YOGYAKARTA – Liburan adalah saat bercengkerama bersama keluarga. Namun apa jadinya jika terjadi drama keluarga karena berbeda pendapat? Menurut psikolog klinis Amy Marschall, PsyD., begini kiat mengatasi dan mempersiapkan diri secara emosional terlebih dahulu.
1. Tetapkan batasan dan ekspektasi yang realistis
Mengatur ekspektasi yang realistis sangat membantu. Jika sesuatu terjadi, misalnya sepupu membentak sepupu lainnya lalu membuat suasana canggung, cobalan untuk tidak kecewa dengan situasi tersebut. Kiat Marschall, tetapkan ekspektasi pada apa yang telah terjadi di masa lalu. Artinya, Anda mengenal betul setiap anggota keluarga jadi apabila ada perbedaan pendapat yang diekspresikan dengan volume suara keras, tidak membuat kaget atau merusak ekspektasi yang terllau tinggi.
Menetapkan batasan, apapun itu membuat Anda merasa aman, kata Marschall. Ini termasuk Anda memilih diam daripada bergosip. Menetapkan batasan juga perlu, terutama ketika membicarakan topik-topik yang menimbulkan suasana tegang.
“Tentukan terlebih dahulu batasan-batasan Anda secara spesifik. Dengan begitu, Anda akan tahu jika batasan-batasan tersebut dilanggar. Apakah ada topik yang tidak akan Anda bahas, komentar yang tidak akan Anda toleransi, dsb.? Selanjutnya, Anda perlu mengomunikasikan batasan-batasan ini ketika seseorang tidak dapat menghormati batasan yang tidak mereka sadari," kita Marschall.
2. Kelola respons emosional
Ketika drama keluarga pecah, Anda bisa menjalani sejumlah teknik untuk tetap tenang. Jika And amerasa terpicu, melangkahlah ke sudut ruangan dan lakukan beberapa latihan pernapasan. Bisa juga mempraktikkan teknik grounding yang membuka sensitivitas dan sensasi yang ditangkap kelima indra. Ini akan membantu Anda kembali ke tubuh Anda dan menempatkan diri Anda dalam realitas yang terpisah dari emosi Anda.
Nah, ketika perlu mengekspresikan emosi, pahami betul tujuannya. Mengekspresikan emosi memberi keluarga Anda kesempatan untuk memeriksa dan menyesuaikan kembali perilaku mereka. Jika tidak merespons, saatnya Anda menerapkan batasan dengan tegas.
3. Teknik komunikasi
Saat mencoba berkomunikasi dengan keluarga terutama saat emosi memuncak, penting untuk berlatih mendengarkan secara efektif dan berempati. Dengarkan secara aktif dan ajukan pertanyaan untuk membuat koneksi. Teknik komunikasi dalam mengajukan pertanyaan, misalnya “Saya dengar Anda merasa X tentang masalah ini. Benarkah?”. Pertanyaan ini tidak mengganggu atau mengintimidasi tetapi menunjukkan Anda tertarik dengan apa yang mereka rasakan dan berempati.
Saat drama keluarga memanas, Anda dapat mencoba beberapa strategi de-eskalasi. Ini adalah cara untuk memberi jeda dari situasi tegang, jeda untuk masing-masing berefleksi dan akan membicarakan duduk masalahnya setelah pikiran jernih dan rileks.
BACA JUGA:
4. Bersikap baik dan lembut pada diri sendiri
Drama keluarga selama liburan cenderung mengungkap trauma yang terpendam dan dinamika yang menyaktikan seumur hidup, kata psikolog klinis Sabrina Romanoff, PsyD. Biasanya karena ada masalah yang tak terselesaikan sehingga masing-masing orang berasumsi dan akar lukanya masih dibawa hingga saat ini. Saat mendapat salah satu peran dalam drama keluarga, bersikaplah baik dan lembut kepada diri sendiri. Dengan begitu membantu mengalihkan perhatian sejenak dan meluangkan waktu untuk diri sendiri serta kesejahteraan Anda.
“Anda juga dapat memvisualisasikan secara positif bagaimana Anda ingin percakapan berakhir – dan menggunakannya sebagai kompas untuk mengarahkan kembali diri Anda dan mendekatinya jika percakapan itu keluar jalur. Salah satu latihan kesadaran/pernapasan yang paling membantu yang pernah saya gunakan untuk ini adalah dengan memperhatikan perasaan Anda terlebih dahulu dengan meletakkan kedua tangan di perut (memberi kepada diri sendiri) sambil menarik dan mengembuskan napas dalam-dalam," saran Dr. Romanoff.
5. Mencari dukungan
Saat menghadapi drama keluarga, memiliki sistem pendukung adalah hal yang paling penting. Melansir VeryWellMind, jika ada seseorang dalam keluarga yagn membuat Anda merasa aman, upayakan ebrsama mereka dan hindari orang-orang yang membuat Anda stres.
Itulah lima kiat dalam mengatasi drama keluarga saat liburan bersama. Selain bisa mempraktikkan cara di atas, bisa juga dengan bijak memandang bahwa drama beberapa episode ini, bisa dibicarakan serta diselesaikan bersama keluarga besar.