Mengapa Memaafkan itu Menyehatkan? Ini 5 Alasannya
Ilustrasi memberi maaf (Unsplash/Lina Troches)

Bagikan:

JAKARTA – Memafkan bukan perkara mudah. Bahkan membutuhkan waktu lama untuk berhubungan kembali dengan seseorang yang melukai perasaan. Nah, berdasarkan studi dari beberapa ahli, ternyata memaafkan itu efeknya tidak sepele.

Memaafkan, menurut Karen Swartz, M.D., direktur The Mood Diorders Adult Consultation Clinic di Rumah Sakit Johns Hopkins, itu sangat berat apalagi setelah disakiti dan dikecewakan. Dalam kondisi emosional yang marah kronis, mode fight-or-flight mengakibatkan banyak perubahan pada kesehatan.

Jika memaafkan lebih menyehatkan

Mode melawan-atau-lari berpengaruh pada detak jantung, tekanan darah, dan respons kekebalan. Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, Jumat, 16 April, memaafkan dapat menurunkan ketegangan terutama stres dan mengarah pada peningkatan kesehatan.

Lebih merasakan empati

Memaafkan tidak hanya sebatas mengucapkan kata ‘maaf’. Menurut Swartz, memaafkan adalah proses aktif di mana seseorang membuat keputusan secara sadar untuk melepaskan perasaan negatif apakah orang yang bersangkutan pantas mendapatkan maaf atau tidak.

Apabila Anda mulai melepaskan kebencian dan amarah, maka empati dan kasih sayang lebih dirasakan setelahnya.

Lebih menikmati hidup

Penelitian menemukan, orang yang secara alamiah lebih pemaaf cenderung lebih puas dengan hidup mereka. Mereka lebih jauh dari risiko depresi, kecemasan, stres, kemarahan, dan permusuhan.

Sebaliknya, orang yang mendendam lebih mungkin mengalami depresi berat, gangguan stres pasca trauma, dan gangguan kesehatan fisik.

Lebih paham tentang ‘tidak ada orang yang sempurna’

Pemahaman ini memberikan perenungan yang dahsyat. Seseorang tidak perlu memposisikan diri sebagai victim untuk memaafkan, sebab memahami bahwa ‘tidak ada orang yang sempurna’.

Itu berarti kekeliruan dan kesalahan orang lain yang membuat kecewa bukanlah Anda korbannya tetapi karena tidak ada seorang pun sempurna.

Ekspektasi tidak melebihi kemampuan diri

Punya ekspektasi orang yang melukai Anda akan meminta maaf atau mengubah perilaku bahkan mengubah masa lalu? Ini yang bikin memaafkan itu berat.

Jika Anda masih mengharapkannya, maka sesungguhnya tidak benar-benar memaafkan. Memberi maaf tanpa disertai ekspektasi dapat membuat Anda tidak merasa kecewa.