Bagikan:

JAKARTA – Cryptic pregnancy atau dalam bahasa Indonesia berarti kehamilan kriptik merupakan suatu kondisi dimana seorang wanita tidak menyadari kehamilannya. Ada beberapa sebab yang melatarbelakangi peristiwa kehamilan kriptik.

Beberapa studi juga telah menemukan penyebab wanita tidak menyadari tentang kehamilannya, antara lain adalah sebagai berikut:

Tidak mengalami gejala kehamilan

Gejala kehamilan, pada umumnya wanita merasa mual, tidak menstruasi, mengalami perubahan hormon, perut membesar, dan terdeteksi positif lewat pengecekan test pack atau USG.

Namun, pada wanita yang mengalami kehamilah kriptik tidak selalu mengalami gejala tersebut di atas. Misalnya, tidak terdeteksi positif oleh test pack sebab cairan hormon hCG masih terlalu sedikit sehingga alat test tidak mendeteksi.

Gejala kehamilan kriptik tidak terdeteksi

Melansir Healtline, Rabu, 17 Februari, dokter kandungan mungkin akan sulit mendiagnosis kehamilan samar atau kehamilan kriptik. Karena gejala tidak terlihat atau wanita mungkin tidak pernah berkonsultasi dengan dokter selama kehamilan.

Dalam beberapa kasus, wanita mungkin berkonsultasi tetapi tidak menerima diagnosis yang benar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2011, ada 1 diantara 475 wanita menolak kehamilannya yang sudah berlangsung selama 20 minggu atau lebih.

Bisakah hamil dan melahirkan tanpa ovulasi dan penetrasi?

Berita viral belum lama ini mengabarkan ada seorang wanita di Cianjur yang melahirkan bayi tanpa proses hamil dan penetrasi. Tahun lalu, juga terjadi kehamilan kriptik di Tasikmalaya, mungkinkah secara ilmiah ini dapat terjadi?

Meskipun kemungkinannya sangat kecil, kehamilan bisa terjadi tanpa penetrasi. Tetapi harus selama ovulasi, sebab tanpa sel telur tidak akan ada pertumbuhan janin dalam ovarium.

Aktivitas apapun yang dapat memasukkan sel sperma pada area vagina dengan memungkinkan terjadinya kehamilan tanpa berhubungan badan. Namun ini akan terjadi dengan bantuan cairan serviks yang sedang banyak-banyaknya saat wanita dalam masa subur.

Proses kehamilan hanya membutuhkan satu sel sperma paling kuat untuk membuahi sel telur. Sebaliknya, sebuah penelitian bertajuk Like A Virgin (Mother): Analysis of Data From A Longitudinal, US Population Representative Sample Survey dipublikasikan pada Desember 2013 menemukan tentang fenomena virgin pregnancy atau kehamilan perawan.

Survei terhadap 7.870 wanita hamil menemukan sejumlah 0,8 persen (atau sebanyak 45 wanita) melaporkan hamil tanpa melakukan hubungan seks vaginal. Studi mengenai fenomena tersebut sangat terbatas sebab berhubungan dengan pemahaman mengenai seks dan kurangnya pendidikan seksual.

Dari fenomena tersebut, ahli menjelaskan bahwa seks untuk pembuahan dan menghasilkan kehamilan tidak selalu dengan aktivitas penetrasi penis di dalam vagina.

Menariknya, terdapat teknologi reproduksi buatan (Artificial Reproductive Technology) dengan prosedur ketat misalnya proses inseminasi dan fertilisasi in vitro (In Vitro Fertilization). Tanpa perhitungan ketat dan keterlibatan tenaga ahli, proses pembuahan ini akan sulit berhasil.

kehamilan kriptik adalah
Ilustrasi wanita hamil (Pexels/Freestocks)

Bayi lahir dengan kehamilan kriptik memiliki berat dibawah normal

Karena kurangnya perawatan prenatal dapat berpengaruh pada kondisi janin. Bayi yang lahir dengan kondisi cryptic pregnancy cenderung memiliki berat badan kurang.

Simtom lain yang menyejajari kasus kehamilan samar adalah gangguan psikotik dan non-psikotik. Menurut penelitian tahun 2011, penolakan wanita atas kehamilannya bisa disebabkan problem mental seperti skizofrenia atau gangguan bipolar yang menyebabkan delusi.

Untuk kasus non-psikotik, ahli mengategorikan bahwa kehamilan kriptik bisa disebabkan penolakan, penyangkalan, dan tidak siap dengan kehamilannya secara emosional, fisik, persalinan serta pengasuhan.