Bagikan:

YOGYAKARTA - Berbohong ada dalam setiap budaya. Pada anak-anak, mereka mengembangkan ‘keterampilan’ tertentu ketika berbohong. Seperti merencanakan, menginterpretasi norma-norma sosial, hingga mengontrol secara semantik pernyataan palsu yang dibuat. Dalam beberapa hal, keterampilan tersebut adalah hal baik untuk perkembangan anak, dilansir Parenting For Brain, Kamis, 21 Juli.

Secara teoritis tentang pikiran, orang memahami bahwa orang lain memiliki keadaan mental yang berbeda karena terbentuk dari kenyataan yang berbeda. Oleh karena itu, orang tua perlu memahami keadaan mental dan kenyataan yang mendorong anak-anak ketika mereka berbohong. Berikut, terdapat 7 alasan kenapa anak-anak berbohong.

1. Untuk menghindari hukuman

Pada anak-anak, kebohongan bisa dipengaruhi bagaimana mereka memandang konsekuensi negatif. Jika dengan berbohong mereka tak mendapatkan hukuman, maka mereka mendapatkan konsekuensi positif dari pernyataan yang tak sesuai dengan kenyataan. Mungkin dengan berbohong mereka berharap tidak mendapatkan hukuman yang keras, seperti dipukul atau diperingatkan secara keras oleh orang tua.

Mengingat alasan ini, artinya orang tua perlu menimbang hukuman yang diberikan pada anak. Lebih jauh lagi, coba pahami apa situasi yang dihindari oleh anak-anak sehingga mereka berbohong.

alasan anak berbohong, mendeteksi kebohongan anak
Ilustrasi alasan berbohong dan mendeteksi kebohongan anak (iStockphoto)

2.Anak berbohong untuk menjelajahi kemungkinan

Alasan kedua ini, berkaitan dengan kebenaran yang sedang dijelajahi anak-anak. Ketika mereka cerita hal bohong, mereka mencoba mencari tahu kebenaran dari sisi yang berbeda. Mungkin, mereka mengatakan kebohongan ini karena penasaran atau untuk bersenang-senang.

3. Menyelamatkan harga diri

Misalnya, mereka berbohong soal prestasi dan pencapaian. Ini didorong untuk mencapai status yang lebih tinggi atau menyelamatkan harga diri dengan membual atau melebih-lebihkan pencapaian.

4. Untuk mendapatkan perhatian

Kebohongan yang diekspresikan secara terang-terangan, bertujuan mencari perhatian. Ketika anak-anak berbohong secara eksplisit, maka mereka tahu akan mendapatkan perhatian meskipun orang lain tahu yang sebenarnya.

alasan anak berbohong, mendeteksi kebohongan anak
Ilustrasi alasan berbohong dan mendeteksi kebohongan anak (iStockphoto)

5. Mereka bingung antara imajinasi dan kenyataan

Kebohongan sengaja dilakukan ketika seorang anak membuat pernyataan palsu dengan maksud menciptakan kepercayaan yang salah pada orang lain. Namun kadang-kadang, mereka mengira bahwa fantasi sebagai kehidupan nyata sehingga mereka tanpa sadar berbohong. Ketika si buah hati berbohong, orang tua perlu membantu meluruskan. Mungkin mereka merasa bingung tentang fantasi atau mencoba menyimpan rahasia.

Perlu diketahui, kebohongan fantasi mengandung unsur-unsur dari dunia khayalan. Biasanya, unsur-unsur ini adalah untuk menyalahkan atau melayani apa yang diinginkan.

6. Berbohong agar dikenal lebih ramah

Sejak dini, anak-anak diajarkan tidak berbohong. Tetapi dalam situasi sosial tertentu, mereka diajarkan secara eksplisit atau implisit untuk tidak boleh mengatakan kebenaran secara blak-blakan. Ini disebut sebagai white lies, yang mana dilakukan untuk menjaga kesopanan. Contohnya, ketika anak-anak menerima hadiah yang tidak ia inginkan. Mereka berbohong kepada orang dewasa dengan berpura-pura menyukainya.

Bahkan, anak-anak usia 3 tahun, tanpa disadari orang tua, sudah bisa berbohong untuk menghindari menyakiti perasaan orang lain. Misalnya, seorang anak percaya bahwa mengakui kesalahan akan membuat orang tuanya kecewa, maka terbuka kemungkinan untuk menyembunyikan kebenaran.

7. Berbohong untuk melindungi orang lain

Disebut dengan kebohongan altruistik, seorang anak mungkin berbohong untuk melindungi orang lain, seperti teman sebaya atau orang tuanya. Mereka kungkin tidak secara eksplisit diminta, tetapi merasa bahwa mereka harus melakukannya untuk membantu.

Dalam sebuah penelitian, menemukan bahwa berbohong meningkat seiring bertambahnya usia. Anak-anak yang lebih besar, lebih mampu mempertahankan kebohongan saat mereka ditanyai pertanyaan lanjutan. Ini tentu tak bisa diubah dalam semalam. Namun, orang tua dapat mencoba langkah-langkah tertentu untuk mencegah pola berbohong yang berulang.