Cerita di Balik Selebrasi Perban Biru Valentino Rossi dalam Gelaran MotoGP Sentul 1997
Valentino Rossi di panggung ajang GP500 Indonesia 1997 di Sirkuit Sentul sebagai juara kelas 125 cc. (Foto: tangkapanlayar Youtube MotoGP)

Bagikan:

JAKARTA - Valentino Rossi adalah magnet besar bagi ajang balap kelas dunia MotoGP. Tingkah lakunya acap kali memancing sorot kamera. Apalagi aksi-aksi selebrasi kemenangannya yang nyeleneh. Pun aksi itu telah dilakukannya sejak MotoGP masih bernama GP500. Dalam GP500 Sentul 1997, misalnya. Keberhasilan Rossi merajai Sirkuit Internasional Sentul membuatnya naik podium dengan nyeleneh. Ia muncul dengan perban biru memenuhi wajah. Bak orang baru kecelakaan. Ternyata, ada kisah dibaliknya.

Sirkuit Internasional Sentul pernah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Kala itu, Sentul menjelma sebagai sirkuit terbesar dan termegah di seantero negeri. Kemegahan itu terwakilkan oleh sederet fasilitas yang dimilikinya. Paddock, pit, ruang istrihata pembalap, landasan helicopter, hingga unit perawatan medis hadir seluruhnya di Sentul.

Ketersediaan fasilitas itu bahkan seluruhnya sesuai dengan aturan dan ketentuan Federation Internationale de l'Automobile (FIA). Sebuah organisasi dunia yang mengorganisasikan kejuaraan dunia Formula 1 (F1). Karenanya, banyak event balapan nasional maupun internasional yang menggelar hajatannya di Sentul. Gelaran balapan motor paling prestisius di jagat raya, GP500, terutama.

Indonesia pun kebagian jadwal menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan GP500 pertama kali pada 1996. Penyelenggaraan itu mampu memancing animo masyarakat Indonesia. Tak kurang 100 ribu penonton memenuhi sirkuit untuk melihat pembalap idolanya berlaga.  Presiden Soeharto, salah satunya.

Suasana balap GP500 Indonesia 1997 di Sirkuit Sentul. (Foto: MotoGP)

The Smiling General jadi tokoh utama yang membuka balapan itu. Pun Soeharto juga yang bertindak memberikan piala kepada jawara dari kelas utama GP500. Menurutnya, Indonesia banyak diuntungkan oleh terselenggaranya GP500. Event itu bawa nama dan pariwisata Indonesia mendunia. Sebab, acara itu ditayangkan langsung televisi di 58 negera, dengan total jumlah penonton 400 juta orang.

“Marlboro Indonesia Grand Prix untuk kedua kalinya dan terakhir diadakan di Sirkuit Sentul pada 28 September 1997 dan ketika itu Roberto Nosetto, pimpinan sirkuit MotoGP Indonesia menyatakan citra Indonesia di olahraga otomotif dunia sudah semakin meningkat.”

“Ungkapan Roberto itu bukan tak beralasan, karena pada tahun yang sama (1996-1997) di Sumatra Utara berlangsung kejuaraan dunia reli mobil (WRC: World Rally Championship). Sedangkan kejuaraan dunia motocross 125 CC diadakan di Yogyakarta (1995,1996, 1997), dan kejuaraan dunia motocross 250 CC di Jatinangor, Bandung 2-3 Agustus 1997,” ungkap A.R. Loebis sebagaimana dikutip Sugiono M.P. dalam buku Selamat Jalan Pak Harto: Dokumen Kepergian Pemimpin Bangsa (2008).

Panggung Rossi

Gelaran GP500 Sentul pada 1996 sukses besar. Demikian pula gelaran GP500 Sentul kedua yang dihelat pada 1997 pada 28 September 1997. Pengalaman bertanding di Sentul begitu membekas di hati banyak pembalap. Valentino Rossi, misalnya. Rossi yang kala itu membela panji tim Scuderia AGV Aprilia tampil menjanjikan. Sekalipun kala itu, dirinya masih berlaga di kelas GP125.

Boleh jadi Rossi telah dikukuhkan sebagai juara dunia kelas GP125, tetapi mental juaranya tak pernah padam. Apalagi mengendur. Ia tetap tampil kompetitif. Rossi yang memulai balapan dari posisi empat langsung memacu kuda besinya untuk menjadi yang terdepan. Pertandingan menarik lalu dipertontonkannya. Rossi akhirnya mampu merebut posisi pertama dan meninggalkan lawan-lawannya di belakang. Ia pun mengakui balapan dengan jumlah 26 putaran (lap) sebagai salah satu momen menentukan dalam kariernya.

“Pada 1996 dan 1997, saya pernah berlaga di Sentul dan saya tidak akan melupakan Jakarta. Saya berharap dapat kembali lagi ke sini” tegas Rossi ketika melangsungkan kunjungan ke Indonesia pada 2009.

Rossi pun berhasil memenangkan balapan dengan waktu 41 menit 14,5 detik. Rossi unggul tiga detik dari Kazuto Sakata yang berada pada posisi kedua. sedang Rossi unggul lima detik dari pemenang ketiga, Jorge “Aspar” Martinez. Pun Rossi juga memecahkan rekor putaran sirkuit tercepat (fastest lap), 1 menit 34 detik.

Aksi Nyeleneh

Pemandangan menarik lainnya muncul ketika ketiga pemilik nomor 46 naik podium. Rossi tampil mencolok dengan mengenakan perban berwarna biru yang menutupi sebagian kepalanya.  Aksi nyeneh itu ditambah dengan Rossi menempelkan kantong es batu di belakang kepalanya. Tampilan yang diperagakan oleh Rossi tak ubahnya seseorang yang baru kecelakaan.

Usut punya usut, aksi itu dilakukan oleh Rossi karena beberapa hari sebelumnya ia mengalami kecelakaan. Rossi terlibat dalam kecekaaan mobil seusai menggelar pesta di kampung halamannya, Tavullia, Italia. Pesta itu bagi Rossi cukup spesial. Sebab, pria berjuluk The Doctor itu merayakan kesuksesannya menjadi juara dunia MotoGP kelas GP125.

Valentino Rossi mengenakan perban biru di kepalanya. (Foto: Tangkapan layar Youtube)

Pesta itu buat Rossi bahagia bukan main. Ia bahkan tak menyadari jika malam semakin larut. Malang tak dapat ditolak. Mobil Porsche 928 yang ditumpangi Rossi dan ayahnya mengalami kecelakaan tunggal dalam perjalanan pulang ke rumah.

Kecelakaan itu membuat Rossi luka-luka dan trauma. Setelahnya, Rossi kepikiran untuk memarodikan kondisinya saat mengalami kecelakaan. Konon, sebagai rasa syukur dapat bangkit.

“Rossi merayakan gelar pertamanya tepat sebelum dia berangkat ke Indonesia. Dalam perjalanan pulang ia mengalami kecelakaan dengan Porsche 928 yang seharusnya diuji oleh Sirkuit Graziano. Kepalanya terluka. Dan kepalanya dibalut perban. Meski begitu, Rossi dapat melucu dengan menggunakan perban saat naik podium dalam sisa balapan MotoGP di Sentul, Indonesia,” tulis Michel Turco dalam buku Rossi: Die Legende (2019).