Bagikan:

YOGYAKARTA – Dalam program penurunan berat badan, banyak ahli merekomendasikan untuk makan dalam porsi sedikit, rutin olaraga, serta mendapatkan istirahat cukup. Tetapi ternyata dalam kenyataannya, tidak semudah yang dibayangkan. Kalau Anda sedang dalam masa-masa menantang tersebut, apakah mengalami hal ini saat program penurunan berat badan?

1. Tidak bisa berhenti memikirkan makanan

Rasa lapar merupakan kinerja hormon ghrelin. Tugasnya memastikan bahwa tubuh Anda memiliki pasokan energi yang stabil. Ini terjadi ketika Anda belum makan selama beberapa waktu. Ghrelin mengirimkan sinyal lapar dari usus ke otak yang memberitahu Anda untuk mulai memikirkan makanan berikutnya.

Masalahnya, ghrelin tidak naik begitu saja saat perut Anda kosong. Hal ini juga meningkat ketika berat badan Anda turun. Inilah kenapa saat angka timbangan sudah bergerak turun, tetapi rasa lapar selalu jadi alarm untuk makan dan atau memikrikan makanan. Artinya, cukup menantang bagi Anda untuk mempertahankan berat badan baru Anda.

tantangan yang dialami saat program penurunan berat badan berkaitan dengan hormon
Ilustrasi tantangan yang dialami saat program penurunan berat badan berkaitan dengan hormon (Freepik/yanalya)

2. Begitu mulai makan, sulit untuk berhenti

Jika ghrelin membuat Anda lapar, leptin akan mensinyalkan rasa kenyang. Leptin diproduksi di sel lemak. Misinya untuk menjaga pasokan energi. Jadi kalau Anda kenyang, semua senang termasuk bagian terkecil tubuh Anda. Namun, ketika lemak mulai berkurang, leptin pun mengintai. Sehingga sulit mengetahui kapan harus berhenti makan.

3. Ingin makan lebih sering

Ingin makan lebih sering ini merupakan efek dari kerja hormon di usus kecil, disebut kolesistokinin (cholecystokinin/CCK). Hormon ini bekerja mengatur kecepatan pengosongan makanan dari perut Anda. Saat Anda menjalani program penurunan berat badan, dengan berdiet atau meembatasi porsi makan dengan waktu juga diatur, memicu kolesistokinin menurun sehingga semakin cepat perut terasa kosong.

4. Metabolisme melambat

Hormon bukan hanya tentang nafsu makan. Hormon juga memengaruhi pembakaran kalori. Contohnya leptin, selain membantu Anda makan lebih sedikit. Leptin juga menjaga tiroid dan metabolisme dalam kondisi prima. Namun ketika leptin turun setelah penurunan berat badan, metabolisme juga sering ikutan melambat. Artinya Anda harus makan lebih sedikit hanya untuk mempertahankan berat badan baru.

5. Perut membesar

Stres membuat kita ingin makan lebih banyak. Paradoksnya, diet juga bisa menimbulkan stres. Ini mungkin menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan, yaitu lemak menumpuk di perut.

Beberapa penelitian menemukan bahwa pola makan saat puasa, meningkatkan kortisol. Kortisol disebut hormon stres yang mengarahkan lemak ke perut. Melansir EatingHealthy, Jumat, 19 Juli, kortisol yang tinggi juga merusak otot yang membakar kalori sehingga menambah buruk sistem metabolisme Anda.

Meskipun hormon membuat program penurunan berat badan terasa menantang, tetapi ada hal baik yang didapat. Saat berhasil menurunkan berat badan, kadar estrogen menurun sehingga melindungi dari kanker payudara. Diikuti pula meningkatkan testosteron, yang membantu menjaga massa otot, kepadatan tulang, meningkatkan gairah seks. Ditambah lagi, sensitivitas insulin meningkat sehingga gula darah terkelola dengan baik.