Bagikan:

YOGYAKARTA – Trigger mental artinya stimulus yang menyebabkan atau memperburuk gejala penyakit mental. Ini sering terjadi pada orang yang memiliki riwayat trauma atau sedang dalam masa pemulihan dari penyakit mental, tindakan menyakiti diri, kecanduan, dan/atau gangguan makan. Jika seseorang yang memiliki riwayat salah satu masalah tersebut, ketika melihat, mendengar, mencium aroma tertentu, atau menyentuh tekstur, secara tak terduga dapat menyebabkan kambuh lagi.

Banyak trigger mental yang berbeda dan bisa menjadi stimulus. Seringkali, pemicunya dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Maka memahami, mengidentifikasi, dan berupaya mencegah pemicu dapat memberdayakan serta lebih efektif. Pemicu sangat bervariasi dari orang ke orang, tetapi dikategorikan menjadi berikut ini:

  1. Trigger eksternal, termasuk indra berpikir, suara, pemandangan, bai, tekstur yang menimbulkan respons berdasarkan pengalaman masa lalu. Contohnya, mencium bau cologne yang dikenakan oleh orang tersayang yang telah meninggal dunia dapat memicu kesedihan.
  2. Trigger internal, yaitu perasaan kuat yang muncul berdasarkan pengalaman masa lalu. Contohnya membuat janji dengan dokter setelah mengalami pengalaman medis yang negatif dapat memicu rasa takut.
  3. Trigger trauma, perasaan kuat yang muncul berdasarkan trauma masa lalu. Contohnya, suara petasan dapat menjadi pemicu trauma bagi para veteran perang.
  4. Trigger gejala, perubahan fisik dapat memicu masalah kesehatan mental yang lebih besar. Contoh, kurang tidur bisa memicu gejala gangguan bipolar.
trigger mental artinya dan strategi mengatasinya
Ilustrasi trigger mental artinya dan strategi mengatasinya (Freepik)

Dilansir laman Heels Care Network, The University of North Carolina of Chapel Hill, Jumat, 25 Agustus, bagi sebagian orang trigger dapat menyebabkan respons fisik. Seperti napas berat, berkeringat, menangis, dan reaksi emosional tertentu lainnya seperti berpikir sedang diserang. Trigger ini bagi sebagian orang bersifat bahaya dan menyebabkan kekambuhan.

Cara mengatasi trigger mental

Setelah mengalami suatu trigger, seseorang mungkin mempunyai perasaan negatif yang besar. Misalnya merasa kewalahan, ketidakberdayaan, ketakutan, dan lainnya. Perasaan ini dapat merugikan kesehatan mental dan seringkali membutuhkan cara pencegahan. Terdapat banyak strategi penanggulangan, namun semuanya harus dilakukan secara fokus yang bertujuan mengurangi dampak pemicu dan kekuatan reaksi emosional. Cara mencegah trigger mental memicu respons tertentu, diantaranya sebagai berikut:

1. Belajar mengidentifikasi

Pertimbangkan reaksi terhadap pemicu di masa lalu. Ini termasuk siapa atau apa yang terlibat, di mana, kapan, dan mengapa hal itu terjadi. Pola dan tanda-tanda risiko perlu diamati secara jelas supaya situasi serupa dapat dicegah.

trigger mental artinya dan strategi mengatasinya
Ilustrasi trigger mental artinya dan strategi mengatasinya (Freepik/rawpixel.com)

2. Buar rencana untuk mengatasinya

Untuk mencegah trigger mental memicu reaksi emosional, buatlah rencana untuk mengatasinya. Anda mungkin ingin berbicara dengan orang-orang terdekat atau tim perawatan profesional untuk memberi tahu mereka cara terbaik untuk membantu Anda saat trigger tersebut muncul. Pastikan berhati-hati mengatasi trigger mental yang terjadi berulang kali. Karena setiap kali terpicu, reaksi emosional mungkin semakin besar.

3. Fokus menangani masalah

Cara ketika mencegah trigger mental memicu reaksi emosional, hadapi pemicu stres Anda secara langsung. Atau mencoba menemukan solusi terhadap pemicu stres tersebut. Misalnya perjalanan melewati rumah sakit dapat menyebabkan mengingat trauma dari rumah sakit tersebut, maka temukan rute lainnya.

4. Fokus pencegahan pada emosi

Ketika Anda tidak dapat menghilangkan atau menghindari pemicunya, fokuslah mengatur reaksi Anda terhadap pemicu stres yang dapat membantu mengurangi dampak pemicu stres tersebut. Misalnya dengan meditasi yang membantu mengurangi stres dan kecemasan.

trigger mental artinya dan strategi mengatasinya
Ilustrasi trigger mental artinya dan strategi mengatasinya (Freepik/yanalya)

5. Berkomunikasi jika seseorang memicu reaksi emosional Anda

Seseorang bisa memicu yang lain dan seringkali tidak sengaja. Maka bicarakan dengan mereka tentang dampak tindakan mereka untuk menjernihkan kesalahpahaman dan mempertimbangkan solusi yang mungkin dilakukan. Dialog harus dilakukan secara terbuka, tenang, dan penuh pengertian. Jika orang yang mentrigger menolak, sebaiknya tetapkan batasan yang jelas.

6. Temukan terapi yang tepat

Jenis terapi tertentu telah terbukti efektif dalam mengatasi trigger mental, seperti terapi paparan dan terapi EMDR. Support system juga dapat membantu agar tidak merasa sendirian. Selain itu, penting untuk memeriksa realitas pikiran Anda. Untuk itu, minimalkan eskalasi pikiran dan perasaan sehingga berguna menilai kewajaran realitas tertentu. Cara untuk memeriksa realitas pikiran, pertama, dengan memeriksa fakta. Kedua, pertimbangkan distorsi kognitif, reframe, proporsionalitas reaksi, dan praktikkan perawatan diri atau self-care.

Meskipun trigger mental sulit untuk dikendalikan, tetapi Anda bisa belajar mengontrol reaksi sebagai respons tertentu terhadap pemicu.  Karena apapun yang bisa dikontrol atau dikendalikan berkaitan dengan mental, dapat membantu kita tetap sehat.