Perubahan Kebiasaan pada Masa Pandemi, Hari Valentine Tahun Ini Jauh Lebih <i>Homey</i>
Ilustrasi merayakan hari valentine di rumah (Unsplash/Jonathan Borba)

Bagikan:

JAKARTA – Mengingat pandemi masih berlangsung, besar kemungkinan menjadi pengalaman lebih nyaman merayakannya di rumah. Sebuah laporan riset pasar oleh Suzy, sejumlah 70 persen orang Amerika berencana untuk merayakannya di rumah.

Berdasarkan riset konsumen, tren untuk mengirim dan memberi hadiah masih tetap berlangsung. Hadiah berupa permen cokelat dan bunga berapa di puncak list. Riset pasar menemukan bahwa hadiah paling populer berdasarkan daya beli konsumen antara lain sebagai berikut:

  • Perhiasan sebesar 54 persen
  • Kartu ucapan sebesar 52 persen
  • Anggur atau wine sebesar 42 persen
  • Parfum dan kosmetik sebesar 45 persen

Melansir Retail Customer Experience, Minggu, 14 Februari, pembatasan terkait persebaran Covid-19 besar pengaruhnya. Berdasarkan jumlah responden, 24 persen dari 38 persen yang awalnya merencanakan untuk berpergian, rencana berubah total.

Awalnya merencanakan untuk merayakan hari istimewa, Hari Valentine, seperti tahun lalu. Tetapi mereka memilih merayakan Hari Valentine di rumah saja. Dalam rilis perusahaan yang bergerak di bidang riset pasar mengungkapkan pernyataan berikut.

“Penelitian menunjukkan bahwa Hari Valentine tahun ini berarti makan malam dengan cahaya lilin di dapur, bukan malam di luar kota, dan mereka harus menyesuaikan,” ungkap Avi Savar, Presiden Suzy.

Berbagai aspek mempengaruhi cara dalam merayakan Hari Valentine tahun ini. Melasir BBC London, Minggu, 14 Februari, satu keluarga memilih merayakan kehangatan keluarga di sekitar rumah. Seperti bersepeda mengelilingi kompleks dan menikmati ruang publik misalnya taman bunga dekat rumah.

Pilihan ini dilatarbelakangi perubahan tingkat pendapatan. Bisnis Deep Bajwa, 37 tahun, mengalami kemerosotan besar, maka cara bijak yang dipilih tidak memberatkan pengeluaran. Yaitu dengan tetap merayakan kedekatan keluarga bersama istri dan anaknya di rumah saja.

Tahun yang cukup sulit juga dialami oleh Ivana Poku, seorang life coach dari Hertfordshire. Pandemi berdampak pada kesehatan mental dan hubungan dengan pasangannya. Tetapi, pasangan ini tetap merayakan Hari Valentine sebagai upaya merayakan cinta dengan berpelukan saat bangun pagi dan bertukar hadiah buatan sendiri.

Anna Rear, seorang penyanyi berusia 39 tahun juga merayakan Hari Kasih Sayang dengan cara berbeda. Pasangannya, Ricardo, tinggal di luar kota. Ia memberikan hadiah berupa video musik yang bisa didengar pasangannya berulang-ulang dimanapun ia berada.

Hari Valentine juga tak jarang dirayakan lewat perjumpaan romantis di platform digital, misalnya Zoom. Bagaimana cara Anda dan pasangan menikmati Hari Valentine? Semoga tetap sehat dan bijak dalam memutuskan bagaimanapun caranya.