JAKARTA – Mengucapkan kata maaf merupakan hal penting, tidak hanya untuk memperbaiki hubungan. Tetapi selain menunjukkan rasa hormat dan empati, permintaan maaf juga termasuk ‘ritual’ sosial agar aksi-reaksi terjalin harmonis.
Seorang psikoterapis yang telah bekerja selama lebih dari 30 tahun mengatakan, kliennya yang mengalami trauma atas kekerasan seksual yang dialami membutuhkan pengakuan dan permintaan maaf dari pelaku. Menurutnya, ini dapat membantu survivor untuk penyembuhan diri.
Disamping itu, Beverly Engel menyelami sebab-sebab bahwa minta maaf itu bukan hal sepele. Permintaan maaf ketika diucapkan dengan tulus dapat berpengaruh besar pada ‘semesta’ kehidupan, baik yang mengucapkan maupun yang menerima permintaan maaf.
Meminta maaf menunjukkan kepedulian
Permintaan maaf tak jarang dipakai sebagai permulaan dari perbincangan rekonsiliasi. Dari membuka percakapan dengan maaf, segala keluh yang memberatkan akan muncul di permukaan. Dari situ, upaya-upaya untuk memperbaiki sikap dan perilaku dimulai.
Dalam poin ini pula, pengakuan serta penerimaan pikiran, perasaan, dan perilaku orang lain jadi dapat lebih dimengerti.
Kata maaf sebagai jalan perbaikan
Antara peminta maaf dan yang memaafkan mungkin tidak langsung berbaikan. Menerima permintaan maaf juga membutuhkan proses. Pun mengucapkan maaf melibatkan segala aspek, termasuk kesadaran, evaluasi diri hingga ketulusan hati.
Ekspresi ketika mengajukan permintaan maaf, menurut Engel dilansir oleh Psychology Today, Selasa, 23 Februari, berfungsi sebagai reparasi.
Maaf menjadikan manusia lebih beradab
Banyak kasus yang terjadi di seluruh bagian dunia, bahkan dalam lingkup terkecil kita sering melakukan kesalahan yang merugikan orang lain. Ketika manusia memiliki tingkat kecerdasan, baik dari sisi sosial dan emosional, akan mengucapkan maaf ketika menyadari kekeliruan yang dilakukan.
Ini yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan lain. Manusia memiliki cara pikir, empati, dan manajemen diri sehingga menciptakan kehidupan yang lebih harmonis.
BACA JUGA:
Permintaan maaf dapat melunakkan hati yang keras
Dalam hubungan personal, misalnya. Ketika Anda mengecewakan pasangan atau partner, cara paling sederhana untuk memperbaiki adalah dengan mengucapkan maaf. Sekeras apapun hati seseorang, ketulusan dari kata maaf menjadi enzim pelunak.
Jika berkonflik, maka maaf dapat memulihkan kedua belah pihak. Meski maaf tidak bisa menghapus kesalahan atau melenyapkan efek yang berbahaya, tetapi permintaan maaf dapat mengendorkan ketegangan.
Membangun kembali kepercayaan
Saat berperilaku menyinggung, menyakitkan, dan tidak pengertian, kemungkinan besar partner akan berperilaku penuh kewaspadaan. Rasa percaya juga akan menipis dan kurang santai. Jika permintaan maaf tidak diangkat ke permukaan, maka hubungan akan terasa asing dan penuh kebencian.
Nah, ini sisi positif dari permintaan maaf. Meski setiap kata yang diucapkan nilainya lebih tinggi dibanding dengan kenyataan serta tindakan, tak keliru jika mengucapkan maaf dan menunjukkan orang lain memiliki posisi berharga dalam kehidupan kita.
Bagaimana menurut Anda tentang permintaan maaf?