Bagikan:

JAKARTA – Banyaknya kasus kekerasan perlu ditanggapi secara serius dan mengambil cara strategis untuk meningkatkan kesadaran pentingnya rasa saling menghormati. Rasa saling menghormati wajib dimiliki setiap orang, terlepas dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Rasa hormat juga perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Supaya buah hati memiliki kesadaran untuk menghormati perempuan, ada tips-tips untuk membimbing dan membersamai masa pertumbuhannya agar dapat mengimplementasikan rasa hormat pada setiap pihak khususnya perempuan. Berikut tips-tips yang bisa dilakukan:

1. Menjadi contoh yang baik

Anak-anak di bawah usia 5 tahun merupakan ‘peniru’ yang andal. Mereka akan meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Maka, menjadi contoh yang baik adalah cara paling jitu untuk mengajarkan rasa hormat pada perempuan untuk anak di bawah usia 5 tahun. Cara paling sederhana adalah dengan memberikan kata ‘terimakasih’ ketika dibantu atau ‘tolong’ ketika membutuhkan bantuan melakukan sesuatu. Ajarkan pula untuk mengucapkan kata ‘maaf’ ketika melakukan kesalahan.

2. Memonitor tontonan

Pada usia 5-12 tahun, melansir Institute for Family Studies, memonitor tontonan yang dilihat anak penting dilakukan orang tua. Tontonan yang mengandung kekerasan dan pornografi tidak bisa lihat secara mentah. Anak perlu diberi pengetahuan dan memupuk kesadarannya untuk tidak meniru apapun hal negatif yang dilihatnya.

Misalnya ketika melihat perlakuan yang tidak hormat, bicarakan tentang hal tersebut dengan buah hati. Tanyakan bagaimana responsnya terhadap tontonan tersebut. Beri bimbingan tentang empati sesuai dengan pengetahuannya atau perspektif anak. Bantu buah hati laki-laki untuk membangun kesadaran sosial dan hati nurani.

3. Ajari tentang bagaimana hubungan yang sehat

Pada usia belia atau antara 12-18 tahun, putra-putra yang baik perlu diajarkan tentang hubungan yang sehat di mana orang-orang saling mencintai dan cara mengekspresikan cinta dengan cara yang sehat. Mereka perlu memahami lebih dari seks, tetapi perlu lebih mendasar terkait dengan komitmen dan konteks.

4. Ajarkan tentang consent

Anak laki-laki harus tahu bahwa mereka tidak boleh menyentuh seorang perempuan tanpa persetujuan eksplisit darinya. Mereka harusnya tidak menciumnya tanpa consent. Nilai persetujuan ini perlu ditanamkan, tidak hanya terkait dengan hubungan sosial tetapi juga hubungan personal. Anak-anak juga harus mengerti bahwa tidak berarti tidak.

Untuk mengajarkan, orang tua bisa memulainya dari hal sederhana terkait dengan consent atau persetujuan. Misalnya, anak boleh mengambil uang Anda di dompet atas persetujuan Anda.

5. Hindari berpijak pada stigma

Stigma pada perempuan cenderung salah kaprah, misalnya memasak di rumah adalah tugas perempuan. Stigma seperti ini perlu dihindari, bekali anak laki-laki dengan nilai-nilai yang netral.

Selain itu, saran Dr. Justin Coulson, penulis 10 Things Every Parents Needs to Know, ketika Anda melihat anak laki-laki Anda mengkritik perempuan karena matematika atau kemampuan mengemudi mereka, atau masalah gender lainnya, ajaklah untuk berdiskusi. Beritahu bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang sama, yaitu saling menghormati.