yang kompleks tidak bisa ia mengerti dan jawab,” ungkap Sejarawan Asvi Warman Adam dalam buku Bung Karno dibunuh tiga kali? (2010).