4 Perilaku Anak yang Sering Menguras Emosi Orang Tua
Ilustrasi (Ketut Subiyanto/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Mengasuh anak bukan suatu perkara mudah. Sebagai orang tua, Anda dituntut untuk bisa memahami segala tingkah lakunya. Mulai dari tingkahnya yang usil hingga perilakunya yang santun dan menggemaskan.

Namun, perjalanan mendidik anak tak selamanya indah. Adakalanya orang tua dihadapkan dengan posisi sulit saat mengajarkan baik dan buruk pada si kecil.

Jennifer Kolari, MSW, RSW, terapis anak dan keluarga, penulis Connected Parenting: How to Raise a Great Kids, mengatakan, “Pemicu (kemarahan) paling umum adalah anak mengingatkan kita pada diri kita sendiri.”

Lalu,hal  apa saja yang membuat orang tua mudah kehilangan kesabaran saat mendidik anak? Dan bagaimana mengatasinya?

Anak membantah

Setiap orang tua tentu merasa kalau anak berkewajiban untuk mendengarkan setiap perkataan mereka. Memang benar adanya, tapi ini belum bisa sepenuhnya diterapkan pada anak usia 2 hingga 3 tahun. Pasalnya, di fase ini anak akan lebih banyak berkata “tidak” untuk apapun yang diminta orang tua sebab mereka sedang menegaskan pada diri sendiri kalau kekuasaan penuh atas mereka adalah dirinya sendiri.

Jadi, jika Anda meminta anak melakukan sesuatu tapi dibantah, alangkah baiknya jelaskan pada si kecil alasan mengapa dia harus melakukan hal tersebut.

Anak tantrum

Semua orang tua akan merasa kesal jika si kecil mulai tantrum. Mendengar rengekan, tangisan, serta teriakan si kecil saat marah tentu menguras kesabaran. Jika tak tahan, amarah akan menjadis senjata mendiamkan anak. Rupanya, ini tidak akan bisa menyelesaikan masalah.

Daripada marah, lebih baik Anda tarik napas panjang dan hening sejenak. Kegiatan ini bisa membantu Anda lebih rileks dan jernih dalam melihat masalah. Lalu, cobalah berkaca pada diri sendiri. Anda pasti kesal saat apa yang diinginkan juga tak dipenuhi.

Oleh karenanya, cobalah tenang dan mencoba memahami maksud si kecil. Dengan begitu, ketenangan Anda akan menular pada anak.

Anak menyakiti secara fisik

Saat anak mulai menyakiti secara fisik, saat itulah kesabaran orang tua seakan benar-benar diuji. Ada kalanya amukan anak-anak berubah menjadi benar-benar menyeramkan. Pukulan, tarikan, atau cubitan sering kali dilancarkan dan sulit dikontrol. Tentu saja hal ini membuat harga diri Anda sebagai orang tua terlukai. Saat seperti ini, Anda boleh berkata “Stop!” atau “No!” dengan tegas dan gestur yang menunjukkan bahwa Anda marah.

Setelah itu, sampaikan juga pada anak bagaimana cara menyampaikan kemarahan yang benar agar ia tidak melukai fisik Anda dan dirinya sendiri.

Pertengkaran saudara

Pertengkaran yang sering terjadi antara kakak adik rasanya benar-benar menguras emosi orang tua. Mengurus anak dalam kondisi tenang saja tak mudah, apalagi saat mereka sedang sama-sama agresif.

Pertengkaran kakak beradik memang jadi tugas orang tua yang punya anak lebih dari satu. Anda bisa menegaskan tentang keadilan pada mereka. Sering-seringlah menghabiskan waktu berdua secara adil agar tak ada yang cemburu.