Bagikan:

JAKARTA - Pernahkah Anda mendengar istilah operasi bariatrik? Ini adalah operasi yang disarankan pada penderita obesitas yang terancam gangguan kesehatan dan tidak berhasil menurunkan berat badan setelah mencoba olahraga rutin, diet, atau mengonsumsi obat-obatan.

Operasi bariatrik bertujuan untuk membatasi jumlah makanan yang dapat ditampung oleh lambung atau mengurangi penyerapan nutrisi di usus halus.

Dalam artikel kali ini, VOI akan membahas tentang apa itu operasi bariatrik beserta jenis, manfaat, dan risikonya.

Apa Itu Operasi Bariatrik

Dikutip dari Very Well Health, Selasa, 20 Juni, operasi bariatrik adalah jenis operasi pengecilan perut yang dilakukan guna mengurangi jumlah makanan yang bisa diserap tubuh. Operasi bedah ini bertujuan untuk membantu penderita obesitas menurunkan berat badannya.

Operasi ini dilakukan dalam beberapa cara yakni membuang sebagian lambung, memasang pita di sekeliling perut, atau memindahkan bukaan antara lambung dan usus kecil.

Penyedia layanan kesehatan dapat merekomendasikan operasi bariatrik jika metode penurunan berat badan lainnya gagal dan jika obesitas tampaknya menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar bagi penderitanya.

Dokter yang melakukan operasi bariatrik akan mengurangi sinyal rasa lapar yang mengalir dari sistem pencernaan ke otak. Operasi bariatrik dapat membantu mengobati dan mencegah banyak penyakit metabolik yang berkaitan dengan obesitas, termasuk diabetes dan penyakit hati.

Jenis Operasi Bariatrik

Dikutip dari laman Mayo Clinic, beberapa jenis operasi bariatrik yang umum dilakukan untuk penderita obesitas yang gagal melakukan diet, antara lain:

Gastric bypass

Ini adalah operasi yang memisahkan lambung menjadi dua bagian, yakni bagian tas yang berukuran kecil dan bagian bawah yang lebih besar. Penderita obesitas yang menjalani gastric bypass akan dipotong usus halusnya menjadi lebih pendik dan langsung disambungkan dengan bagian lambung yang berukuran lebih kecil.

Sleeve gastrectomy

Sleeve gastrectomy adalah operasi yang membuang sekitar 75-80 persen bagian lambung, supaya daya tampung lambung berkurang secara signifikan dan pasien akan menjadi lebih cepat kenyang setelah menjalani operasi ini.

Adjustable gastric band

Ini adalah operasi menurunkan berat badan yang menggunakan pita untuk mengikat bagian atas lambung. Ikatan ini akan membatasi jumlah makanan yang dapat dimakan dan membuat cepat kenyang.

Biliopancreatic diversion with duodenal switch

Pada tindakan biliopancreatic diversion with duodenal switch, lambung akan dipotong dan disambungkan dengan bagian akhir usus halus. Setelah menjalani prosedur ini, makanan tetap akan bercampur dengan asam lambung, cairan empedu, dan enzim pencernaan di usus besar, namun nutrisi yang terserap tubuh akan jauh berkurang.

Manfaat Operasi Bariatrik

Operasi bariatrik yang disarankan untuk penderita obesitas yang gagal melakukan diet dapat memberikan sejumlah manfaat, antara lain:

  • Menurunkan berat badan secara signifikan dan hasilnya menetap dalam waktu setidaknya 1 tahun.
  • Meningkatkan angka harapan hidup
  • Mencegah dan membantu proses pengobatan gangguan kesehatan lain yang terkait dengan obesitas, seperti diabetes, hipertensi, sleep apnea, radang sendi, penyakit asam lambung, dan kolesterol.
  • Meningkatkan kualitas hidup secara umum dan memperbaiki kondisi psikologis

Risiko Operasi Bariatrik

Selain efek samping dari anestesi dan operasi perut, ada sejumlah risiko yang dirasakan pasca operasi bariatrik, yaitu:

  • Pendarahan atau perforasi lambung atau usus: Perforasi terjadi ketika ada lubang berkembang melalui dinding usus. Ini adalah keadaan darurat yang mengancam jiwa yang membutuhkan penanganan cepat. Komplikasi semacam ini lebih mungkin terjadi setelah prosedur yang melibatkan pemotongan bagian perut.
  • Obstruksi usus: Ini paling sering disebabkan oleh hernia internal di mana usus kecil tergelincir ke dalam lubang yang dibuat saat operasi. Ini dapat terjadi berminggu-minggu atau bertahun-tahun setelah operasi dan menyebabkan kerusakan usus yang serius.
  • Malnutrisi, sindrom dumping, dan kegagalan adrenal: Penurunan berat badan yang parah sering terjadi pada beberapa bulan setelah operasi bariatrik. Meskipun dapat sembuh seiring waktu, perawatan medis biasanya diperlukan.
  • Defisiensi nutrisi permanen: Ini membutuhkan suplementasi nutrisi yang berkelanjutan. Penurunan berat badan yang tidak sehat dan malnutrisi dapat terjadi pada semua jenis prosedur bariatrik, tetapi kemungkinannya lebih kecil jika dilakukan prosedur pengikatan lambung.
  • Hernia insisional atau adhesi dapat terbentuk setelah operasi bariatrik, dan ini dapat menyebabkan nyeri atau obstruksi usus di kemudian hari.
  • Masalah gastrointestinal seperti penyakit refluks gastrointestinal (GERD), batu empedu, dan pankreatitis dapat terjadi karena gangguan produksi normal dan pelepasan enzim dalam sistem gastrointestinal.
  • Masalah emosional, seperti meningkatnya nafsu makan dan depresi, umumnya membaik setelah operasi bariatrik. Tapi ada kemungkinan masalah ini memburuk atau baru muncul setelah operasi.

Penting untuk diingat kalau operasi bariatrik tidak menjamin penurunan berat badan secara permanen. Anda pun tetap berisiko mengalami kenaikan berat badan setelah prosedur dilakukan, apalagi jika Anda tetap mengonsumsi makanan tinggi kalori. Untuk itu, pola hidup sehat sangat dibutuhkan setelah menjalani operasi bariatrik.