Bagikan:

JAKARTA – Ada sejumlah jenis alkohol yang diformulasi dalam skin care, manfaatnya bisa melembabkan tetapi bisa juga sebaliknya, membuat kulit kering. Berdasarkan jenisnya, alkohol memiliki takaran aman jika dipakai untuk perawatan kulit, terutama untuk kulit wajah.

Alkohol dalam produk perawatan kulit memiliki tujuan ketika diformulasikan. Seperti terdapat dalam losion, parfum, sampo, pelembab hingga mouthwash.

Alkohol menurut definisi dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat adalah bahan kimia yang setiap jenisnya menimbulkan efek berbeda pada kulit. Dilansir Everyday Health, Selasa, 25 Mei, Lauren Fine, MD, dokter kulit bersertifikat di Chicago Cosmetic Surgery and Dermatology, menjelaskan.

“Ada sejumlah alasan mengapa alkohol ditambahkan. Alkohol akan membuat produk merasa lebih elegan dan ringan, dan juga dapat meningkatkan keseluruhan rasa produk dengan membuatnya lebih cepat diserap.”

Alkohol juga berfungsi sebagai pengawet, meski bukan pengawet utama. Jenis alkohol dalam skin care berikut di bawah ini yang kerap ditemukan pada label komposisi.

Ethyl Alcohol

Ethyl alcohol dikenal dengan etanol atau menurut FDA disebut dengan alkohol biji-bijian. Alkohol jenis ini didenaturasi sehingga memungkinkan untuk dipakai dalam produk kosmetik.

Denatured alcohol

Alkohol tidak jenuh atau denat alkohol dipakai untuk menghindari pembayaran pajak atas alkohol dalam kosmetik. Sebuah perusahaan kosmetik akan mengubah sifat alkohol sehingga memiliki nama lain termasul methyl alcohol dan SD alcohol dengan kode 3-A, 30, 39-B, 39-C, 40-B, dan 40-C.

Isorophyl alcohol

Alkohol isoropil dipakai dalam produk untuk kuku, rambut, dan perawatan kulit. Fungsinya sebagai astringent, antifoaming, dan pelarut.

Methyl alcohol

Metil alkohol atau methanol, seperti dijelaskan pada jenis kedua alkohol dalam produk skin care, merupakan alkohol yang diubah sifatnya.

Benzyl Alcohol

Alkohol jenis ini bersifat alami dan ditemukan dalam buah-buahan dan teh. Benzyl alkohol jadi komposisi sabun, kosmetik, pembersih, dan produk perawatan rambut.

Cetyl, stearyl, cetearyl, atau lanolin alcohol

Berbeda dengan jenis alkohol dalam skin care sebelumnya, jenis yang ini menurut FDA disebut dengan alkohol berlemak. Anda dapat menemukan alkohol jenis ini di produk kondisioner rambut, alas bedak, riasan mata, pelembab, dan pembersih kulit.

Fungsi dari jenis alkohol yang terakhir ini membantu melembabkan kulit. Apabila terlibat dalam proses formulasinya, berfungsi mencegah minyak dan cairan yang mampu memisahkan.

Pro dan kontra manfaat dan efek alkohol sebenarnya didasarkan atas kondisi setiap kulit yang berbeda-beda. Gretchen Frieling, MD, seorang ahli kulit bersertifikat di Wellesley, Massachusetts, mengatakan bahwa alkohol bisa mengurangi penumpukan minyak dan melarutkan kotoran di wajah.

alkohol dalam skincare
Ilustrasi produk skin care mengandung alkohol (Unsplash/Mathilde Langevin)

Lebih spesifik lagi, Dokter Frieling menjelaskan, untuk kulit yang sangat berminya menggunakan toner berbasis alkohol dapat membantu mengurangi sebum yang membuat pori-pori tersumbat. Tetapi bagi yang memiliki kulit kering, kulit sensitif, eksim, dan alergi, toner berbasis alkohol membuat kulit kering.

Untuk jenis kulit normal, produk skin care yang menggunakan alkohol mungkin tidak akan menjadi masalah, menurut Dokter Fine. Frieling juga merekomendasikan untuk memilih konsentrasi alkohol paling rendah yang tertera dalam label komposisi.

Jika memungkinkan, hindari menggunakan produk yang mengandung alkohol bersifat etanol, metanol, etil, isopropyl, dan benzyl. Untuk menghindari mungkin sangat sulit, kata Frienzil, tetapi memilih yang komposisinya sesuai dengan kondisi kulit adalah saran paling bijak.  

Terakhir, mungkin Anda sering menemukan bahan ‘paraben’, seperti methylparaben dan butylparaben. Bahan tersebut biasanya ditemukan dalam produk yang memakai wewangian. Jika tanpa pewangi, akan ditemukan pada label kemasan dengan tulisan ‘bebas pewangi’.