Bagikan:

JAKARTA - Sekelompok teroris menyerang Kota Mumbai, India pada hari ini, 26 November 13 tahun lalu atau pada 2008. Serangan berlangsung tiga hari. Teror itu dilakukan oleh 10 pria bersenjata anggota Lashkar-e-Taiba, organisasi teroris dari Pakistan. Mereka meneror warga sipil dengan berbekal senjata otomatis dan granat.

Peristiwa terorisme ini bahkan disamakan dengan peristiwa 9/11. Setiap tahunnya, masyarakat India memperingati bagaimana saudara-saudara mereka tewas oleh di tangan teroris. Mengutip The Hindu, orang India di Israel juga mengenang para korban pembunuhan oleh teroris Lashkar-e-Taiba. Beberapa korban aksi teror tersebut merupakan orang Yahudi.

Aksi teror dimulai pada malam hari pukul 21.30 waktu setempat. Stasiun kereta api Chhatrapati Shivaji, Leopold Café, dua rumah sakit, dan sebuah teater menjadi sasaran para tetoris. Aksi teror dilanjut dengan penyanderaan di Nariman House, pusat kegiatan orang Yahudi. Mereka juga menyasar dua hotel mewah yaitu Oberoi Trident dan Taj Mahal Palace & Tower.

Pada saat kebuntuan berakhir di Nariman House pada 28 November 2008 malam, enam sandera serta dua pria bersenjata tewas. Di dua hotel, puluhan tamu dan staf terjebak oleh tembakan dan penyanderaan. Pasukan keamanan India mengakhiri pengepungan di Hotel Oberoi Trident pada 28 November dan Taj Mahal Palace pada pagi hari berikutnya.

Kaca yang pecah di Obei Trident (Foto: Wikimedia Commons)

Mengutip Britannica, secara keseluruhan, setidaknya 174 orang tewas, termasuk 20 personel pasukan keamanan dan 26 warga negara asing. Lebih dari 300 orang terluka. Sembilan dari 10 teroris tewas dan satu orang berhasil ditangkap.

Para teroris begitu jelas memburu orang asing yang berada dua hotel mewah dan Nariman House. Pola tersebut membuat beberapa orang yakin bahwa kelompok teroris al-Qaeda mungkin terlibat. Namun hal tersebut terbantahkan ketika satu-satunya teroris yang hidup, Ajmal Amir Kasab, berhasil ditangkap. Ia memberikan informasi penting mengenai perencanaan dan pelaksanaan serangan.

Kasab yang merupakan penduduk asli provinsi Punjab, Pakistan, mengatakan kepada penyelidik bahwa 10 teroris menjalani pelatihan perang gerilya yang berkepanjangan di kamp-kamp Lashkar-e-Taiba. Kasab dijatuhi hukuman mati dan pada 11 November 2012 ia digantung di Penjara Yerawada di Pune.

Setelah ditangkap, Kasab mengungkapkan bahwa tim teroris menghabiskan waktu di markas besar Lashkar-e-Taiba dan markas organisasi terkait, Jamaat-ud-Dawa, di Muridke. Setelah berkumpul, mereka melakukan perjalanan dari Punjab ke kota pelabuhan Karachi dan melanjutkan perjalanan ke Mumbai.

Salah satu teroris, Ajmal Amir Kasab (Foto: Wikimedia Commons)

Pakistan menolak bertanggung jawab

Meski sudah jelas bahwa kelompk tersebut berasal dari Pakistan, namun pihak berwenang Pakistan terus menyangkal bahwa peristiwa tersebut adalah tanggung jawabnya. India sempat meminta kehadiran Direktur Jenderal Badan Intelijen Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Shuja Pasha, saat proses penyelidikan. Pakistan awalnya menyetujui permintaan ini, tetapi kemudian mundur. Mereka justru menawarkan perwakilan direktur jenderal alih-alih Pasha-nya sendiri.

Pakistan mengklaim telah menangkap Zaki-ur-Rehman Lakhvi, seorang pemimpin senior Lashkar-e-Taiba dan tersangka dalang aksi terorisme di Mumbai. Pasukan keamanan Pakistan melakukan penggerebekan di kantor Jamaat-ud-Dawa di seluruh negara.

Namun sikap tegas ini hanya bertahan dalam hitungan hari. Perdana Menteri Pakistan saat itu, Yousaf Raza Gillani, menyatakan bahwa kegiatan Jamaat-ud-Dawa tidak boleh ditutup karena "ribuan orang mendapat manfaat" dari apa yang dia sebut sebagai "kegiatan kesejahteraan" kelompok itu.

India dan Pakistan sudah memiliki hubungan yang menegang akibat permaslahan perbatasan dan aksi teror ini semakin memperunyam hubungan keduanya. Pihak India mengatakan Pakistan lamban dalam penanganan teroris. India kemudian membatalkan tur tim kriketnya di Pakistan yang telah dijadwalkan pada Januari–Februari 2009.

*Baca Informasi lain soal SEJARAH HARI INI atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

SEJARAH HARI INI Lainnya