Bagikan:

JAKARTA - Saat ini, semakin banyak orang yang melibatkan diri mereka dengan konsumsi minum-minuman beralkohol, terutama generasi muda. Hal ini bisa disebabkan karena akulturasi budaya barat maupun dampak dari kemajuan pembangunan. Alasan mengonsumsi alkohol bisa bermacam-macam, mulai dari penghilang stres hingga untuk bersenang-senang. 

Ketergantungan dan penyalahgunaan alkohol dapat menyebabkan penyimpangan perilaku seseorang. Seperti yang baru saja terjadi di sebuah kafe di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Seorang anggota polisi berinisial Bripka CS melepaskan tembakan brutal dalam keadaan mabuk hingga menelan 4 korban jiwa. Duduk perkara berawal dari tersangka yang tidak terima dengan jumlah tagihan minuman keras yang dipesan di kafe tersebut.

Tidak hanya menyebabkan perilaku kriminal, sering mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan gangguan psikotik. Melansir Mental Health Journal, Kamis, 25 Februari,  gangguan psikotik dapat menyulitkan pengidapnya untuk berpikir jernih, membuat penilaian yang baik, merespons secara emosional, berkomunikasi secara efektif, memahami kenyataan, dan berperilaku dengan tepat. Gangguan psikotik akibat penyalahgunaan alkohol adalah gangguan yang ditandai dengan halusinasi akibat efek alkohol. 

Gejala halusinasi terjadi karena penurunan susunan saraf pusat sehingga menimbulkan demosi kerja sistem motorik dan kognitif sebagai akibat mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebih. Gejala psikotik ini biasanya terjadi selama atau dalam waktu 1 bulan setelah keadaan intoksikasi alkohol.

Halusinasi yang paling sering terjadi adalah auditorik yang biasanya berupa suara-suara tetapi sering kali tidak terstruktur. Pengidap psikotik biasanya mendengar halusinasi berupa suara berisikan fitnahan, celaan, atau ancaman. Melihat atau merasakan sesuatu yang tidak ada juga merupakan ciri dari halusinasi.

Pemberian obat-obatan, melakukan terapi CBT (Cognitive Behavioural Therapy), adanya dukungan dan dorongan dari keluarga, hingga berkumpul dengan komunitas penyakit merupakan cara penyembuhan yang bisa ditempuh penderita psikotik.

Jangan lupa juga untuk berkonsultasi ke dokter spesialis kejiwaan dengan rutin apabila sudah merasa timbul gejala psikotik. Dengan begitu, proses penanganan gangguan psikotik bisa diatasi sesuai dengan aturan medis yang berlaku.