YOGYAKARTA – Banyak orang mencoba menurunkan berat badan dengan berbagai cara. Mulai dari rutin olahraga, mengubah pola makan, hingga mengonsumsi produk untuk menjalani program penurunan berat badan. Apapun alasan dan cara yang ditempuh, penting bagi Anda untuk memahami manfaat dan risiko menurunkan berat badan. Nah, kalau berat badan sudah turun, apa yang terjadi pada tubuh? Lantas, apakah berat badan turun drastis tetap berdampak positif? Selengkapnya, cek penjelasan di bawah ini.
Proses “pembakaran lemak”
Ke mana perginya lemak yang menumpuk dan membuat berat badan turun? Sel-sel lemak disimpan dalam bentuk trigliserida. Jika energi tubuh tidak digunakan, maka tumpukan simpanan energi berbentuk lemak disimpan sehingga memengaruhi berat badan. Istilah “membakar lemak” sebenarnya menggambarkan jalur hormonal dan enzimatik yang kompleks di mana trigliserida dilepaskan ke aliran darah untuk diangkut ke mana saja di tubuh untuk digunakan sebagai energi.
Saat kehilangan lemak, sel-sel lemak tidak ke mana-mana. Mereka tetap di tempatnya, di bawah kulit dan di atas otot. Kalau sel lemak dipakai sebagai sumber energi, akibatnya simpanan tersebut menyusut. Sama seperti sel-sel lemak yang menyusut saat kehilangan lemak, jaringan adiposa juga bisa tumbuh seiring dengan meningkatnya simpanan lemak di tubuh.
Kenali bedanya kehilangan lemak tubuh dan massa otot
Saat Anda menurunkan berat badan, Anda tidak hanya kehilangan lemak. Menurut ahli diet berbasis di New York City, Jasmine Hormati, MS., RD., CDN., kesalahpahaman umum adalah ketika menargetkan kehilangan lemak di area tertentu.
" Jika Anda tidak makan cukup untuk memenuhi kebutuhan energi, tubuh Anda akan beralih ke cadangan glikogen, lalu otot, dan lemak Anda untuk digunakan sebagai energi," jelas Hormati dilansir Eating Well, Selasa, 9 Januari.
Akibatnya, persentase massa bebas lemak yang mencakup air, otot rangka, bahkan massa tulang, biasanya ikut menurun seiring dengan penurunan berat badan. Menurut penelitian, partisipan yang menurunkan berat badan dengan pembatasan kalori mengalami penurunan massa otot yang ekstrim. Berbeda dengan partisipan yang mencapai penurunan berat badan karena olahraga, mereka bisa mempertahankan massa bebas lemak. Selain itu, beberapa kelompok orang mungkin berisiko tertentu kehilangan massa bebas lemak selama penurunan berat badan, termasuk orang pascamenopause, orang lanjut usia, penderita penyakit metabolik, dan atlet.
Artinya penting untuk tetap menyeimbangkan aktivitas fisik dengan menghindari memotong kelompok makanan lengkap. Tujuannya untuk mencegah penurunan massa otot seiring dengan penurunan berat badan.
Manfaat penurunan berat badan
Penting untuk memahami berat badan ideal. Penting pula menurunkan berat badan sesuai prosedur medis atau tidak secara signifikan dalam waktu singkat. Penelitian menunjukkan, menurunkan sekitar 5-10 persen berat badan, dapat mengelola tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah. Ini juga membantu mengurangi risiko atau mencegah mengalami penyakit kronis, memiliki metabolisme tubuh lebih baik, dan terhindari dari penyakit kardiovaskular serta diabetes.
“Komunitas medis sering kali berfokus pada perubahan berat badan dan BMI untuk menentukan kesehatan seseorang secara keseluruhan. Yang benar-benar membantu kita menentukan kesehatan adalah penanda darah ini. BMI hanya memberi tahu Anda tinggi badan seseorang dalam kaitannya dengan berat badannya dan tidak pernah dimaksudkan untuk digunakan sebagai indikator kesehatan,” kata Hormati.
BACA JUGA:
Nah, yang menantang dalam mengelola penurunan berat badan adalah mempertahankan pola makan sehat dalam jangka waktu lama. Karena menurut Hormati, ketika Anda makan sedikit, tubuh akan merespons dengan meningkatkan nafsu makan dan food craving. Kunci penurunan berat badan yang berkelanjutan adalah dengan menghilangkan pembatasan dan fokus pada pola makan seimbang dan bergizi yang mudah diadaptasi.
Risiko penurunan berat badan secara drastis
Seperti penjelasan diatas, melansir Healthline, penurunan berat badan yang cepat dalam jangka pendek dapat menyebabkan hilangnya massa otot, kekurangan nutrisi, dan batu empedu. Menurunkan berat badan secara perlahan lebih sedikit risikonya. Menurut banyak ahli, kehilangan 0,45-0,9 kilogram per minggu adalah angka yang sehat dan aman.
Kehilangan lebih cepat dari angka tersebut, dapat membuat Anda berisiko mengalami banyak masalah ksehatan. Termasuk kehilangan otot, batu empedu, kekurangan nutrisi, dan penurunan metabolisme. Selain itu, penurunan berat badan terlalu cepat dengan diet ketat, memiliki efek samping seperti kelaparan, kelelahan, lekas marah, merasa dingin, kram otot, pusing, sembelit atau diare, dan dehidrasi.