Berbohong pada Anak, Membuat Mereka Tak Belajar Mengelola Emosi
Ilustrasi berbohong kepada anak (Freepik/katemangostar)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Mengasuh anak bukan tugas yang mudah. Terutama ketika Anda sudah membuat rencana, tetapi si buah hati menolaknya. Misalnya, ketika waktunya tidur siang, anak menolak karena sedang asik-asiknya bermain. Dengan segera trik kreatif dan mudah membuat sang anak menurut, orang tua mulai berbohong.

Lawrence J. Cohen Ph.D., pengajar keterampilan parenting dan penulis, menceritakan kasus tentang rekannya. Teman Cohen ini memutar film berbahasa Spanyol ketika anak-anaknya tak mau tidur siang. Anaknya bertanya “Kenapa tak bisa memahami film tersebut?”, dan orang tua menjawab “Karena kamu lelah dan saatnya harus tidur siang.” Kemudian ketika anak-anaknya terbangun diputar film yang sama dengan berbahasa Inggris, mereka paham bahasanya dan berpikir semua baik-baik saja.

Ketika orang tua membutuhkan solusi konflik, seringkali banjir emosi dan tak menemukan jalan selain tumbuhnya rasa jengkel. Kemudian berbohong untuk mendapatkan kemenangan jadi pilihan untuk dilakukan. Trik semacam contoh Cohen dilansir Psychology Today, Kamis, 13 April, di atas mungkin sesekali membantu. Tetapi sayangnya, ini mendasari bahwa emosi tidak dapat ditoleransi.

berbohong kepada anak
Ilustrasi berbohong kepada anak (Freepik)

Sederhananya, ketika berbohong agar anak tidur siang, orang tua tidak bisa menerima kekecewaan karena anak menolak tidur siang. Di samping contoh di atas, orang tua juga memilih berbohong untuk menghindari kesedihan. Artinya kerap berbohong untuk menghindari mengatakan yang sesungguhnya. Berbeda jika mengetahui batasan, sehingga bisa memulihkan keseimbangan emosional dan belajar menangani frustasi serta kekecewaan.

Pembelajaran membutuhkan latihan dengan sedikit frustasi dan kekecewaan. Saat anak menangis karena tak mau tidur siang, orang tua sering marah. Ini membuat anak tak bisa mengatur perasaan. Jadi lebih baik, saran Cohen, katakan “Ibu tahu mengecewakan memang menghentikan bermain dan tidur siang, dan ibu berada di sini bersamamu.”

Mungkin anak-anak menangis atau mengamuk meski dengan orang tua penuh kehangatan dan kasih sayang. Tetapi mereka belajar satu hal, mengelola emosi dan orang tua menoleransi emosi yang mereka rasakan tanpa harus berbohong.

Jujur pada anak-anak seringkali terasa kejam. Namun saran Cohen, tawarkan dukungan emosional saat mereka menerima kabar buruk. Baik kabar buruk tentang mereka harus berhenti bermain dan tidur siang, atau tak makan permen saat malam. Dukungan emosional ini bisa berbentuk apapun yang diterima anak-anak. Seperti pelukan atau perlindungan dan rasa nyaman serta aman.