JAKARTA - Pada 17 Desember 2011, Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-il, meninggal karena serangan jantung saat bepergian dengan kereta api. Jenazahnya kemudian dibalsem dan dipajang secara permanen di Istana Matahari Kumsusan di Pyongyang. Kepemimpinan Korut kemudian digantikan oleh Kim Jong-un, anak bungsu Kim Jong-il.
Mengutip Biography, sebelum kematiannya memang isu-isu memburuknya kesehatan Kim Jong-il sudah santer terdengar. Pada Agustus 2008, sebuah publikasi Jepang mengklaim Kim Jong-il telah meninggal pada 2003 dan diganti dengan orang yang mirip dengannya untuk penampilan publik.
Kim Jong-il juga tidak tampil di depan umum untuk upacara obor Olimpiade di Pyongyang pada April 2008. Setelah Kim Jong-il tidak muncul untuk parade militer merayakan ulang tahun ke-60 Korut, badan intelijen AS yakin Kim Jong-il sakit parah dan kemungkinan menderita stroke.
Selama musim gugur 2008, banyak sumber berita memberikan laporan yang saling bertentangan tentang kondisinya. Kantor berita Korut melaporkan Kim Jong-il berpartisipasi dalam pemilihan nasional pada Maret 2009. Dengan suara bulat, ia mendapat kursi di Majelis Rakyat Tertinggi parlemen Korut. Majelis kemudian mengukuhkannya sebagai ketua Komisi Pertahanan Nasional.
Kabar kesehatan Kim Jong-il yang berubah-ubah, kepemilikan senjata nuklir, dan kondisi ekonominya yang genting, membuat gerak-gerik Kim Jong-il terus diawasi negara-negara lain. Kim Jong-il juga tidak memiliki penerus yang jelas untuk rezimnya saat itu. Ketiga putranya menghabiskan sebagian besar hidup di luar negeri dan tampaknya tidak ada yang mendukungnya.
Saat itu banyak pakar internasional yakin bahwa ketika Kim Jong-il meninggal, akan ada kekacauan karena tampaknya tidak ada metode yang jelas untuk transfer kekuasaan. Namun karena kegemaran pemerintah Korut akan kerahasiaan, hal ini terlalu sulit untuk diketahui.
Namun pada 2009, laporan berita mengungkapkan bahwa Kim Jong-il berencana untuk menunjuk putranya, Kim Jong-un sebagai penggantinya. Sangat sedikit yang diketahui tentang Kim Jong-un sampai 2010, hanya satu foto resmi Kim Jong-un yang dikonfirmasi, bahkan tanggal lahir resminya tidak diungkapkan.
Masyarakat wajib berkabung
Jutaan warga Korut dilaporkan "diliputi kesedihan yang tak terlukiskan" saat mendengar kabar kematian Kim Jong-il. Menurut laporan KNCA, orang-orang berkumpul dan menangis secara terbuka di Pyongyang. Kabar kematian Kim Jong-il pun diumumkan dalam sebuah pernyataan emosional di televisi nasional. Penyiar berita mengenakan pakaian hitam, terlihat berusaha menahan air mata ketika mengatakan bahwa Kim Jong-il meninggal karena pekerjaan fisik dan mental yang berlebihan.
Anggota Partai Komunis di suatu di daerah Korut, memukul meja dan menangis dengan suara keras. "Saya tidak percaya," kata seorang anggota partai bernama Kang Tae-Ho. "Bagaimana dia bisa pergi seperti ini? Apa yang harus kita lakukan?"
"Dia berusaha keras untuk membuat hidup kita jauh lebih baik dan dia pergi begitu saja," kata anggora Partai Komunis lainnya. KCNA mengatakan orang-orang begitu merasa sakit dan putus asa.
Pada tahun ini, menandai sepuluh tahun meninggalnya Kim Jong-il. Untuk memperingati hal itu, Korut saat ini telah menetapkan bahwa negara tersebut akan menjalani masa berkabung selama sepuluh hari.
Mengutip Fox News, selama sepuluh hari tersebut, warga Korut tidak boleh minum alkohol, tertawa, atau melakukan kegiatan rekreasi. Berbelanja bahan makanan juga telah dilarang sejak 17 Desember hingga sepuluh hari ke depan.
"Dulu banyak orang yang tertangkap minum atau mabuk selama masa berkabung ditangkap dan diperlakukan sebagai penjahat ideologis," kata warga yang tidak disebutkan namanya itu. "Mereka dibawa pergi dan tidak pernah terlihat lagi."
Selain itu, warga Korut tidak dapat melakukan upacara atau layanan pemakaman, bahkan merayakan ulang tahun jika bertepatan dalam masa berkabung. Sumber lain mengklaim bahwa polisi telah melakukan mandat serupa sejak awal bulan untuk memastikan suasana yang sesuai untuk masa berkabung.
Banyak acara yang direncanakan untuk memperingati sepuluh tahu meninggalnya Kim Jong-il. Beberapa cara tersebut termasuk pameran fotografi dan seni, konser, dan pameran Kimjongilia, bunga yang namanya diambil dari nama Kim Jong-il.
Kepemimpinan Kim Jong-il
Kim Jong-il mengambil alih kepemimpinan Korut setelah kematian ayahnya, Kim Il-sung, pada 1994. Kim Jong-il dikenal memerintah negara Komunis itu dengan tangan besi, rezim represifnya yang terisolasi dituduh melakukan banyak pelanggaran hak asasi manusia.
Mengutip History, segera setelah Kim Jong-il menggantikan ayahnya, Korut mengalami serangkaian kelaparan parah yang menewaskan sekitar 2 juta orang pada akhir 1990-an. Saat warga biasa menderita kesulitan ekonomi, Kim Jong-il justru mengarahkan sebagian besar anggaran negara untuk mempertahankan militer dan pengembangan senjata nuklir yang diuji Korut pada 2006 dan 2009.
Selain itu, di bawah rezim totaliter Kim Jong-il, media dikendalikan oleh negara dan rata-rata orang Korut memiliki sedikit kebebasan pribadi dan tidak dapat meninggalkan negara itu.
Mereka yang menentang pemerintah dikirim ke kamp penjara yang keras. Kim Il-sung dan Kim Jong-il sama-sama digambarkan sebagai dewa dan gambar mereka muncul di semua bangunan umum.
*Baca Informasi lain soal SEJARAH HARI INI atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.
SEJARAH HARI INI Lainnya
BACA JUGA: