Banyak Drama saat Bangunkan Anak untuk Sahur? Atasi dengan 6 Kiat Ini
Ilustrasi kiat membangunkan anak untuk sahur (iStockphoto)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Membangun kedisiplinan dalam beribadah bukanlah hal yang mudah. Ketika mengajarkan pada anak-anak tentang berpuasa Ramadan, banyak sekali kebiasaan perlu dibangun bersamaan dengan penjelasan-penjelasannya. Bagi Anda yang kerap mengalami drama saat membangunkan anak untuk sahur, perlu memiliki kesabaran tinggi.

Bekal pengetahuan tentang keutamaan berpuasa Ramadan, juga penting untuk disampaikan pada anak-anak. Nah, supaya bisa bangun untuk sahur tanpa rewel atau banyak drama, berikut kiat mudah yang bisa Anda lakukan.

1. Buat kesepakatan bersama dengan anak

Pengetahuan membangun pemahaman, yang pada akhirnya untuk membuat kesepakatan bersama dengan anak. Khususnya kesepakatan untuk tidak rewel dan tidak drama saat tiba waktu sahur. Ini penting dilakukan, supaya anak berkesadaran penuh dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan begitu, mereka tidak akan menganggapnya sebagai beban.

2. Mengatur jam tidur

Tidur diperlukan untuk anak-anak dalam menyokong perkembangannya. Rata-rata mereka membutuhkan tidur antara 9-10 jam setiap harinya. Agar tidak susah bangun saat sahur, maka perlu mengatur jam tidur. Pastikan buah hati mendapatkan jam tidur cukup atau usahakan tidur lebih awal setelah sholat tarawih.

kiat membangunkan anak untuk sahur
Ilustrasi kiat membangunkan anak untuk sahur (iStockphoto)

3. Orang tua bangun lebih awal

Melansir Fatherly, seorang psikolog anak berlisensi, Dr. Roseanne Lesack menyarankan pada orang tua untuk bangun 20 menit lebih awal. Waktu 20 menit bisa dimanfaatkan untuk menyiapkan makan sahur dan mengerjakan hal lain. Supaya lebih tenang, saran Lesack, persiapan baik akan membuat suasana hati lebih baik pula.

4. Buat makanan kesukaan anak untuk menu sahur

Cara ini untuk memberi mereka motivasi supaya tetap bersenang hati ketika memotong jam tidurnya sebentar untuk makan sahur. Ia akan bersemangat menyantap menu bahkan membantunya bangun tanpa drama.

5. Beri tahu tentang konsekuensi

Dengan perspektif tradisional, kedisiplinan mengajarkan tentang konsekuensi yang didapat ketika melakukan suatu tindakan. Hal ini bisa diimplementasikan untuk membuatnya menyadari kalau tidak makan sahur, ia akan merasa lebih lapar dan badan lemas. Artinya, dengan sabar pahamkan mengenai konsekuensi yang diperoleh ketika enggan bangun untuk sahur.

6. Beri hadiah kecil jika sahur tanpa drama

Terkadang hadiah kecil diperlukan untuk mendorong motivasi. Maka berikan hadiah seperti membuatkan menu berbuka kesukaannya nanti. Anda bisa memintanya menulis daftar makanan yang ingin dinikmati saat berbuka. Kemudian realisasikan keinginannya sebagai bentuk perhatian dan cara untuk membuatnya bersemangat menjalani ibadah puasa.