Bagikan:

JAKARTA - Menangis dapat menjadi pelampiasan emosi yang sehat, mendorong rasa empati dan dukungan dari keluarga dan teman. Ini merupakan respon tubuh alami yang dirasakan hampir setiap orang. 

Tapi, tahukah Anda kalau ada orang yang sulit menangis meski dilanda rasa sedih sekalipun? Berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap penekanan emosi, sehingga membuat sulit menangis. Ada juga kondisi dan pengobatan tertentu yang dapat memengaruhi kemampuan  menangis.

Dilansir dari laman Psych Central, Rabu, 20 September, berikut empat penyebab menurut psikolog orang yang susah menangis.

Pengalaman kehidupan awal

Menurut Dan Auerbach, seorang psikoterapis klinis dan konselor hubungan di Sydney, Australia, teori keterikatan menyoroti bagaimana hubungan kehidupan awal seseorang dengan gaya pengasuhan membentuk respons emosional.

Misalnya, sebuah studi tahun 2016 menunjukkan bahwa avoidant attachment (orang yang cenderung tidak memiliki respon emosional atau cenderung tidak responsif) dikaitkan dengan emosi yang tertekan dan keyakinan bahwa menangis adalah cara yang tidak sehat untuk mengekspresikan emosi.

Selanjutnya, Auerbach menjelaskan peran ilmu saraf interpersonal dan peran otak dalam interaksi emosional.

“Neuron cermin, yang aktif sebagai respons terhadap perilaku yang diamati, mungkin mengkondisikan seseorang untuk menekan emosi jika mereka dikelilingi oleh individu yang tertutup secara emosional,” katanya. 

“Mekanisme pengaturan emosi otak, khususnya di korteks prefrontal, bisa menjadi terlalu aktif sehingga menekan respons alami seperti menangis. Selain itu, keterputusan neurobiologis antara emosi dan keadaan fisiologis, yang sering kali berasal dari trauma atau stres kronis, dapat menghambat kemampuan menangis,” jelas Auerbach.

Stigma

Carolina Pataky, seorang terapis pernikahan dan keluarga, terapis seks bersertifikat, dan seksolog klinis di Florida Selatan, menyebut kondisi sulit menangis sebagai “konstipasi emosional” ketika emosi ditekan dan tidak mudah diakses. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk norma-norma masyarakat.

“Di banyak budaya dan lingkungan sosial, menangis yang diasosiasikan sebagai kerentanan dipandang sebagai kelemahan. Sehingga berpotensi membuat individu merasa malu atau diejek jika menangis,” kata Pataky. 

“Untuk menghindari terlihat rentan, beberapa orang menggunakan perasaan marah sebagai mekanisme pertahanan. Pelindung emosional ini dapat mempersulit mereka untuk mengakses emosi yang lebih lembut seperti kesedihan, sehingga membuat mereka sulit menangis.”

Kondisi kesehatan mental

Kondisi kesehatan mental tertentu, seperti depresi, juga dapat menyebabkan kurangnya emosi. Seseorang akan merasa mati rasa, datar, atau putus asa, dan mungkin tidak bereaksi terhadap hal-hal yang biasanya membuat orang tersebut menangis.

Kondisi medis atau obat-obatan

Kondisi medis tertentu, seperti sindrom mata kering atau sindrom Sjögren, suatu kondisi autoimun, dapat memengaruhi produksi air mata. Beberapa obat juga dapat mengganggu kemampuan menangis. Ini mungkin termasuk:

  • antidepresan
  • antihistamin
  • dekongestan

Tidak apa-apa jika Anda sulit menangis. Semua orang punya cara unik dalam mengekspresikan diri dan ada banyak cara melepaskan emosi yang terpendam selain menangis. Merangkul keputusan Anda melampiaskan emosi bukan dengan menangis dan mencari dukungan saat dibutuhkan adalah langkah penting dalam membina kesejahteraan emosional.