Bagikan:

YOGYAKARTA - Merusak diri sendiri, atau perilaku melukai diri sendiri, menjadi masalah yang semakin meningkat di kalangan remaja. Fenomena ini sangat mengkhawatirkan karena melibatkan perilaku di mana seseorang dengan sengaja mencederakan diri sendiri, biasanya sebagai cara untuk mengatasi tekanan emosional, stres, atau rasa sakit psikologis. Lantas, seperti apa self harm pada remaja?

Self-harm sering kali menjadi cara bagi remaja untuk mengekspresikan perasaan yang sulit dipahami atau disampaikan melalui kata-kata, meskipun terlihat sebagai tindakan tanpa tujuan.

Sangat penting untuk memahami penyebab self-harm, tanda-tandanya, dan solusi untuk masalah ini. Pemahaman yang lebih baik akan membantu kita mendukung remaja yang mungkin berjuang dengan perilaku ini.

Kenapa Ada Self-Harm Pada Remaja?

Self-harm sering dipicu oleh faktor emosional dan psikologis yang kompleks. Masa pubertas pada remaja adalah waktu di mana mereka mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental. Perubahan-perubahan ini, ditambah dengan tekanan dari lingkungan sosial dan akademis, bisa sangat membebani. Ada beberapa alasan utama mengapa remaja cenderung melakukan self-harm, antara lain:

1. Mengalihkan Perasaan Negatif

Self-harm sering kali digunakan sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari emosi yang intens, seperti kemarahan, depresi, kecemasan, atau rasa bersalah. Dengan melukai diri sendiri, mereka merasa mendapatkan kendali di tengah kekacauan emosional yang mereka hadapi.

2. Merasa Tidak Didengar atau Dipahami

Banyak remaja kesulitan untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat. Ketika mereka merasa bahwa orang lain tidak mendengarkan atau memahami perasaan mereka, self-harm bisa menjadi cara untuk mengekspresikan rasa sakit yang mereka rasakan.

3. Mengatasi Perasaan Hampa

Beberapa remaja mungkin merasa hampa atau mati rasa secara emosional, dan self-harm menjadi cara untuk merasakan sesuatu, meskipun itu berupa rasa sakit fisik.

4. Mencari Kontrol

Ketika remaja merasa kehilangan kendali atas hidup mereka, self-harm bisa memberikan mereka ilusi kontrol atas tubuh mereka sendiri.

Tanda-Tanda Self-Harm pada Remaja

Remaja yang melakukan self-harm sering berusaha menyembunyikan perilaku tersebut. Namun, ada beberapa tanda yang bisa diperhatikan oleh orang tua, guru, atau teman untuk mendeteksi perilaku ini:

  • Luka atau Bekas Cedera yang Tidak Jelas: Bekas luka gores, luka bakar, atau memar yang dijelaskan dengan alasan tidak masuk akal bisa menjadi indikasi bahwa seorang remaja melukai diri sendiri.
  • Menutup Tubuh Berlebihan: Remaja yang melakukan self-harm mungkin mengenakan pakaian lengan panjang atau celana panjang, bahkan saat cuaca panas, untuk menutupi luka atau cedera.
  • Perubahan Emosi yang Cepat: Pergantian suasana hati yang drastis, seperti dari sangat sedih ke sangat marah, bisa menandakan tekanan emosional yang mendalam.
  • Mengisolasi Diri: Remaja yang melakukan self-harm cenderung menarik diri dari pergaulan sosial atau interaksi dengan keluarga.
  • Objek-Objek Berbahaya: Benda tajam seperti silet, pecahan kaca, atau alat lainnya yang ditemukan di sekitar remaja bisa menjadi tanda adanya perilaku self-harm.

Cara Mengatasi dan Memberikan Dukungan

Menghadapi situasi di mana seorang remaja melakukan self-harm bisa sangat mengkhawatirkan bagi keluarga dan teman-teman. Namun, penting untuk merespons dengan cara yang tenang dan penuh pengertian. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu remaja yang sedang mengalami self-harm:

  • Dengarkan Tanpa Menghakimi: Remaja yang melakukan self-harm sering merasa malu atau bersalah atas perilaku mereka. Alih-alih memberikan ceramah atau teguran, cobalah untuk mendengarkan apa yang mereka rasakan tanpa menghakimi. Tunjukkan bahwa Anda peduli dan ingin membantu.
  • Ajak Bicara dengan Profesional: Terapi psikologis atau konseling adalah langkah penting dalam membantu remaja yang melakukan self-harm. Terapis atau konselor terlatih dapat membantu mereka mengidentifikasi penyebab emosional dari perilaku ini dan mengajarkan cara-cara yang lebih sehat untuk mengatasi stres dan perasaan negatif.
  • Berikan Alternatif Sehat untuk Menghadapi Emosi: Ajari remaja tentang cara-cara yang lebih sehat untuk mengatasi emosi mereka, seperti meditasi, olahraga, atau menulis jurnal. Teknik relaksasi dan coping yang sehat dapat membantu mereka meredakan tekanan tanpa melukai diri.
  • Jalin Komunikasi yang Lebih Baik: Cobalah untuk meningkatkan kualitas komunikasi dengan remaja. Buatlah mereka merasa aman untuk berbicara tentang perasaan mereka tanpa rasa takut dihakimi atau disalahkan.

Untuk menambah wawasan lagi alangkah baiknya kalian untuk mengetahui Kesehatan Mental Remaja Pengertian dan Jenisnya.

Jadi setelah mengetahui self harm pada remaja, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!