Mengenal Apa Itu Gangguan Kesehatan Mental yang Dialami Yudo Andreawan serta Pengobatannya
Ilustrasi (Darya Sannikova/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Yudo Andreawan, pria yang sempat viral mengamuk di beberapa stasiun kereta api beberapa waktu lalu akhirnya berhasil diamankan polisi pada Jumat, 14 April pagi. Saat diinterogasi, Yudo mengaku sebagai penderita mental disorder atau gangguan kesehatan mental.

Bagi Anda yang belum familiar dengan mental disorder, VOI berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan dr. Hanifa Rahma dari AiCare. Akan menjelaskan secara rinci mengenai pengertian mental disorder beserta teknik pengobatannya.

Menurut WHO dan panduan DSM-5 (Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorders 5), gangguan mental dicirikan sebagai suatu gangguan yang secara klinis bersifat signifikan pada fungsi kognitif, regulasi emosi, atau perilaku seseorang.

Ada pola perilaku atau gejala psikologis yang berdampak pada banyak bagian di kehidupannya, memberikan suatu kesulitan atau tekanan baik dalam kehidupan sosial, pekerjaan, dan aktivitas penting bagi individu yang merasakan gejala-gejala tersebut.

Gangguan mental bisa memengaruhi pemikiran, perasaan, suasana hati, perilaku serta kemampuan seseorang dalam berfungsi sehari-hari. Menurut dr. Hanifa, terdapat ratusan kondisi terkait masalah psikologis yang terdaftar pada DSM-5.

Jenis Penyakit

Ada banyak jenis dari gangguan mental yang sulit disebutkan satu-persatu. Namun ada beberapa gangguan yang umum didengar oleh masyarakat, seperti:

  • Depresi
  • Gangguan kecemasan/ansietas, meliputi gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan kecemasan sosial, atau fobia
  • Gangguan bipolar dan gangguan suasana hati lainnya
  • Gangguan makan seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa atau binge-eating disorder
  • Gangguan kepribadian, sebuah kondisi kejiwaan yang mempengaruhi cara pikir, merasa, dan bersikap
  • Gangguan stres pasca trauma
  • Gangguan disosiatif
  • Gangguan somatoform adalah kondisi psikologis di mana seseorang mengalami gejala pada tubuh yang tidak dapat dijelaskan melalui diagnosis medis atau sistem saraf. 
  • Gangguan tidur seperti insomnia, narkolepsi, sleepwalking, dll.
  • Gangguan psikotik, yaitu gangguan yang memengaruhi cara individu dalam melihat dan merasakan realita dan tidak bisa membedakan yang nyata dan yang tidak, seperti skizofrenia
  • Gangguan terkait perkembangan otak seperti gangguan spektrum autisme, ADHD.

Pengobatannya

Sayangnya sampai saat ini, sebagian besar orang-orang dengan gangguan mental masih belum mendapat akses untuk mendapatkan pengobatan yang efektif. Banyak orang yang mengalami stigma, diskriminasi dan pelanggaran hak asasi manusia. 

Individu dengan gangguan mental memerlukan dukungan untuk menjaga hubungan pribadi, keluarga dan hubungan sosialnya.

Pengobatannya sendiri bergantung dengan jenis gangguan mental yang dimiliki serta seberapa serius gangguannya tersebut. Banyak jenis terapi yang bisa dijalani, ada yang memerlukan edukasi, obat-obatan, psikoterapi, support group, terapi stimulasi otak, dan lain-lain. Pasien bisa mendapat salah satu atau kombinasi dari terapi-terapi di atas.

Nah untuk obat-obatan sendiri bisa memengaruhi individu dalam berbagai cara, dan mungkin perlu proses untuk menemukan obat yang cocok dan efektif dengan efek samping yang sedikit. Apakah pasien diberikan obat atau tidak tergantung dengan gangguan mental yang menjadi diagnosisnya, keluhan dan gejala yang dialami, serta seberapa berat masalah kesehatan mental tersebut memengaruhi mereka.

Obat-obatan biasanya diberikan untuk:

  • Mengatasi berbagai jenis gangguan mental
  • Mengurangi keluhan yang timbul akibat gangguan mental yang dialami
  • Mencegah kekambuhan dari gejala dan gangguan mental

Ada beberapa macam obat untuk mengatasi gangguan mental, contohnya:

  • Obat antidepresan

Biasanya diresepkan untuk membantu mengatasi depresi derajat sedang atau berat, bisa juga diberikan pada kondisi medis lain seperti ansietas, gangguan makan, OCD, dll.

  • Obat antipsikotik

Golongan obat ini biasanya diresepkan untuk mengurangi gejala psikosis, yaitu suatu kondisi yang melibatkan hilangnya kontak dengan realita.

Individu yang mengalami gejala psikosis dapat merasakan delusi (memiliki suatu kepercayaan terhadap suatu hal yang jelas salah dan tidak bisa dibenarkan oleh orang lain, orang dengan delusi umumnya sangat percaya bahwa delusi mereka benar adanya) atau halusinasi (mendengar, melihat atau mencium hal-hal yang tidak didengar, dilihat atau dicium oleh orang lain). Golongan obat ini biasanya diberikan untuk penyakit skizofrenia atau gangguan skizoafektif.

  • Obat penenang

Obat penenang atau obat tidur bisa diberikan pada individu yang mengalami insomnia berat atau bisa membantu untuk mengatasi gejala kecemasan hebat, seperti serangan panik.

  • Mood stabilizer

Golongan obat ini biasanya diberikan untuk mengatasi gangguan bipolar dan keluhan terkait perubahan suasana hati yang dikaitkan dengan gangguan mental.

  • Obat stimulan

Golongan obat ini bisa meningkatkan fokus, kewaspadaan, perhatian dan energi. Dapat diberikan pada pasien ADHD dan narkolepsi (gangguan tidur berkepanjangan yang ditandai dengan rasa mengantuk pada siang hari yang berlebihan serta serangan tidur yang mendadak).

Durasi pengobatannya juga tergantung dengan kondisi medis yang dialami, mungkin saja ada yang memerlukan obat selama beberapa waktu. Namun ada juga yang perlu mendapat pengobatan dalam waktu lama, mungkin saja karena pasien mengalami masalah berulang terkait kesehatan mentalnya atau ada risiko signifikan terjadinya kekambuhan gejala bila mereka berhenti meminum obat.

Pada beberapa kasus di mana gangguan mental mereka sudah tergolong berat atau mereka berisiko melukai diri sendiri atau orang lain, mereka mungkin perlu pengobatan yang lebih intensif. Pasien juga mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan mendapat perawatan intensif dari tenaga kesehatan profesional.