Jangan Diam Saja, Begini 5 Tindakan yang Perlu Dilakukan saat Mengalami Bullying dalam Keluarga
Ilustrasi (Yan Krukau/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Selain perundungan di dunia maya, tempat kerja, maupun sekolah, perundungan atau bullying juga dapat terjadi dalam keluarga di kalangan orang dewasa. Tiap orang dewasa dalam sebuah keluarga dapat menjadi pelaku intimidasi dan siapapun bisa jadi sasarannya. Dalam keluarga, orang yang melakukan perundungan adalah saudara kandung, orang tua, bibi, paman, kakek nenek, anak dewasa, atau bahkan salah satu mertua. 

Jika Anda dihadapkan dengan pelaku bullying dalam keluarga, respon ini yang perlu Anda ketahui untuk menghadapi situasi tersebut, dilansir dari laman Very Well Family, Senin, 13 November.

Bersikap tegas

Sherri Gordon, professional life coach dan ahli pencegahan perundungan di Ohio menjelaskan bahwa sangat penting belajar membela diri sendiri kapan pun seseorang menindas Anda. Bersikap asertif berarti jujur tentang perasaan Anda tanpa bertindak agresif, mencaci-maki, atau menjadi penindas. Bersikaplah spesifik tentang masalah yang Anda rasakan tanpa harus jadi emosional.

Namun bersiaplah menghadapi perundung yang menantang persepsi Anda atau memberi tahu bahwa Anda tidak realistis, egois, atau terlalu sensitif. Sebaiknya, jangan dengarkan kata-kata tersebut sebab itu hanyalah upaya lain untuk mengendalikan Anda atau memanipulasi situasi.

Selain itu, bersiaplah menghadapi kenyataan bahwa perundung mungkin tidak merespons seperti yang Anda harapkan. Dan meski situasi mungkin tidak membaik sama sekali, tapi setidaknya Anda telah membela diri sendiri dan mengungkapkan perasaan.

Tetapkan batasan

Penting menciptakan batasan tegas antara Anda dan pelaku perundungan. Ketahui batasan dan nilai-nilai diri. Kesadaran ini akan membantu Anda mengembangkan batasan yang tepat. Selain itu, luangkan waktu memikirkan bagaimana tindakan anggota keluarga memengaruhi perasaan Anda. Perasaan dan emosi ini akan memberi Anda petunjuk tentang apa yang ingin Anda ubah atau apa yang tidak dapat ditoleransi lagi.

Jangan merasa bersalah dalam menetapkan dan menegakkan batasan. Keinginan dan kebutuhan Anda valid, begitu pula perasaan Anda. Anda tidak harus mentolerir perilaku buruk hanya demi keluarga.

Jangan bersikap emosional

Saat menghadapi perundung dalam keluarga, tetap tenang dan hindari bertindak dalam keadaan marah atau frustrasi. Ingat, Anda tidak bisa mengendalikan orang lain, tapi Anda bisa mengendalikan diri sendiri. Kendalikan emosi dan coba membatasi interaksi apapun dengan si pelaku.

Penting juga mengingatkan diri sendiri kalau Anda punya pilihan. Anda tidak harus tinggal di suatu acara atau mentolerir perundungan. Anda dapat keluar, melawan pelaku, menetapkan batasan, atau mencoba mengabaikan pelaku. Jangan berikan apa yang diinginkan perundung dengan bereaksi negatif atau emosional.

Luangkan waktu mengisi ulang tenaga

Berada di dekat anggota keluarga yang merundung dapat menguras tenaga dan berdampak negatif pada kesehatan. Setelah bertemu dengan si perundung, luangkan waktu untuk diri sendiri setelahnya. Jalan-jalan, baca buku, atau pijat relaksasi bisa jadi alternatif aktivitas memanjakan diri.

Lakukan sesuatu yang akan membantu Anda menghilangkan stres dan menghilangkan energi negatif yang dibawa oleh pelaku. Jika bullying dalam keluarga mulai berdampak buruk pada kesehatan emosional Anda, carilah terapis yang berspesialisasi dalam masalah keluarga.

Curhat pada orang yang bisa dipercaya

Terkadang berbagi detail pengalaman dengan teman terpercaya dapat membantu. Kuncinya adalah menemukan seseorang yang bisa Anda curhat. Hindari gosip, tapi carilah seseorang yang mau mendukung Anda ketika insiden bullying terjadi.

Beberapa orang memilih untuk memberi tahu anggota keluarga lain daripada teman, namun hati-hati dalam melakukannya. Kadang-kadang anggota keluarga merasa mereka perlu memperbaiki situasi dan pada akhirnya akan menimbulkan lebih banyak masalah dalam prosesnya.