Klub Striptis di AS Kembali Dibuka; Pakai Masker, Tanggalkan Baju
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Klub striptis di Amerika Serikat (AS) dibuka kembali setelah lockdown dilonggarkan. Tempat ini menyediakan hand sanitizer yang cukup banyak dan mengharuskan para penari mengenakan masker.

The Den, di Cheyenne, Wyoming, kembali dan aktif pada Jumat malam dengan pesta bertajuk "pakai masker, buka baju" - meskipun pemilik mengakui langkah ini mengundang risiko.

Pejabat memberi lampu hijau untuk dibukanya kembali bar dan restoran di seluruh Amerika dengan protokol yang ketat, tetapi Wyoming tampaknya mengambil pendekatan yang bahkan lebih liberal.

Negara bagian ini telah mencatat delapan kematian akibat COVID-19 dan ada 754 kasus yang dikonfirmasi, dengan 498 dinyatakan pulih.

Para penari di The Den - beberapa di antaranya mengenakan bandana dan yang lainnya memakai masker bedah - dilaporkan menyentuh pelanggan dan bertukar uang fisik.

Pemilik klub, Kim Chavez mengatakan kepada USA Today seperti dikutip The Sun, ia sesungguhnya ragu untuk membuka kembali klubnya. Namun, ia merasa tidak punya banyak pilihan lantaran bar reguler yang berdekatan akan dibuka - beberapa di antaranya pukul 9:00 malam.

Sementara itu, para penari independen yang bekerja di klub milik Chavez telah berjuang keras untuk mendapatkan penghasilan, katanya. Dukungan pemerintah seperti Program Perlindungan Paycheck Administrasi Bisnis Kecil (PPP) tidak berlaku untuk mereka yang bekerja di bisnis dewasa.

"Kami tahu bahwa begitu klub kami ditutup, kami kacau sampai kami bisa buka lagi," katanya.

"Jika saya mendapatkan PPP, saya mungkin tidak akan buka hari ini. Ini adalah risiko yang kami ambil.

"Itu adalah bagian tersulit dari tutup: mengkhawatirkan para gadis (yang bekerja di sini)," lanjutnya.

"Ini memilukan karena Anda tahu cerita setiap gadis itu."

Pembukaan kembali bisnis dan kehidupan sosial AS secara bertahap pada Senin menyedot daya tarik. Begitu banyak orang Amerika yang muncul dari masa lockdown COVID-19.

Pandemi telah menyerang Amerika Serikat melebih negara lain, dengan lebih dari 1,5 juta terinfeksi dan hampir 90.000 kematian.