JAKARTA - Kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh rapper terkenal asal Amerika Serikat (AS), P Diddy masih menjadi sorotan publik.
Banyak warganet yang akhirnya membuat teori konspirasi terkait dengan kasus ini. Salah satunya dengan cerita penyanyi Agnez Mo terkait pengalamannya ditawarkan promosi lagu di tempat yang tidak bisa.
Agnez bercerita kalau pernah diminta untuk promosi lagu 'Overdose' miliknya di sebuah klub striptis. Pada saat itu orang-orang di sana menganggap itu hal yang biasa di sana.
"Gue waktu itu pernah ditawarin. Pada saat lagi gue promo Overdose. Promo Overdose, ini yang orang atau fans gue kadang banyak yang nggak tahu. Mereka itu kalau promo di klub strip, menurut mereka itu baik-baik saja. Karena itu bagian dari promosi," tutur Agnez Mo dikutip VOI dari TikTok @derryisyours18, Senin, 30 September.
Agnez membeberkan kalau pada saat itu ada 3 klub yang bersedia untuk mempromosikan lagu miliknya itu tanpa ia harus melakukan apapun.
"Tapi gilanya, pada saat waktu itu gue ditelepon. Gue ditelepon sama label gue dan manajemen gue saat itu. Gue dibilang, 'eh ini ada 3 orang'. Pada saat waktu itu gue promo Overdose di radio di New York. 'Ada 3 klub strip yang mau kamu datang cuma 30 menit. Jadi dia bilangnya walkthrough'," imbuhnya.
BACA JUGA:
"Jadi kamu cuma datang, DJ-nya main lagu kamu. Kamu ada di sana, hosting, dan kemudian kamu keluar. Jadi seperti hosting pesta. Jadi kamu hanya ada di sana. Tidak berperan," jelas Agnez.
Tidak main-main, Agnez menuturkan kalau ia bakal dibayar 25 ribu dollar atau setara dengan Rp350 juta untuk itu.
"Tapi itu klub strip. 3 klub strip. 1 klub strip, 25 ribu dolar. 1 klub strip. 350 juta kira-kira. 3 klub strip dalam satu malam. Cuma 30 menit. 1,5 jam kamu bisa mendapatkan Rp1M. Dan gue tidak perlu ngapa-ngapain," tutur Agnez Mo.