JAKARTA - Sejarah hari ini, 62 tahun yang lalu, 2 April 1960, Presiden Soekarno berziarah ke makam ulama sufi yang kesohor, Syekh Abdul Qadir Jaelani. Kunjungan itu dilangsungkan Soekarno dalam lawatan politiknya ke Irak. Pun sebelumnya Bung Karno telah melanggengkan aktivitas berziarah ke makam-makan tokoh Islam dunia lainnya. Ia begitu menghormati karisma dan pemikiran-pemikiran tokoh dan ulama Islam. Semuanya itu dilakukan Soekarno sebagai bentuk kedekatan emosionalnya dengan Islam.
Soekarno doyan berziarah ke makam tokoh-tokoh dunia, utamanya tokoh dan ulama Islam kesohor. Agenda itu acap kali dilakukan di sela-sela kunjungan politiknya. Konon, agenda berziarah ke tokoh dunia dijadikan satu syarat penting untuk negara yang menantikan kedatangan Soekarno. Kunjungan Bung Karno ke Damaskus, Suriah pada 1957, misalnya.
Lawatan itu ia disambut dengan riuh gembira oleh Presiden Suriah yang menjabat dua kali (1943-1949 dan 1955-1958), Shukri al-Quwatli. Empunya kekuasaan itu pun tak lupa mengajak Bung Karno keliling negaranya. Yang paling penting, ia mengajak Bung Karno berkunjung ke makam pejuang Islam dalam Perang Salib, Salahuddin Al-Ayyubi.
Soekarno senang bukan main. Ia termasuk yang mengidolakan Salahuddin Al-Ayyubi atau yang kerap dilafalkan oleh lidah barat sebagai Saladin. Menurutnya Saladin adalah sosok yang hebat. Ia dikenal sebagai pendiri Dinasti Ayyubiyah yang kekuasaan begitu luas. Antara lain meliputi Mesir, Suriah, Mekkah, Madinah, sebagian Yaman, Irak, hingga Palestina.
Rasa bangganya pun meningkat ketika berada di pusara Saladin. Bung Karno lalu menceritakan perjalanan berziarah ke makam Salahuddin Al-Ayyubi kepada segenap rakyat Indonesia yang menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 6 Agustus 1963.
“Sore-sore saya dibawa oleh Presiden Quwatli ke makam Salahuddin Al-Ayyubi, dan di situ saya bacakan Al-Fatihah tiga kali agar supaya, pertama, aku sendiri mendapat ampunan dari Allah SWT. Supaya Allah SWT memberi tempat yang sebaik-baiknya kepada Salahuddin,” cerita Bung Karno.
Ziarah makam ulama Islam pun turut dilakoni Bung Karno kala berkunjung ke Irak pada 1960. Di sela-sela kunjungan kenegaraannya, Bung Besar menyempatkan waktu untuk berziarah ke makam ulama sufi kesohor Syekh Abdul Qadir Jaelani pada 3 April 1960. Soekarno kagum kepada Syekh Abdul Qadir Jaelani. Pemikiran ulama sufi tersebut banyak mempengaruhi pandangannya dalam mengenal Islam.
Karena itu, kunjungan ke Irak jadi salah satu kunjungan luar negeri yang paling membekas bagi Bung Karno. Ia juga memahami Irak adalah negara dengan peradaban yang luar biasa dan berpusat di Mesopotamia. Sebagai rasa terima kasih, Bung Karno ikut menebar bibit sejenis ikan emas ke Sungai Tigris. Ikan yang kemudian digemari oleh rakyat Irak itu langgeng dikenal sebagai Ikan Soekarno.
"Di Irak ada ikan mas Soekarno, di mana restoran di Baghdad kalau menampilkan ikan mas disebut ikan Soekarno," tutup Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto sebagaimana dikutip Republika.