Bagikan:

JAKARTA – Ketika si bungsu dan sulung sama-sama merebut perhatian orang tua, keduanya bisa bertingkah. Selalu ada saja alasan yang dapat memantik pertengkaran antara keduanya. Hal ini tidak jarang terjadi pada setiap keluarga.

Bahkan hingga beranjak belia, ‘persaingan’ untuk merebut perhatian keluarga masih akan terus berlangsung. Apa yang bisa dilakukan orang tua agar hubungan kakak beradik tetap rukun? Berikut tips yang dapat dipraktikkan oleh orang tua.

Hindari perlakuan yang membuat cemburu

Yang paling memicu kecemburuan pada anak, baik si sulung maupun si bungsu, adalah perlakuan yang berbeda dan membandingkan keduanya. Sebagai orang tua yang adil, hal ini perlu dihindari agar anak tidak ‘bersaing’ mencari perhatian lebih dari orang tua.

Perlakukan secara unik

Dilansir dari Huffington Post, Jumat, 26 Maret, Adele Faber menyarankan untuk memperlakukan setiap anak dengan cara unik. Saran dari penulis buku Siblings Without Rivalry: How to Helo Your Children Live together So You Can Live Too ini bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, beri hadiah anak berdasarkan kesukaan masing-masing anak pada momen khusus. Namun tidak disarankan untuk memberikan hadiah yang sama. Ini bertujuan meminimalisir persaingan dan membangun kesadaran sejak dini bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda.

Bangun momen bahagia bersama

Kebersamaan bisa jadi landasan menjaga hubungan kakak dan adik selalu rukun. Momen ini bisa dibangun dengan kesepakatan dan memberikan contoh yang baik. Misalnya, ketika berjalan-jalan di taman bisa saling bergantian mendorong ayunan.

Membangun kedekatan sejak dini

Semenjak adik lahir, cobalah memberi kesempatan sang kakak untuk mengekspresikan rasa sayangnya pada adiknya. Seperti dengan mencium atau memberi perhatian pada adiknya. Tekankan pula pada kakak bahwa cinta orang tua tidak akan terbagi. Cinta pada kakak akan tetap utuh setelah adik lahir.

hubungan antara kakak dan adik
Ilustrasi hubungan kakak adik rukun (Unsplash/Ben White)

Proses membuka hati kakak dan membiasakannya memang membutuhkan proses yang panjang. Buat orang tua, dibutuhkan komunikasi intens atau dari hati ke hati dengan anak sulung.

Biasakan saling mendukung, melindungi, dan menghargai

Kebiasaan-kebiasaan positif bisa diajarkan sejak dini, bahkan sejak sang adik masih dalam kandungan. Saat masa-masa pertumbuhan, orang tua bisa mengajarkan tentang sikap yang saling mendukung, melindungi, dan menghargai.

Karena kakak dan adik memiliki karakter yang berbeda, maka pendekatan pada setiap anak juga akan berbeda-beda. Disamping itu perlu menghindari memarahi salah satu dari mereka didepan yang lain.

Kemarahan tidak akan berujung solusi, tetapi bisa menimbulkan trauma, memperkuat rasa cemburu, dan persaingan. Jika salah satu melakukan kekelliruan, ingatkan dengan tegas tetapi bukan dengan rasa marah.