Presiden Soeharto Buka Gelaran MotoGP Pertama di Indonesia 1996
Mick Doohan saat berlomba dalam MotoGP GP 500 di GP Inggris 1997. (Foto: Dok. Repsol Honda)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Soeharto terkenal sebagai presiden yang gemar menonton gelaran olahraga. Sederet acara olahraga pernah dihadirinya. Gelaran balapan motor Moto Grand Prix (MotoGP) 1996 di Sirkuit Sentul yang dihelat pada 7 April, misalnya.

Ia hadir dengan dua kapasitas. Pertama, sebagai Presiden Indonesia. Kedua, sebagai penikmat balapan MotoGP. Bukan Cuma itu, dia juga andil membuka gelaran MotoGP dan juga memberikan piala kemenangan kepada juara MotoGP Sentul kelas GP500, Michael “Mick” Doohan. Peristiwa itu membuat wajah Soeharto terpampang di media massa di seantero negeri, sebagai tanda gelaran pertama MotoGP di Indonesia sukses besar.

Pada 1996, Indonesia pernah mendapatkan kesempatan menghelat event balapan motor internasional bertajuk Marlboro Indonesian Grand Prix 1996. Segenap rakyat Indonesia pun dibuat tak sabar menonton berlaganya pebalab kelas dunia pada 7 April 1996. Demikian pula, Presiden Soeharto.

Berita perhelatan GP 500 Indonesia 1996 di Sirkuit Sentul yang dihadiri Presiden Soeharto. (Foto: Arsip Kompas)

Ia paham benar acara itu dapat menyajikan tontonan menarik. Apalagi balapan itu digelar dalam arena balapan Sirkuit Sentul yang dibangun anaknya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Pun Soeharto sendiri yang meresmikan sirkuit itu pada 1993. Peresmian itu kemudian mengangkat nama Sirkuit Sentul menjadi kesohor.

“Setelah diresmikan (Soeharto), Sentul sempat kebanjiran event otomotif baik tingkat nasional, regional, maupun internasional. Mulai dari Enduro Race, Formula Brabham dan Asia, Touring, Superbike World Championship, dan Drag Race. Bahkan, pada 1996 dan 1997, Sentul menorehkan sejarah dengan menjadi tuan rumah seri Grand Prix 500 cc,” tulis Suseno dalam tulisannya di Majalah Tempo berjudul Biar Tekor, Asal kesohor (2005).

Soeharto pun didaulat oleh penyelenggara untuk membuka gelaran internasional tersebut. Ia secara simbolis menekam sirene tanda dimulainya balapan kelas paling buncit: GP125. Pembukaan itu lalu disambut dengan antusias oleh penonton yang hadir di arena sirkuit. Apalagi penonton yang hadir membludak. Tercatat, 100 ribu orang datang menyaksikan langsung. Baik mereka yang membeli tiket ataupun tidak.

Suasana balap GP 500 Indonesia 1996 di Sirkut Sentul. (Foto: MotoGP.com)

Perlombaan menarik hadir pada kelas GP500. Aksi juara bertahan dua tahun berturut-turut GP500, Mick Doohan mampu memukau penonton dengan kemenangannya. Soeharto pun menikmatinya. Setelahnya, Soeharto tak menyia-nyiakan kesempatan untuk memberikan penghargaan berupa piala kemenangan langsung kepada Doohan selaku pemenang.

Kesempatan itu membuat wajah Soeharto muncul di halaman depan di ragam media massa. Wajahnya yang berpose dengan ketiga pemenangan, Michael Doohan (Australia), Alex Barros (Brasil), dan Loris Capirossi (Italia) muncul di mana-mana. Penyebarannya pun hingga pelosok negeri. Sebagai sebuah tanda balapan di Sirkuit Sentul sukses besar.

“Sudah sering kali Presiden Soeharto menyaksikan langsung pertandingan olahraga. Namun memberikan langsung penghargaan kepada kepada pemenang merupakan suatu yang sangat langka.”

“Panitia penyelenggara Marlboro Indonesian Grand Prix dan juga pembalap Doohan yang memenangkan balapan, pantas mendapatkan kehormatan, karena Pak Harto berkenang menyaksikan langsung balapan dan menyerahkan langsung penghargaan,” tertulis dalam laporan Harian Kompas berjudul Dari Pak Harto untuk Doohan (1996).