Bagikan:

YOGYAKARTA – Profil Romo Markus Solo Kewuta mendapat sorotan dari masyarakat saat ia bertugas menjadi pendamping Paus Fransiskus yang berkunjung ke Indonesia. Dalam kesempatan tersebut Romo Markus tak hanya sekadar mendampingi Paus Fransiskus namun juga menjadi juru terjemah.

Di beberapa kesempatan, Romo Markus nampak menerjemahkan ucapan serta pidato Paus Fransiskus. Salah satunya dalam agenda pertemuan antara Paus dan Presiden Jokowi yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 4 September.

Profil Romo Markus Solo Kewuta

Markus Solo Kewuta atau akrab disapa Padre Marco lahir di Lewouran, Kabupaten Flores, Nusa Tenggara Timur, pada 4 Agustus 1968. Masa kecilnya dihabiskan di Flores Timur. Romo Markus menempuh pendidikan tingkat dasar di SD Lewouran, sedangkan sekolah menengah pertama ditempuh di SMPK Ile Bura Lewotobi, lalu lanjut ke SMAK Seminari San Dominggo, Hokeng.

Perjalanan Romo Markus dari awal hingga sekarang memang cukup panjang. Ia sudah bergabung ke Serikat Sabda Allah pada tahun 1988 kemudian masuk ke Novisiat Serikat misionaris di Nenuk, Timor. Di tahun kedua pendidikan Novisiatnya, ia menempuh pendidikan tingkat universitas di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Santo Paulus Ledalero, Maumere, Flores.

Setelah perguruan tinggi pendidikan filsafatnya ditempuh selama dua tahun, Romo Markus dikirim ke Wina, Austria. Di negara tersebut ia melanjutkan studi Teologinya di Sekolah Tinggi Teologi Katolik Sankt Gabriel di Modling.

Keseriusannya di bidang Teologi kemudian berhasil mengantarkannya untuk menempuh pendidikan doktoral Teologi Fundamental di Universitas Leopold Franzens di Kota Innsbruck, Austria. Di universitas tersebut ia berhasil menyabet gelar doktor predikat Summa Cum Laude.

Menjadi Pastor Katolik di Austria

Markus Solo mulai menjalani praktik pastoralnya di Paroki Pischelsdorf, Steiermark, Austria. Selama enam bulan ia menjalani rutinitasnya sebagai diakon. Tak lama, tepatnya 3 Mei 1997, Markus diangkat menjadi imam Katolik di Rumah Misi SVD Sankt Gabriel, Wina, Austria.

Di tahun 1997-1998, Markus melayani umat Katolik di Paroki Santo Maximilian, Bischofshofen, Salzburg, Austria sebagai Pastor Pembantu. Kemudian di tahun 1999 ia diangkat sebagai pimpinan Serikat SVD Austria.

Romo Markus memang dikenal memiliki latar belakang akademis yang cukup kuat. Karena alasan itu pula ia dipanggil oleh Kardinal Christoph Schönborn untuk kembali ke Wina. Di situ ia diminta untuk ikut terlibat di berbagai kegiatan. Sampai tahun 2006, Kardinal Schönborn menunjuk Pastor Markus jadi rektor di Institut Internasional Asia-Afrika (Afro-Asiatisches Institut, AAI), Wina.

Dedikasi Romo Markus pada akhirnya terdengar sampai lingkungan Vatikan. Atas alasan itu pula Takhta Suci Vatikan memanggil Romo markus untuk masuk sebagai staf penasehat Dewan Kepausan yang fokus pada bidang Dialog Antar Umat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue, PCID), Vatikan.

Itulah informasi terkait profil Romo Markus Solo Kewuta. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.