Mengenal Hungover Skin, Kondisi Kulit Rusak Akibat Konsumsi Alkohol
Ilustrasi (Sora Shimazaki/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - 'Hungover skin' adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi fisik setelah semalaman mengonsumsi alkohol secara berlebihan sehingga yang mengakibatkan mabuk. Meskipun istilah ini bersifat sehari-hari dan bukan kondisi yang diakui secara medis, istilah ini mencakup berbagai efek alkohol pada kulit. Alkohol diketahui memiliki efek dehidrasi pada tubuh, tidak terkecuali kulit.

Ketika seseorang mengonsumsi alkohol, alkohol itu sendiri bersifat diuretik yang dapat meningkatkan produksi urin dan menyebabkan dehidrasi. Kulit dehidrasi bisa tampak kusam, tidak bercahaya, dan terasa kaku. Dalam konteks mabuk, dehidrasi seringkali lebih terasa karena kombinasi efek diuretik alkohol dan kurangnya konsumsi air putih saat minum alkohol.

Salah satu efek nyata yang dirasakan kulit akibat mabuk atau hangover adalah bengkak dan peradangan. Alkohol dapat melebarkan pembuluh darah dan menyebabkan peningkatan aliran darah ke kulit, sehingga menyebabkan wajah kemerahan dan bengkak. Selain itu, alkohol juga bisa merusak jam dan kualitas tidur, sehingga kurang tidur dapat mengakibatkan kulit Anda lelah dan bengkak.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap hungover pada kulit yakni dampak alkohol pada respons peradangan tubuh. Alkohol dapat memicu respons peradangan dan peradangan kronis dikaitkan dengan berbagai masalah kulit, termasuk kemerahan, iritasi, dan memperburuk kondisi seperti jerawat dan rosacea. Efek peradangan akibat alkohol dapat menyebabkan kulit menjadi kurang ideal, sehingga kulit tampak lelah dan teriritasi.

Alkohol juga memengaruhi produksi vasopresin dalam tubuh, hormon yang membantu mengatur keseimbangan air. Penurunan kadar vasopresin dapat menyebabkan peningkatan kehilangan air melalui urin, yang selanjutnya berkontribusi terhadap dehidrasi dan dampaknya pada kulit. Kulit dehidrasi akan terasa kasar, kaku, dan kurang elastis.

Hati berperan penting dalam detoksifikasi tubuh, termasuk memproses alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan dapat membebani hati sehingga menyebabkan penumpukan racun dalam tubuh. Meskipun hati bersifat tangguh dan dapat beregenerasi, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat menimbulkan efek jangka panjang pada fungsi hati, sehingga berpotensi berdampak pada kesehatan dan penampilan kulit.

Selain efek fisiologis tersebut, gaya hidup yang berhubungan dengan konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga dapat menyebabkan hungover kulit. Pilihan pola makan yang buruk, kurang tidur, dan mengabaikan rutinitas perawatan kulit selama atau setelah konsumsi alkohol dapat semakin memperburuk dampaknya pada kulit.

Untuk mengurangi efek hungover kulit, hidrasi adalah kuncinya. Minum banyak air sebelum, selama, dan setelah mengonsumsi alkohol dapat membantu melawan efek dehidrasi. Mengoleskan pelembab juga dapat membantu mengembalikan kelembapan yang hilang dan mengurangi kekeringan.

Melakukan rutinitas perawatan kulit yang konsisten, termasuk menggunakan pembersih dan pelembab yang lembut dapat berkontribusi pada kesehatan kulit. Menghindari konsumsi alkohol berlebihan dan olahraga secukupnya sangat penting. Tidak hanya untuk kesehatan secara keseluruhan tetapi juga demi menjaga vitalitas dan penampilan kulit. 

Meskipun istilah hungover kulit bersifat informal, tapi ini mencerminkan dampak konsumsi alkohol berlebihan terhadap kulit. Memahami efek fisiologis alkohol dan menerapkan kebiasaan sehat dapat membantu seseorang. Menjaga kesehatan kulit dan meminimalkan tanda-tanda kerusakan kulit yang terlihat terkait dengan mabuk.