Bagikan:

YOGYAKARTA - Baby blues syndrome merupakan sekumpulan gejala berupa kesedihan, kecemasan, stres, dan perubahan suasana hati yang terjadi pada beberapa hari setelah seorang ibu melahirkan.  

Melansir dari AI-Care.id,enderita baby blues syndrome biasanya akan mengalami perubahan suasana hati, menjadi lebih sering menangis, sering merasa cemas tanpa alasan yang jelas, dan kesulitan tidur. Selain itu, pengidap baby blues syndrome dapat merasa tertekan pada saat berharap akan merasa bahagia setelah memiliki bayi.

Baby blues syndrome pada umumnya terjadi dalam beberapa hari setelah melahirkan, dimulai dalam dua hingga tiga hari pertama setelah melahirkan, dan dapat berlangsung hingga dua minggu. Akan tetapi, jika Anda mengalami proses persalinan yang sangat sulit, Anda mungkin akan mengalami gejala baby blues syndrome lebih cepat. Sekitar 80 persen atau sebanyak 4 dari 5 ibu yang baru melahirkan akan mengalami gejala-gejala baby blues syndrome selama periode waktu yang singkat. 

Sekitar 70 sampai 80 persen dari semua ibu yang baru melahirkan, mengalami beberapa perasaan negatif atau perubahan suasana hati setelah kelahiran anak mereka. Meskipun baby blues syndrome menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan, kondisi ini biasanya mereda dalam waktu dua minggu tanpa pengobatan.

Penyebab Baby Blues

Penyebab dari baby blues syndrome belum diketahui secara pasti saat ini. Akan tetapi, kejadian baby blues syndrome sering dikaitkan dengan terjadinya perubahan pada fisik dan emosional seorang ibu. Pada fisik seorang ibu yang baru melahirkan terjadi perubahan hormon secara ekstrim selama kehamilan dan setelah bayi lahir.

Tingkat hormon estrogen dan progesteron (hormon reproduksi wanita) meningkat sepuluh kali lipat selama kehamilan tetapi akan mengalami penurunan tajam setelah melahirkan. Pada tiga hari setelah persalinan, kadar hormon-hormon ini turun kembali ke tingkat sebelum hamil. Perubahan hormonal inilah yang dapat menghasilkan perubahan kimiawi di otak yang mengakibatkan timbulnya baby blues syndrome. Selain itu, perubahan emosional yang terkait dengan memiliki bayi juga menciptakan peningkatan risiko baby blues syndrome.

Ketika seorang ibu memiliki jam tidur yang kurang dan kewalahan dalam mengurus bayinya, maka mungkin akan mengalami kesulitan dalam menangani masalah yang kecil sekalipun. Ibu juga mungkin merasa cemas tentang kemampuannya dalam hal merawat bayi yang baru lahir, merasa kurang menarik, merasa kehilangan identitas diri, atau merasa bahwa telah kehilangan kendali atas hidupnya. Salah satu dari masalah ini dapat berkontribusi pada timbulnya baby blues syndrome.

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya baby blues syndrome antara lain:

  • Memiliki riwayat depresi atau gangguan disforik pramenstruasi (Premenstrual Dysphoric Disorder-PMDD).
  • Memiliki riwayat depresi atau gangguan mood pada keluarga
  • Dukungan sosial terbatas
  • Terdapat konflik dalam pernikahan
  • Terdapat riwayat depresi selama kehamilan atau pada kehamilan sebelumnya
  • Memiliki riwayat gangguan bipolar
  • Pernah mengalami peristiwa yang membuat stres selama kehamilan, seperti komplikasi kehamilan, penyakit, atau kehilangan pekerjaan
  • Bayi Anda memiliki masalah kesehatan atau kebutuhan khusus lainnya
  • Memiliki anak kembar, kembar tiga, atau kelahiran ganda lainnya
  • Mengalami kesulitan menyusui
  • Memiliki masalah keuangan
  • Kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan

Gejala

Gejala baby blues syndrome biasanya mulai muncul dua hingga tiga hari setelah bayi lahir. Pada sebagian besar kasus, baby blues syndrome hilang dengan sendirinya, biasanya dalam 10 hari tetapi terkadang hingga 14 hari setelah persalinan. Gejala baby blues syndrome  yang dirasakan dapat bervariasi antar individu, yang mungkin meliputi:

  • Merasa cengeng atau mudah menangis karena masalah kecil
  • Mengalami perubahan suasana hati dengan cepat tanpa alasan yang jelas atau menjadi sangat mudah tersinggung
  • Merasa tidak terikat dengan bayi Anda
  • Kehilangan bagian dari kehidupan lama Anda, seperti kebebasan untuk pergi keluar dengan teman-teman
  • Khawatir atau merasa cemas tentang kesehatan dan keselamatan bayi Anda
  • Merasa gelisah atau mengalami insomnia (sulit tidur), meskipun Anda merasa kelelahan
  • Mengalami kesulitan membuat keputusan yang mudah atau tidak dapat berpikir jernih
  • Tidak ingin makan atau merawat diri sendiri karena kelelahan
  • Merasa kewalahan dalam mengurus bayi
  • Ketidaksabaran

Cara Mengatasi Sindrom Baby Blues

Tidak diketahui pasti apa yang menyebabkan Sindrom Baby Blues. Para ilmuwan menduga bahwa hal ini masih ada kaitannya dengan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dan pasca melahirkan. Perubahan hormonal dapat menghasilkan perubahan kimia di otak yang mengakibatkan depresi.

Selain itu, banyak penyesuaian yang harus dilakukan oleh sang ibu seperti perubahan jam tidur, menyusui di tengah malam, harus selalu bangun ketika bayi menangis, dan lain sebagainya membuat ibu terkadang merasa kewalahan.

Tak perlu merasa tidak berguna saat gejala-gejala Sindrom Baby Blues muncul. Di masa transisi ini, memang sudah sewajarnya bila Anda membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas baru. Berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan bila sedang mengalami baby blues:

Tidur cukup

Bila Anda berpikir mustahil untuk mendapatkan tidur cukup, dengarkan nasehat teman-teman yang lebih dahulu berpengalaman dengan anak pertama, tidurlah saat bayi Anda tidur!

Tak apa untuk membiarkan cucian menumpuk atau lantai yang belum disapu, cukupkan istirahat Anda dan pulihkan terlebih dahulu energi Anda. Ketika tubuh sudah mendapatkan kembali energinya, Anda dapat kembali menyelesaikan tugas yang belum sempat dilakukan.

Makan makanan bergizi

Berikan tubuh Anda makanan bergizi yang dapat menjadi "bahan bakar" bagi tubuh untuk mengurus bayi dan rumah. Tidak perlu takut atau membatasi makanan ini dan itu, pastikan saja Anda tetap kenyang sehingga Anda punya energi ketika tiba-tiba si kecil tidak ingin jauh dari Anda.

Minta bantuan

Apabila Anda merasa kewalahan antara mengurus bayi dan rumah, bicarakan hal ini dengan pasangan. Minta agar ia lebih banyak terlibat dalam urusan domestik rumah tangga serta mengurus kebutuhan Anda dan bayi. Kerja sama yang baik antara Anda dan pasangan akan membantu Anda melewati masa transisi agar tidak merasa semua beban diletakkan pada bahu Anda.

Mencari teman bicara

Apabila Anda seringkali tiba-tiba merasa sedih, cari teman untuk berbicara. Tak harus seorang terapis, Anda juga bisa membicarakan ketidaknyamanan yang Anda rasakan dengan keluarga atau sahabat yang tidak akan semakin menyudutkan Anda. Cari sahabat yang dapat memberikan dukungan dan semangat sehingga Anda dapat melewati masa transisi dengan baik.

Jadi setelah mengetahui penyebab baby blues, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!