Bagikan:

JAKARTA – Siklus tidur adalah aktivitas paling sederhana yang menjadi indikator risiko diabetes. Menurut berbagai studi, jika siklus tidur berantakan maka risiko diabetes meningkat. Pun jika Anda kurang tidur dan tidak memiliki pola tidur yang sehat dapat menyebabkan penyakit gula.

Bagaimana bisa siklus tidur dan diabetes berkaitan? Siklus tidur pada manusia dipengaruhi oleh beberapa hormon, yaitu dopamin, serotonin, oksitosin, dan melatonin. Ketiganya berpengaruh pada saraf otak sebagai neurotransmiter atau penyampai pesan.

Melatonin adalah hormon yang mengatur siklus tidur dan bangun. Kadar tinggi pada melatonin dibuktikan secara ilmiah dapat meningkatkan risiko diabetes khususnya pada wanita. Bahkan, wanita yang memiliki kadar melatonin rendah dapat dua kali lebih berisiko dibanding tingkat melatonin normal.

Dilansir dari Medical News Today, Senin, 1 Maret, peneliti menemukan bahwa seiring dengan meningkatnya hormon tidur, melatonin, dapat mengurangi kemampuan penghasil insulin untuk melepaskan insulin. Penelitian ini mensurvei partisipan yang memiliki gen keturunan diabetes tipe 2.

Setelah mengalami 3 bulan pengobatan melatonin, kadar gula darah semakin tinggi. Hasil penelitian ini diterbitkan di dalam jurnal Cell Metabolism dan dilakukan oleh Lund University di Swedia. Insulin dilepaskan oleh sel beta pankreas sebagai respons atas lonjakan gula darah.

Pada pasien yang mengalami diabetes tipe 2, tubuh tidak menghasilkan cukup insulin atau sel tidak efektif merespons permintaan peningkatan untuk memproduksi insulin lebih banyak. Efeknya kadar gula dalam darah meningkat dan memicu kerusakan serius pada organ tubuh.

Pada pembawa gen diabetes, pengurangan insulin sebagai respons atas melatonin lebih berkemungkinan besar. Tim peneliti menunjukkan bahwa varian gen dibawa oleh sepertiga pepulasi.

Mereka, peneliti, dalan uji coba laboratorium meningkatkan jumlah protein MTNR1B di permukaan sel penghasil insulin. Tim merekrut partisipan dalam kondisi sehat tetapi terdapat 2 varian, 23 orang pembawa gen diabetes dan 22 non pembawa.

Semua peserta berusia sama dan indeks massa tubuh (BMI) sama dan tidak menunjukkan perbedaan riwayat keluarga diabetes. Selama 3 bulan, partisipan mengonsumsi 4 miligram melatonin sebelum tidur di malam hari. Kadar gula dalam darah dan insulin dibandingkan pada awal dan akhir percobaan.

Hasilnya, semua peserta memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi. Terutama pembawa gen risiko memiliki kadar yang lebih tinggi. Tingkat sekresi insulin juga lebih rendah.

Disamping pengaruh melatonin, peneliti mencatat bahwa orang yang bekerja shift malam lebih rentan terhadap penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2. Orang yang bekerja semalaman atau yang mengalami gangguan tidur lebih tinggi risiko diabetes tipe 2.

Berdasarkan penelitian ini, Profesor Hindrik Mulder menyarankan, jika Anda memiliki riwayat keluarga mengalami diabetes tipe 2, maka ubah gaya hidup. Tetaplah menjaga siklus tidur atau mengubah jam kerja malam demi menurunkan risiko diabetes tipe 2.