JAKARTA - Merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kanker paru-paru, serangan jantung, bahkan stroke. Tapi, apakah merokok juga bisa memengaruhi kesehatan mental? Sebuah studi baru menunjukkan bahwa merokok dapat melipatgandakan risiko masalah kesehatan mental seperti depresi dan gangguan bipolar.
Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Acta Psychiatrica Scandinavica, dilansir dari Medical Daily, Kamis, 7 September, para peneliti dari Aarhus University mengevaluasi 337.140 peserta dari Biobank Inggris untuk memahami hubungan antara merokok dengan penyakit mental.
“Meski bukan satu-satunya penyebab, tapi rokok dapat tingkatkan risiko dirawat di rumah sakit karena penyakit mental sebesar 250 persen,” kata Doug Speed, salah satu penulis studi tersebut, dalam sebuah rilis berita.
“Rata-rata, orang-orang dari hasil data yang dikumpulkan mulai merokok pada usia 17 tahun. Dan biasanya akan dirawat di rumah sakit karena gangguan mental setelah usia 30 tahun,” tambah Speed.
Peneliti menemukan peluang seorang anak menjadi perokok akan tinggi jika orang tuanya juga perokok. Tim peneliti menemukan bahwa “gen yang berhubungan dengan merokok” yang diwarisi dari orang tua kandung memainkan peran penting dalam menentukan apakah seseorang akan menjadi perokok atau tidak.
“Saat melihat banyak perokok di database, kami menemukan sejumlah varian genetik yang berulang. Dengan melihat penelitian pada anak kembar, di mana si kembar memiliki gen yang sama tetapi tumbuh di rumah yang berbeda, kami dapat melihat bahwa sebanyak 43 persen kemungkinan kembar yang dibesarkan di lingkungan orang merokok cenderung akan jadi perokok,” jelas Speed.
BACA JUGA:
Penelitian ini tidak mengevaluasi mekanisme biologis dimana merokok menyebabkan masalah kesehatan mental. Para peneliti yakin masalah ini mungkin disebabkan oleh kerusakan otak akibat nikotin.
“Kami masih perlu menemukan mekanisme biologis hubungan antara merokok dengan gangguan mental. Salah satu teorinya adalah nikotin menghambat penyerapan neurotransmitter serotonin di otak, dan kami tahu bahwa orang dengan depresi tidak memproduksi cukup serotonin,” kata Speed.
“Penjelasan lain adalah bahwa merokok menyebabkan peradangan di otak, yang dalam jangka panjang dapat merusak bagian otak dan menyebabkan berbagai gangguan mental. Namun seperti yang saya katakan: Kami belum mengetahui secara pasti.”