YOGYAKARTA – Selama masa kehamilan, banyak perubahan yang memengaruhi tubuh sang bumil. Mulai dari perut yang lama-lama membesar hingga gairah seksual yang mengalami perubahan. Ketika gairah seksual meningkat saat hamil, bumil mengalami peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Tetapi ada pula bumil yang merasakan sebaliknya, gairah seksual menurun drastis.
Bagi ibu hamil yang mengalami hasrat seksual tinggi, disebabkan kadar estrogen dan progesteron lebih tinggi serta peningkatan aliran darah ke alat kelamin. Keduanya menyebabkan gairah seksual meningkat. Di sisi lain, ia merasakan mual, kelelahan, stres, dan banyak perubahan fisik yang dapat memengaruhi saat berhubungan seks.
Perubahan gairah seksual pada ibu hamil, terjadi dalam beberapa fase. Melansir Medical News Today, Selasa, 29 Oktober, selama trimester pertama, beberapa wanita merasakan penurunan hasrat dan kepuasan seksual. Penyebabnya sama, perubahan hormon di dalam tubuhnya dan stres. Perubahan hormon ini juga membuat bumil merasa kelelahan, mengalami masalah pencernaan, dan payudara nyeri.
Pada trimester kedua, sebagian besar bumil gairah seksual meningkat. Ini karena kadar hCG (human chorionic gonadotropin) mencapai puncaknya sekitar minggu ke-6 kehamilan. Setelah minggu ke-6, kadar hCG mulai menurun, yang biasanya berarti lebih sedikit mual dan kadar energi yang lebih tinggi. Selain itu, kadar estrogen dan progesteron terus meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin selama trimester kedua. Estrogen meningkatkan pelumasan vagina dan aliran darah ke vulva. Perubahan ini dapat menyebabkan peningkatan gairah, sensitivitas, dan kenikmatan.
Tantangan akan dirasakan pada trimester ketiga, karena pada fase ini, baby bump semakin membesar, berat badan bertambah, cepat lelah, tubuh perlu beradaptasi, sehingga membuat aktivitas seksual dirasa lebih sulit. Ketika berhubungan seksual pada trimester ketiga, penting mencoba posisi seks berbeda untuk mengatasi kesulitan tersebut. Apabila sulit untuk berhubungan seksual, ibu hamil yang mengalami peningkatan gairah seksual bisa konsultasi pada profesional kesehatan. Kecuali memiliki kondisi tertentu, melakukan seks vaginal dengan penetrasi, anal, dan oral sepenuhnya aman menurut profesional kesehatan.
BACA JUGA:
Hubungan seksual dengan penetrasi saat masa hamil, tidak perlu khawatir membahayakan janin. Karena serviks, rahim, dan cairan ketuban semuanya melindungi janin. Namun, wanita hamil dan pasangannya harus tetap berhati-hati saat berhubungan seks.
Beberapa wanita mungkin merasa penetrasi yang dalam tidak nyaman atau bahkan menyakitkan saat kehamilan mereka berlanjut. Payudara yang sakit atau nyeri dapat membuat posisi pasangan di atas tidak nyaman bagi beberapa wanita. Posisi yang melibatkan kedua pasangan berbaring miring adalah alternatif yang baik dalam situasi ini. Masturbasi juga dapat dilakukan untuk membantu meredakan ketegangan dan stres selama kehamilan, kecuali profesional kesehatan menyarankan tidak boleh melakukannya karena kondisi tertentu pada kehamilan.
Ibu hamil yang tidak boleh berhubungan seks dengan penetrasi dan masturbasi vaginal, apabila mengalami beberapa kondisi. Seperti diantaranya ada risiko keguguran, terjadi pendarahan vagina yang tidak terduga, ketuban pecah, dan plasenta berada di posisi yang sangat rendah dan menutupi serviks. Namun lebih aman lagi, konsultasikan setiap perubahan gairah seksual saat hamil maupun aktivitas seksual pada ginekolog terkait dengan kesehatan seksual dan kesehatan janin.