Bagikan:

JAKARTA - Saat berkencan dengan orang baru, Anda mungkin punya daftar sifat-sifat yang ingin dimiliki orang tersebut, misalnya saja humoris, perhatian, dan romantis. Tentu, kriteria ini memang patut dipertimbangkan. Namun ketika Anda mulai mempertimbangkan sang kekasih sebagai calon pendamping hidup, maka ada kualitas dalam diri yang lebih patut diperhatikan. 

“Saat menilai layak tidaknya seseorang untuk jadi pasangan hidup, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam dirinya,” kata Dr. David Rakofsky, psikolog klinis berlisensi dan pendiri Wellington Counseling Group. 

“Tujuannya yaitu, membuat waktu yang Anda habiskan seumur hidup dengan pasangan jadi lebih menyenangkan dan bebas dari drama pernikahan,” lanjut Rakofsky. 

Punya fondasi yang kuat

Karakter yang harus dimiliki yang pertama yaitu punya fondasi kuat. Maksudnya, orang tersebut memiliki akar fisik, emosional, sosial, finansial, dan tujuan hidup yang kuat, menurut Lori Kret, LCSW, BCC, dan salah satu pendiri Aspen Relationship Institute. 

“Tak harus jadi orang populer, kaya raya, bugar, dan sukses. Yang penting harus mampu berdiri sendiri dalam tiap aspek kehidupan atau secara aktif berupaya melakukannya,” lanjut Kret. 

Aspek-aspek ini tak hanya bermanfaat bagi si dia, tapi juga Anda sebagai pasangannya. Sebab, menjalin hubungan dengan seseorang yang bertanggung jawab atas kesejahteraan diri sendiri memungkinkan Anda tak perlu mengisi kesenjangan dalam hal harga diri, rasa percaya diri, serta keamanannya. 

Dapat berkomunikasi secara efektif

Dalam hubungan apapun itu, komunikasi adalah kunci. Pasangan tidak hanya harus bisa mengekspresikan dirinya, tapi juga dapat mendengarkan kebutuhan dan kekhawatiran Anda. Saling berbagi perasaan serta kebutuhan dengan jelas dan lugas membantu meningkatkan perasaan intim, pun kedekatan satu sama lain. Pasangan yang pandai berkomunikasi menjadikan hidup terasa lebih mudah. Anda tak perlu sibuk menebak-nebak dan mencoba memahami pasangan serta kebutuhannya. 

Memiliki nilai kehidupan yang sama dengan Anda

Tidak ada pasangan yang 100 persen akan selalu setuju dalam segala hal dengan Anda. Namun, memiliki nilai dan sikap yang sama terhadap pilar-pilar utama ‘kehidupan’ sangatlah penting. Misal, cara membesarkan anak hingga cara mengelola keuangan. 

Salah satu pasangan dapat memengaruhi pasangan lainnya dalam beberapa aspek, lanjut Rakofsky. Namun akan sangat membantu ketika Anda memulai dengan mengidentifikasi nilai-nilai Anda lalu kemudian membahasnya dengan pasangan guna mengetahui nilainya.

Menghargai

Dr. Ashley Head, psikolog klinis berlisensi di Thriveworks di Hoffman Estates, mengatakan pasangan yang baik harus bisa mempertimbangkan pendapat, nilai, serta perasaan Anda. Selain itu, penting juga bagi pasangan untuk menunjukkan rasa hormat terhadap batasan pribadi Anda. 

“Setiap orang harus setuju untuk tidak melewati batasan diri pasangannya, meski dalam keadaan kecewa, terluka, atau saat marah,” tegas Head.

Menerima rasa hormat juga penting dalam membantu Anda mempertahankan harga diri dan mengetahui nilai diri.

Menunjukkan empati

Empati adalah kemampuan mengenali dan memahami emosi orang lain. Meskipun ini mungkin bukan kualitas yang pertama kali terlintas dalam pikiran, empati sangat penting untuk keberhasilan hubungan. Sebuah studi tahun 2022 menemukan bahwa empati terkait dengan kepuasan hubungan.

Pasangan yang berempati lebih mungkin mengalami kesepian dan rasa tidak aman jika mereka tidak puas dengan hubungannya, dibandingkan dengan mereka yang kurang berempati.

Selain itu, memiliki pasangan yang berempati membantu Anda merasa lebih didengarkan dan dipahami dalam hubungan tersebut. Hal ini tidak hanya membantu memunculkan rasa puas, namun juga membantu membangun kepercayaan dan rasa hormat.

Mampu memberikan kasih sayang sesuai kebutuhan

Semua orang suka menunjukkan dan menerima kasih sayang dengan cara berbeda-beda. Ada yang sangat sensitif, ada pula yang menunjukkan cinta melalui tindakan praktis. Namun jika hal ini tidak selaras dengan pasangan dalam suatu hubungan, hal ini dapat menyebabkan frustrasi, bahkan perasaan ditolak.

“Temukan pasangan yang mampu mengomunikasikan kasih sayangnya terhadap Anda dengan cara yang sesuai dengan apa yang membuat Anda merasa diinginkan dan dicintai,” kata Rakofsky. “Ini merupakan salah satu ide dasar di balik Lima Bahasa Cinta [yang dirancang oleh] Gary Chapman pada tahun 1980an.”